PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kenaikan tarif Tol Pekanbaru-Dumai diprediksi berpotensi akan menambah kontraksi terjadinya inflasi di Kota Pekanbaru selama bulan suci Ramadan hingga Idulfitri 1445 H.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pekanbaru Khairunnas saat menjadi narasumber pada pelaksanaan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pekanbaru belum lama ini mengatakan, salah satu dari indikator yang potensial menyebabkan kenaikan inflasi adalah kenaikan tarif Tol Pekanbaru-Dumai.
”Bahkan berdasarkan grafik kenaikan inflasi di Kota Pekanbaru tahun 2022 lalu yang mencapai 7,04 persen sangat mirip dengan kondisi yang terjadi di awal tahun 2024 ini dan telah tergambarkan dari grafik pada bulan Februari dan Maret,” katanya.
Potensi inflasi ini perpotensi terjadi dikarenakan kenaikan tarif tolnya serta kenaikan biaya angkutan darat yang melalui ruas tol dikarenakan tahun ini bulan ramadan jatuh di antara bulan Maret dan April 2024, sehingga peluang inflasi juga dapat terjadi dalam dua bulan ini bisa saja terjadi setelah Idulfitri.
Pasalnya, dalam momen Hari Raya Idulfitri akan terjadi lonjakan terhadap arus transportasi di Kota Pekanbaru melalui jalur udara dan penerapan tuslah yang berkaitan dengan naiknya tarif angkutan umum baik darat laut maupun udara.
”Kalau kenaikan harga tiket pesawat setiap Idulfitri dan hari besar keagamaan itu sudah menjadi langganan tetap setiap tahunnya. Nah, untuk angkutan lainnya, kalau memang nantinya ada kenaikan, maka itu nantinya juga akan mempengaruhi terhadap besaran inflasi yang terjadi di Kota Pekanbaru,” ucapnya.
Dijelaskan Khairunnas kondisi ini akan menyebabkan kenaikan harga komoditas yang saat ini juga sedang dilakukan upaya sinergi oleh Pemerintah Kota Pekanbaru dan TPID untuk mengendalikannya.
Karena inflasi di Kota Pekanbaru pada tahun 2024 ini berkisar 2,5 persen plus 1 dengan penyumbang inflasi adalah fluktuasi harga komoditas pangan yang disebabkan mayoritas pangan di Kota Pekanbaru berasal dari luar daerah, khususnya Sumbar dan Jawa.
”Pemerintah Kota Pekanbaru harus membuka akses lebih luas ke daerah lain termasuk ke Sumatera Utara untuk bisa membanjiri pasokan komoditas cabai sehingga bisa menekan potensi fluktuasi harga,” katanya.(ayi)