Pandemi Covid-19 yang merupakan peristiwa epidemi dan penyebaran penyakit yang disebabkan virus corona- 2019 telah memberikan dampak yang sangat besar dan banyak pada berbagai bidang kehidupan, yang kini juga telah dirasakan efeknya di dunia pendidikan. Sudah lebih dari 6 bulan instruksi pemerintah untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR) bagi siswa dan mahasiswa.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran jarak jauh secara online, tentunya akan sangat dekat dengan pemanfaatan teknologi informasi, baik melalui Whatsapp, Zoom, Google Meet, Google Form, dan lain sebagainya yang digunakan sebagai media perantara proses belajar dan mengajar. Oleh karena itu, orang tua wali mau tidak mau dan bisa tidak bisa harus terbuka dengan teknologi agar pembelajaran anak mereka berjalan dengan lancar dan baik. Dengan demikian, keterbukaan orang tua/wali terhadap teknologi berguna sebagai jembatan pembelajaran antara guru sekolah dan anak mereka.
Namun di beberapa daerah pedesaan yang akses internetnya sulit, orang tua dan anaknya haruslah melakukan upaya ekstra untuk mencari cara dan solusi yang bisa dilakukan untuk dapat mengikuti proses pembelajaran dan menyelesaikan tugas mata pelajaran yang diberikan oleh guru bisa terselesaikan tepat waktu sesuai yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Para orang tua harus peduli, perhatian dengan menanyakan kepada anak – anak mereka dan orang tua dari anak – anak lainnya sesering mungkin tentang tugas akademis atau tugas sekolah untuk anak mereka. Orang tua (baik bapak maupun ibu) harus bisa membantu anaknya belajar semaksimal mungkin, karena menurut penggiat pendidikan Amerika Olmsted (2013), pentingnya bantuan dari orangtua dalam pembelajaran online atau jarak jauh ini adalah untuk menambah kemampuan dan meningkatkan semangat belajar anak sekaligus juga dapat meningkatkan keharmonisan antara anak dan orang tua itu sendiri.
Selain itu kehadiran orang tua juga merupakan pendamping atau sebagai guru untuk anaknya. Jika ada materi yang guru berikan kurang jelas dan kurang paham bagi anak maka orang tua dapat mengajar dan mencari solusi atas permasalahan atau kesulitan anaknya. Sehingga dengan bantuan orang tua, diharapkan proses belajar – mengajar menjadi lebih positif dan efektif. Akibat pandemi Covid-19 ini selain anak tidak dapat belajar disekolah juga membatasi waktu bermain anak, sehingga hal ini memaksa anak untuk menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dalam keadaan yang tentunya membuat anak akan merasa jemu dan bosan kalau dibiarkan berterusan jika tidak ada hal lain yang bisa membuat anak betah dan nyaman berada dirumah saja. Menurut psikolog Mike S Tejasaputra, anak–anak mudah bosan.
Oleh karena itu, anak perlu terus dirangsang dengan menawarkan mainan atau cara bermain yang baru dan positif guna memuaskan keingintahuan anak. Ini tentu menuntut orang tua/ wali harus menjadi selalu kreatif. Dengan adanya virus Corona ini, berharap kita bisa mengambil hikmah dari proses pembelajaran dirumah yaitu diharapkan lahirnya kesadaran akan pentingnya pendidikan keluarga, kedekatan dan keakraban keluarga yang mungkin bisa semakin lebih erat dan harmonis lagi, adanya kerja sama yang baik antara anak dan orang tua, dan orang tua dengan guru – guru anaknya. Orang tua/ wali hendaknya juga selalu berkomunikasi dengan guru–guru di sekolah anaknya sehingga orang tua tau apa saja kegiatan belajar yang disampaikan oleh guru kepada anaknya. Inilah beberapa bukti kepedulian, perhatian dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya. Kerja sama inilah yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi apapun masalah dan tugas yang diberikan oleh guru sehingga bisa mewujudkan semaksimal mungkin ketuntasan belajar siswa yang diinginkan dan kemajuan belajar anak tentunya. Insya Allah.***
YUSTINA, Guru SMAN 1 Siak Kecil Bengkalis