Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Melatih Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas siswa adalah dengan  menyelenggarakan pelatihan program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) melalui peningkatan kompetensi  pembelajaran (PKP).

Pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi/ Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan program yang dikembangkan dalam  upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan yang terintegrasi dengan penguatan pendidikan karakter.

Menurut beberapa ahli, defenisi Ketrampilan berfikir tingkat tinggi (Resnick :1987) adalah proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis dan membangun hubungan dengan melibatkan aktifitas mental yang paling  dasar. Sedangkan menurut Bloom keterampilan dibagi dua bagian, pertama  adalah ketrampilan tingkat rendah ( mengingat, memahami dan  menerapkan) dan kedua adalah ketrampilan tingkat tinggi  berupa ketrampilan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

Jhon Dewey mengemukakan , secara esensial berpikir kritis sebagai sebuah proses aktif, di mana seseorang akan berpikir segala hal secara mendalam, mengajukan berbagai pertanyaan, menemukan informasi yang relevan dari pada menunggu informasi secara pasif (Fisher,2009), sedangkan berfikir kreatif dapat berupa pemikiran imajinatif walau terkadang awalnya terdengar aneh dan mengada–ada, menghasilkan banyak kemungkinan solusi, dan bersifat lateral, perlu tehnik khusus untuk menggunakan  otak kita dengan cara yang berbeda. Ada 6 elemen tahapan berpikir kritis, yaitu FRISCO (Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity, Overview).

Baca Juga:  Kepemimpinan Intelektual dan Emosional

Focus, mengidentifikasi masalah dengan baik. Reason, alasan yang diberikan bersifat logis sesuai permasalahan, inference, alasan harus cukup sampai pada kesimpulan yang sebenarnya. Situation, membandingkan dengan situasi yang sebenarnya. Clarity, harus ada kejelasan istilah pada argumen sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil kesimpulan. Overview, pengecekan terhadap apa yang telah ditemukan, diputuskan, diperhatikan.

Sebagai problem solving, pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan pembelajaran berorientasi pada keterampilan tingkat tinggi tidak dapat dipisahkan dari kombinasi creative and critical  tinking untuk pemecahan masalah. Keterampilan pemecahan masalah merupakan keterampilan yang memiliki keinginan yang kuat untuk dapat memecahkan masalah yang muncul dalam keseharian.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah kemampuan untuk mengingat, mengetahui, atau mengulang, tetapi merupakan kemampuan memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical hingking), berfikir kreatif (creative thingking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making). Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki peserta didik, di mana diharapkan mereka mampu menyelesaikan masalah yang tidak familiar, mampu mengevaluasi strategi pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang, juga mampu menemukan model penyelesaian baru yang berbeda dengan cara sebelumnya.

Baca Juga:  Memberi Peran Pengusaha Muda di Blok Rokan

Akhirnya dari penyelenggaraan PKB melalui peningkatan kompetensi  pembelajaran (PKP) berbasis zonasi diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan sehingga dapat melakukan pembelajaran yang menarik dan berinovasi sesuai keperluan materi dan perkembangan zaman dan tentunya perlu dukungan dan kesungguhan semua pihak dalam melaksanakannya.***

 

Salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas siswa adalah dengan  menyelenggarakan pelatihan program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) melalui peningkatan kompetensi  pembelajaran (PKP).

Pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi/ Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan program yang dikembangkan dalam  upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan yang terintegrasi dengan penguatan pendidikan karakter.

- Advertisement -

Menurut beberapa ahli, defenisi Ketrampilan berfikir tingkat tinggi (Resnick :1987) adalah proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis dan membangun hubungan dengan melibatkan aktifitas mental yang paling  dasar. Sedangkan menurut Bloom keterampilan dibagi dua bagian, pertama  adalah ketrampilan tingkat rendah ( mengingat, memahami dan  menerapkan) dan kedua adalah ketrampilan tingkat tinggi  berupa ketrampilan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

Jhon Dewey mengemukakan , secara esensial berpikir kritis sebagai sebuah proses aktif, di mana seseorang akan berpikir segala hal secara mendalam, mengajukan berbagai pertanyaan, menemukan informasi yang relevan dari pada menunggu informasi secara pasif (Fisher,2009), sedangkan berfikir kreatif dapat berupa pemikiran imajinatif walau terkadang awalnya terdengar aneh dan mengada–ada, menghasilkan banyak kemungkinan solusi, dan bersifat lateral, perlu tehnik khusus untuk menggunakan  otak kita dengan cara yang berbeda. Ada 6 elemen tahapan berpikir kritis, yaitu FRISCO (Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity, Overview).

- Advertisement -
Baca Juga:  Santri untuk Perdamaian

Focus, mengidentifikasi masalah dengan baik. Reason, alasan yang diberikan bersifat logis sesuai permasalahan, inference, alasan harus cukup sampai pada kesimpulan yang sebenarnya. Situation, membandingkan dengan situasi yang sebenarnya. Clarity, harus ada kejelasan istilah pada argumen sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil kesimpulan. Overview, pengecekan terhadap apa yang telah ditemukan, diputuskan, diperhatikan.

Sebagai problem solving, pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan pembelajaran berorientasi pada keterampilan tingkat tinggi tidak dapat dipisahkan dari kombinasi creative and critical  tinking untuk pemecahan masalah. Keterampilan pemecahan masalah merupakan keterampilan yang memiliki keinginan yang kuat untuk dapat memecahkan masalah yang muncul dalam keseharian.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah kemampuan untuk mengingat, mengetahui, atau mengulang, tetapi merupakan kemampuan memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical hingking), berfikir kreatif (creative thingking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making). Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki peserta didik, di mana diharapkan mereka mampu menyelesaikan masalah yang tidak familiar, mampu mengevaluasi strategi pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang, juga mampu menemukan model penyelesaian baru yang berbeda dengan cara sebelumnya.

Baca Juga:  Tantangan Kesetaraan Gender

Akhirnya dari penyelenggaraan PKB melalui peningkatan kompetensi  pembelajaran (PKP) berbasis zonasi diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan sehingga dapat melakukan pembelajaran yang menarik dan berinovasi sesuai keperluan materi dan perkembangan zaman dan tentunya perlu dukungan dan kesungguhan semua pihak dalam melaksanakannya.***

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari