KAIRO (RIAUPOS.CO) – PERUNDINGAN gencatan senjata masih berlanjut. Senin (4/3) perundingan yang digelar di Kairo memasuki hari kedua. Para mediator masih terus membahas hal itu. Mediasi tersebut diupayakan agar tercapai gencatan senjata pada awal bulan suci Ramadan pekan depan.
Dilansir dari Agence France-Presse (AFP), mediator dan utusan Hamas disebut telah membuat kemajuan signifikan menuju gencatan senjata di Gaza. Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS) telah mendorong gencatan senjata dalam agresi Israel yang telah berlangsung hampir lima bulan. Dalam perundingan kemarin, dibahas proposal terbaru yang menyerukan gencatan senjata selama enam pekan dan termasuk langkah pembebasan sandera kedua pihak.
Hal itu juga diamini Wakil Presiden AS Kamala Harris. Dia menyerukan bahwa gencatan senjata selama enam pekan harus segera dilakukan. ‘’Mengingat besarnya skala penderitaan di Gaza, harus ada gencatan senjata segera setidaknya selama enam pekan ke depan. Dan itulah yang saat ini sedang dibahas,’’ ujarnya seperti dilansir dari Al Jazeera.
Harris mengaku prihatin atas kondisi yang terjadi di Gaza. Dia menyatakan sedih melihat warga Palestina, terutama di Gaza, harus berjuang dan terpaksa memakan pakan ternak untuk bertahan hidup. Hal itu akibat Israel yang terus membatasi akses bantuan kemanusiaan. ‘’Kita telah melihat laporan keluarga yang makan daun-daunan atau pakan ternak, perempuan melahirkan bayi yang kekurangan gizi, dengan sedikit atau tanpa perawatan medis, serta anak-anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi,’’ ungkap mantan senator California tersebut.
Harris menekankan, tragedi kemanusiaan ini memaksa seluruh pihak untuk segera mengambil tindakan. Dia pun menegaskan kembali komitmen Presiden AS Joe Biden untuk segera memberikan lebih banyak bantuan. Demi menyelamatkan nyawa warga Palestina yang tidak bersalah dan membutuhkan. Meski tidak bisa dimungkiri, AS masih memberikan bantuan militer untuk Israel.
Israel juga didorong untuk membiarkan bantuan kemanusiaan masuk lebih banyak bagi warga Gaza. ”Seperti yang telah saya katakan berkali-kali, jumlah warga Palestina tidak berdosa yang tewas terbunuh sudah terlalu banyak,” tutur Harris.
Kemarin petinggi kabinet perang Israel Benny Gantz dijadwalkan bertemu dengan Harris untuk membahas upaya gencatan senjata dan peningkatan bantuan kemanusiaan. Gantz juga diagendakan bertemu secara terpisah dengan penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan. Salah seorang pejabat Gedung Putih yang enggan disebut namanya menjelaskan, Gantz juga diagendakan bertemu dengan Menlu AS Antony Blinken.
Kepergian Gantz ke AS kabarnya memantik emosi dari PM Israel Benjamin Netanyahu. Gantz merupakan rival politik Netanyahu. Menurut seorang pejabat Israel, kepergian Gantz ke AS menunjukkan makin terkuaknya perpecahan dalam kepemimpinan negara Zionis itu hampir lima bulan setelah perang dengan Hamas. Perjalanan Gantz ke AS juga kabarnya tidak mendapatkan izin dari Netanyahu.
”Tuan Gantz, masuknya Anda ke dalam pemerintahan dimaksudkan untuk menciptakan persatuan di saat darurat, bukan untuk menjadi kuda Troya,” kata Menteri Kerja Sama Regional Israel Doudi Amsellem melalui postingan di X.(dee/bay/esi)
Laporan JPG, Kairo