Masuk perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi impian mayoritas siswa/i SMA/sederajat di Indonesia. Lebih-lebih jika berhasil menembus ketatnya persaingan di program studi (prodi) favorit yang diidam-idamkan. Faktanya tidak semanis harapan. Lolos masuk PTN bukanlah perkara mudah. Berdasarkan pengalaman terbaru pada seleksi penerimaan mahasiswa baru tahun 2019 terdapat fakta mencengangkan. Di antara 3,5 juta siswa/i tingkat SMA/sederajat hanya ada 92.331 siswa di seluruh Indonesia yang berhasil diterima melalui jalur SNMPTN. Itu artinya, setiap siswa di Indonesia hanya memiliki peluang lolos tak lebih dari 2,6 persen saja.
Konstelasi SNMPTN 2020
Mengutip rilis resmi dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) terkait mekanisme seleksi penerimaan mahasiswa baru PTN 2020 pada 15 November 2019 lalu, panitia menetapkan kuota bagi setiap sekolah yang berhak mengajukan siswa-siswi rangking terbaiknya untuk mendaftar mengikuti seleksi dari jalur SNMPTN. Sekolah berakreditasi A mendapat kuota 40 persen rangking terbaik pararel di tiap-tiap sekolah. Sekolah dengan Akreditasi B menerima porsi sebesar 25 persen dan sekolah akreditasi C diberikan jatah 5 persen siswa rangking terbaik di sekolahnya. Pembaruan lain yang ditetapkan oleh panitia seleksi adalah penentuan nama-nama siswa yang berhak mengikuti seleksi SNMPTN diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah. Adapun bagi setiap siswa yang dinyatakan lolos mengikuti seleksi SNMPTN berhak memilih maksimal 2 prodi baik dari PTN yang sama maupun PTN yang berbeda.
Metode seleksi jalur SNMPTN yang berbasis pada penilaian kualitatif memang tidak memerlukan tes sebagaimana yang berlaku pada jalur SBMPTN dan jalur Mandiri, namun bukan berarti jalur SNMPTN mudah ditaklukan. Setidaknya panitia seleksi akan mempertimbangkan tiga komponen kunci sebagai instrumen seleksi. Pertama, Indeks Siswa. Komponen ini menitikberatkan pada kualitas portofolio akademik dan non akademik individual siswa yang meliputi kemampuan kognitif yang tertuang pada nilai rapor siswa pada mata pelajaran UN sejak semester 1 kelas X hingga semester 5 kelas XII. Panitia mengukur konsistensi belajar calon mahasiswa baru selama menempuh pendidikan di tingkat sekolah menengah atas, selain juga prestasi non akademik yang ditunjukkan melalui lampiran sertifikat kompetisi dan iven.
Kedua, Indeks Sekolah. Setiap PTN memiliki penilaian berbeda-beda terhadap suatu sekolah yang dilihat berdasarkan alumni sekolah yang berhasil lolos SNMPTN dan SBMPTN, rerata IPK alumni sekolah tersebut di suatu PTN serta tak lupa yang juga tak kalah penting adalah akreditasi sekolah. Peluang sekolah dengan akreditasi bagus tentu lebih besar meloloskan siswa-siswinya diterima dari jalur SNMPTN.
Ketiga, Indeks Wilayah. Setiap PTN memiliki kebijakan internal dalam menerima calon mahasiswa baru sejalan dengan misi dan visi kampus serta mengutamakan mahasiswa yang berasal dari regionalnya. Hal tersebut sejalan dengan agenda pemerataan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, sehingga kualitas kampus antar satu daerah dengan daerah lain tidak terdapat gap yang begitu lebar.
Software SNMPTN GO
Mempertimbangkan kompleksitas penilaian panitia seleksi SNMPTN dalam penentuan penerimaan mahasiswa baru di PTN jelas memperlihatkan bahwa keunggulan nilai kognitif individual siswa tidak mutlak menjamin keberhasilan lolos diterima di PTN melalui jalur undangan SNMPTN. Memahami konstelasi persaingan di tingkat sekolah dan wilayah diperlukan agar siswa tidak sampai salah memilih prodi di PTN. Kegagalan lolos SNMPTN tentu tidak diharapkan karena ditakutkan akan memukul psikologi dan kepercayaan diri siswa. Namun hal tersebut dapat dihindari jika setiap siswa dan orang tua memiliki bekal matang dalam memenangkan persaingan pada seleksi masuk perguruan tinggi paling ketat di Asia Pasifik itu.
Ganesha Operation (GO) lembaga Bimbel terbaik dan terbesar di Indonesia yang telah sukses meloloskan lebih dari 41.000 siswa diterima di PTN pada seleksi PTN 2019 lalu, berhasil mendesain instrumen canggih pengolah data yang diberi nama Software SNMPTN GO. Aplikasi tersebut dibangun melalui sistem algoritma canggih yang diolah berdasarkan kumpulan data-data statistik penerimaan mahasiswa jalur SNMPTN. Aplikasi tersebut telah lama dibangun untuk membantu orang tua dan siswa sebagai kompas dalam menentukan pilihan prodi di PTN tertentu di mana modul canggih tersebut dilakukan pembaruan berkelanjutan agar relevan dengan keperluan aktual siswa seiring dengan dinamika persaingan jalur SNMPTN.
Mekanisme penilaian Software SNMPTN GO menggunakan model asesmen standar panitia SNMPTN dengan mengkalkulasi nilai rapor siswa, indeks sekolah dan indeks wilayah. Nilai rapor siswa pada mata pelajaran UN akan diinput ke dalam sistem dari rapor semester 1 hingga semester 5. Modul akan bekerja sedemikian rupa pada template di mana indeks setiap sekolah dan wilayah sudah disesuaikan pada sistem. Kemudian data diolah oleh Software SNMPTN GO dan memunculkan rekapitulasi nilai rapor serta hasil kualitatif yang menjadi rekomendasi penilaian untuk mengukur angka probabilitas siswa/i pada suatu prodi di suatu PTN. Rangkaian proses tersebut sejak entri sampai keluar hasil rekomendasi hanya memakan waktu kurang dari 10 menit!
Tak hanya sampai di situ saja. Untuk menggenapi pendampingan GO terhadap siswanya dalam meretas jalan lolos SNMPTN, hasil rekomendasi yang dirilis oleh Software SNMPTN GO menjadi bahan konsultasi bersama para konselor professional dan berpengalaman GO. Konsultasi bersama konselor GO diharapkan untuk lebih mempertajam interpretasi dari hasil rekomendasi modul revolusioner tersebut. Harapannya, siswa lebih bijak memilih prodi sesuai minat, potensi dan bakatnya serta lebih sensitif membaca peta persaingan yang demikian sengit. Karena tujuannya bukan saja berhasil lolos masuk PTN, namun juga tetap berprestasi di jenjang pendidikan selanjutnya.
Kombinasi hasil Software SNMPTN GO dan konsultasi bersama konselor berpengalaman GO telah terbukti berhasil mengantarkan puluhan ribu siswanya memenangkan persaingan di tengah kerasnya kompetisi seleksi jalur SNMPTN. Bukan hal mengherankan jika Bimbel GO terdepan sebagai lembaga belajar terbanyak yang menyuplai mahasiswa baru di Prodi favorit PTN bergengsi.***