Rabu, 5 Februari 2025

BSI Target Peningkatan 3 Juta Nasabah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus mendorong peningkatan customer based. Melalui perluasan literasi, optimalisasi branding, dan penguatan sektor potensial. Sejalan dengan tren positif kinerja ekonomi dan keuangan syariah tahun lalu.

Laporan State of Global Islamic Economy (SGIE) 2023 menempatkan Indonesia di peringkat ketiga. Sejalan dengan momentum itu, Direktur Sales and Distribution BSI Anton Sukarna menargetkan peningkatan jumlah nasabah sebesar 2-3 juta per tahun. ‘’Hal ini menjadi optimis mengingat saat ini penambahan jumlah customer baru BSI sekitar 200-240 ribu setiap bulan,” katanya, Rabu (28/2).

Hingga akhir Desember 2023, jumlah customer based BSI mencapai 19,65 juta. Tumbuh 10,53 persen secara tahunan. Seiring berbagai langkah strategis seperti literasi syariah, branding, serta sektor potensial ekosistem halal bisnis BSI. Seperti haji dan umroh, ZISWAF, pesantren, pendidikan, kesehatan, kosmetik, segmen ritel dan emas.

Di sisi lain, pertumbuhan nasabah BSI tak lepas dari pengembangan produk layanan yang variatif. Salah satunya masuk dalam pasar modal syariah melalui pembukaan rekening dana nasabah (RDN). Perseroan juga mendorong instrumen wakaf untuk bisa diakses lewat BSI Deposito Wakaf.

Baca Juga:  Daihatsu Taja Jicomfest 2019

“Saat ini bekerjasama dengan nazhir (penerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan,red) salah satu kampus,” jelas Anton.

Tujuannya yaitu penetrasi pasar dengan produk deposito. Namun bagi hasilnya nanti akan berkelanjutan untuk optimalisasi pendidikan di indonesia. Khususnya bagi mahasiswa berprestasi yang tidak mampu. ‘’Ini menjadi added value BSI yang tidak hanya fokus pada financial solution, melainkan sosial dan spiritual. Artinya, satu orang mungkin nanti akan memiliki lebih dari dua sampai tiga produk syariah yang bisa dipakai dalam aktivitasnya,” ujarnya.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan, ekonomi dan keuangan syariah mengalami peningkatan di 2023. Makanan dan minuman halal serta fashion muslim (modest) jadi fokus pengembangan industri ekonomi halal 2024.

Dari sisi keuangan, peran perbankan syariah terus mengalami peningkatan. Tercermin dari pertumbuhan pembiayaan syariah di sektor riil meningkat 15,8 persen sepanjang 2023. Angka tersebut di atas penyaluran kredit dan pembiayaan keuangan sektor riil secara keseluruhan yang tumbuh sekitar 10,5 persen.

Baca Juga:  Jaga Pasokan Listrik, PLN Fokuskan Pembelian Batu Bara Langsung

Hanya saja, Indonesia masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan. Di antaranya, meningkatkan produksi, ketersediaan, dan bahan baku halal. Selain itu, pertumbuhan keuangan syariah masih. Seperti mengembangkan model bisnis, perluasan basis investor, dan pemanfaatan digitalisasi.

Pemahaman masyarakat tentang keuangan syariah juga masih menjadi pekerjaan rumah. Tercatat indeks literasi keuangan syariah 2022 sebesar 9,14 persen. “BI harus bersama OJK, dan para pegiat ekonomi syariah harus terus melakukan sosialisasi. Ini semua menjadi tanggung jawab bersama. Perlu kerja keras, konsistensi, dan kolaborasi,’’ ucap Juda.

Memasuki 2024, BI berkomitmen untuk terus memperkuat pondasi ekonomi dan keuangan syariah. Salah satunya melalui pengembangan industri ekonomi halal. Fokus pada sektor makanan dan minuman halal (halal food) serta fashion muslim.

Dari sisi halal food, strategi pengembangan ekosistem akan dilakukan melalui perluasan model ekosistem pertanian, perikanan, dan peternakan di pesantren. Serta jaminan produk halal.

“Termasuk peningkatan kapasitas RPH (rumah penyembelihan hewan) dan RPA (rumah penyembelihan ayam). Lalu, pengembangan ekosistem ekspor produk halal,” terangnya.(jpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus mendorong peningkatan customer based. Melalui perluasan literasi, optimalisasi branding, dan penguatan sektor potensial. Sejalan dengan tren positif kinerja ekonomi dan keuangan syariah tahun lalu.

Laporan State of Global Islamic Economy (SGIE) 2023 menempatkan Indonesia di peringkat ketiga. Sejalan dengan momentum itu, Direktur Sales and Distribution BSI Anton Sukarna menargetkan peningkatan jumlah nasabah sebesar 2-3 juta per tahun. ‘’Hal ini menjadi optimis mengingat saat ini penambahan jumlah customer baru BSI sekitar 200-240 ribu setiap bulan,” katanya, Rabu (28/2).

- Advertisement -

Hingga akhir Desember 2023, jumlah customer based BSI mencapai 19,65 juta. Tumbuh 10,53 persen secara tahunan. Seiring berbagai langkah strategis seperti literasi syariah, branding, serta sektor potensial ekosistem halal bisnis BSI. Seperti haji dan umroh, ZISWAF, pesantren, pendidikan, kesehatan, kosmetik, segmen ritel dan emas.

Di sisi lain, pertumbuhan nasabah BSI tak lepas dari pengembangan produk layanan yang variatif. Salah satunya masuk dalam pasar modal syariah melalui pembukaan rekening dana nasabah (RDN). Perseroan juga mendorong instrumen wakaf untuk bisa diakses lewat BSI Deposito Wakaf.

- Advertisement -
Baca Juga:  BSI Incar Pusat Industri untuk Penyaluran KPR FLPP

“Saat ini bekerjasama dengan nazhir (penerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan,red) salah satu kampus,” jelas Anton.

Tujuannya yaitu penetrasi pasar dengan produk deposito. Namun bagi hasilnya nanti akan berkelanjutan untuk optimalisasi pendidikan di indonesia. Khususnya bagi mahasiswa berprestasi yang tidak mampu. ‘’Ini menjadi added value BSI yang tidak hanya fokus pada financial solution, melainkan sosial dan spiritual. Artinya, satu orang mungkin nanti akan memiliki lebih dari dua sampai tiga produk syariah yang bisa dipakai dalam aktivitasnya,” ujarnya.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan, ekonomi dan keuangan syariah mengalami peningkatan di 2023. Makanan dan minuman halal serta fashion muslim (modest) jadi fokus pengembangan industri ekonomi halal 2024.

Dari sisi keuangan, peran perbankan syariah terus mengalami peningkatan. Tercermin dari pertumbuhan pembiayaan syariah di sektor riil meningkat 15,8 persen sepanjang 2023. Angka tersebut di atas penyaluran kredit dan pembiayaan keuangan sektor riil secara keseluruhan yang tumbuh sekitar 10,5 persen.

Baca Juga:  Daihatsu Taja Jicomfest 2019

Hanya saja, Indonesia masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan. Di antaranya, meningkatkan produksi, ketersediaan, dan bahan baku halal. Selain itu, pertumbuhan keuangan syariah masih. Seperti mengembangkan model bisnis, perluasan basis investor, dan pemanfaatan digitalisasi.

Pemahaman masyarakat tentang keuangan syariah juga masih menjadi pekerjaan rumah. Tercatat indeks literasi keuangan syariah 2022 sebesar 9,14 persen. “BI harus bersama OJK, dan para pegiat ekonomi syariah harus terus melakukan sosialisasi. Ini semua menjadi tanggung jawab bersama. Perlu kerja keras, konsistensi, dan kolaborasi,’’ ucap Juda.

Memasuki 2024, BI berkomitmen untuk terus memperkuat pondasi ekonomi dan keuangan syariah. Salah satunya melalui pengembangan industri ekonomi halal. Fokus pada sektor makanan dan minuman halal (halal food) serta fashion muslim.

Dari sisi halal food, strategi pengembangan ekosistem akan dilakukan melalui perluasan model ekosistem pertanian, perikanan, dan peternakan di pesantren. Serta jaminan produk halal.

“Termasuk peningkatan kapasitas RPH (rumah penyembelihan hewan) dan RPA (rumah penyembelihan ayam). Lalu, pengembangan ekosistem ekspor produk halal,” terangnya.(jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari