Senin, 25 November 2024
spot_img

Musibah bagaikan Asap dalam Kehidupan

Pernak-pernik kehidupan salah satunya seseorang sulit bersedekah. Apa gerangan penyebabnya? Kenapa kita sering menundanya? La kapan waktu yang tepat untuk bersedekah. Apakah menunggu sampai kita mampu atau kaya? ataukah kita menunggu saat kita tua?  Lanjut pertanyaan hati ini nih, siapa yang menjamin usia kita sampai tua dan siapa yang menjamin hidup kita akan kaya raya. 
Tahukah kita, manfaat sedekah menjadi jalan terampuninya segala dosa kecuali dosa syirik. Dosa diibaratkan seperti debu, sedangkan hati diibaratkan cermin. Jangan dibiarkan dosa-dosa berlalu begitu saja, nanti akan menumpuk seperti gunung. Dosa yang begitu banyak akan menutupi sebuah cermin. Akibatnya, cermin terlihat buram yang membuat mata hati kita kurang tajam. Jika dibiarkan penyakit ini, maka hati kita akan mengeras dan membatu.  Apabila hati sudah membatu, maka hidayah sulit menembus ke jiwa seseorang. Ingatlah baik buruknya seseorang ditentukan oleh segumpal hati, maka rawatlah hati kita sehingga cahaya keimanan itu tetap terjaga.
Jika kita sadari bahwa di dalam kehidupan ini, setiap jiwa pasti tidak terlepas dengan dosa. Dari seluruh panca indra kita, jika tidak optimalkan dengan baik untuk mencari ridha Allah maka seluruh jazad ini akan bergelimpangan penuh dosa. Coba kita bisa intropeksi sendiri untuk satu hari ini saja. Berapa dosa yang telah kita lakukan mulai dari penglihatan, pendengaran, perasaan,  perilaku, serta pikiran kita?
Dosa bermunculan tanpa kita sadari. Dengan penglihatan ini, kita kadang menilai penampilan seseorang. Maaf-maaf kadang yang tidak cocok dengan penglihatan kita, membuat lisan ini memperbincangkan seseorang atau ngrasani dalam istilah Jawa. Pasti yang dirasani yang jelek-jelek. Sehingga menjadi ajang ngrumpi. Kita sadar nih, bahwa ngrumpi dosanya seperti memakan bangkai saudaranya. Wah ngeri kali, bahaya ngrumpi. Nah! Mampukah kita bisa memakan bangkai saudara kita? Pasti muntahlah.
Dari penglihatan nih, dosa yang sering muncul begitu melihat seseorang memakai perhiasan yang berlebihan di hati sering berucap,” pamer seperti orang kaya”. Kadang seseorang tidak menyadari itulah salah satu penyakit hati. Jangan biarkan setan mengaduk-aduk perasaan ini. Beristighfarlah segera, mohon ampun atas kelancangan pikiran yang melintas sekejap mata memandang. Sehingga kita semua bisa terhindar dari sakit hati atau penyakit hati. Begitulah, indahnya Islam mengajarkan untuk menjaga hati dengan membiasakan sedekah.
Kita sadari kadang hati ini ada penyakit yang harus dibuang jauh akibat olah penerima sedekah. Kadang penerima sedekah, merasa tidak pernah menerima bantuan kita. Bahkan, penerima sedekah menyebut kita dengan perkataan yang tidak enak karena pemberiannya sangat sedikit. Kadang kita, dibilang pamer atau bahkan dibilang pelit. Nah di sinalah peran iman kita diuji. Jika seseorang mengikuti hati nurani, maka akan keluar perkataan sabar. Kita wajib menentramkan hati ini, karena dengan benda yang bernama hati ini yang menentukan kita beriman atau tidak. Cukuplah sakit hati ini untuk dinyanyikan saja tidak usah dirasakan. Ketahuilah tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah, katakan pada hatimu agar penyakit hati itu hilang.
Bersedekah yang paling mudah adalah tersenyum. Kadang tersenyumpun seseorang terlalu sulit. Heran juga saya ini,”Kenapa tersenyum itu terlalu sulit? Terlalu sombongkah pribadi seseorang nih sehingga sulit senyum. Coba renungkan diri, mencari pahala paling mudah dengan senyuman yang ikhlas.
Bersedekahlah sesuai dengan kemampuan dan keihlasannya. Kebiasaan yang sangat bagus di RT 13 kampus SMK ada kesempatan beramal soleh. Setiap ada musibah menimpa saudara kita, selalu mengedarkan ogok-ogok. Ogok-ogok sebenarnya berupa sumbangan keliling ke warga, guna memberikan perhatian dan rasa kasihsayang jika ada warga yang sakit. Ogok-ogok sebagai wadah untuk menjalin persaudaraan di kampus SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru. Bentuk kepedulian warga terhadap para tetangga ataupun kerabatnya, inilah akhlak yang seperti dicontohkan oleh para sahabat di zaman khoiru ummah.
Bersedekah tidak akan mengurangi harta seseorang. Dalam Qs 2 : 261 Allah menjanjikan jika seseorang melakukan sedekah, maka akan mengganti dengan 700 kali. Berbisnis dengan sang pencipta Alloh SWT, pasti tidak akan rugi. Jika kita berbisnis dengan manusia perhitunggannya rumit atau bahkan dikibuli. Oleh karena itu, jangan ragu berniaga dengan sang pencipta Alloh SWT hasilnya akan nyata, ya dengan sedekah.
Bersedekah tidak harus berupa harta. Tapi harus diingat bahwa dibalik hasil usaha kita ataupun pendapatan suami kita ada hak-hak orang lain. Saat bersedekah bersegeralah, karena harta yang kita sedekahkan akan menjadi amalan nyata yang bisa kita petik di akhirat nanti.
Dalam surah Al-Mukminun ayat 102, artinya,” jika kita ingin mendapatkan kasih sayang Allah maka berbagi kasihlah dengan sesama makhluk Allah di bumi ini. Rasul bersabda,”Kasihilah yang ada di bumi niscaya yang di langit akan mengasihimu”. Akhlaq inilah, yang melandasi manusia untuk saling tolong-menolong dan saling sayang-menyanyangi dalam suatu kebaikan.
Setiap persendian hendaklah bersedekah pada pagi hari. Sedekah persendian yaitu, dengan melakukan  dua rakaat Salat Duha. Pada waktu pagilah, para malaikat yang ditugaskan di pagi hari selalu berdoa,” Ya Allah berilah keberkahan dan rahmat kepada orang yang menyedekahkan hartanya”. Hal ini, ajakan Sang Pencipta pada makhluknya agar menjalankan sedekah dengan kekuatan iman dan fisiknya berupa Salat Dhuha.
Bersedekah dapat juga dengan tenaga dan waktunya. Seandainya, seseorang belum mampu berkurban pada bulan Dzulhijjah,  maka mereka dapat menjadi panitia qurban. Sebagai panitia, ia dapat bersedekah dengan waktu dan tenaganya dalam membantu proses penyembelehan hewan kurban. Mereka dapat juga meluangkan waktu dan tenaganya untuk membersihkan lahan tempat penyembelihan hewan kurban. Banyak cara untuk memperbanyak sedekah, tinggal kemauan saja untuk bisa mengoptimalkan gerakan sedekah. 
Banyak asap dalam kehidupan seseorang, maka carilah sumber apinya. Barangkali cobaan kehidupan yang bertubi-tubi karena kita kurang mengilmuinya. Sehingga, langkah-langkah kita selalu salah. Siapa tahu  asap kehidupan itu, dapat dihilangkan dengan memperbanyak sedekah. Tangkaplah satu peluang itu, jangan ragu dan ringankan langkahmu hadir dalam majelis ilmu.
Misi hidup ini agar kita mampu  berlomba-lomba dalam kebaikan, salah satunya adalah sedekah. Sedekah itu dapat dilakukan dalam kondisi senang atau susah, lapang atau sempit, karena sedekah itu sudah menjadi akhlak pribadi orang muslim. Adapun ciri orang muslim yang bertaqwa terdapat dalam Al-Imron ayat 134 yaitu: Orang yang kebaikannya lebih berat dan lebih banyak, pada hakikatnya dialah orang  beruntung dan menang.
Barang siapa sebagai ahli sedekah, maka Allah akan melipatgandakan pahalanya dan mencurahkan segala karunianya. Seseorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, di mana tangan kirinnya tidak meliatnya. Sedekah dengan ketulusan hati tanpa menyebut sesuatu pemberiannya kepada orang yang menerimanya, sehingga penerima sedekah perasaannya tidak tersakiti hatinya. Hal inilah, menjadi sedekah amal saleh yang mendapat naungan-Nya.***
Baca Juga:  Proses Pembelajaran Perlu Persiapan
Pernak-pernik kehidupan salah satunya seseorang sulit bersedekah. Apa gerangan penyebabnya? Kenapa kita sering menundanya? La kapan waktu yang tepat untuk bersedekah. Apakah menunggu sampai kita mampu atau kaya? ataukah kita menunggu saat kita tua?  Lanjut pertanyaan hati ini nih, siapa yang menjamin usia kita sampai tua dan siapa yang menjamin hidup kita akan kaya raya. 
Tahukah kita, manfaat sedekah menjadi jalan terampuninya segala dosa kecuali dosa syirik. Dosa diibaratkan seperti debu, sedangkan hati diibaratkan cermin. Jangan dibiarkan dosa-dosa berlalu begitu saja, nanti akan menumpuk seperti gunung. Dosa yang begitu banyak akan menutupi sebuah cermin. Akibatnya, cermin terlihat buram yang membuat mata hati kita kurang tajam. Jika dibiarkan penyakit ini, maka hati kita akan mengeras dan membatu.  Apabila hati sudah membatu, maka hidayah sulit menembus ke jiwa seseorang. Ingatlah baik buruknya seseorang ditentukan oleh segumpal hati, maka rawatlah hati kita sehingga cahaya keimanan itu tetap terjaga.
Jika kita sadari bahwa di dalam kehidupan ini, setiap jiwa pasti tidak terlepas dengan dosa. Dari seluruh panca indra kita, jika tidak optimalkan dengan baik untuk mencari ridha Allah maka seluruh jazad ini akan bergelimpangan penuh dosa. Coba kita bisa intropeksi sendiri untuk satu hari ini saja. Berapa dosa yang telah kita lakukan mulai dari penglihatan, pendengaran, perasaan,  perilaku, serta pikiran kita?
Dosa bermunculan tanpa kita sadari. Dengan penglihatan ini, kita kadang menilai penampilan seseorang. Maaf-maaf kadang yang tidak cocok dengan penglihatan kita, membuat lisan ini memperbincangkan seseorang atau ngrasani dalam istilah Jawa. Pasti yang dirasani yang jelek-jelek. Sehingga menjadi ajang ngrumpi. Kita sadar nih, bahwa ngrumpi dosanya seperti memakan bangkai saudaranya. Wah ngeri kali, bahaya ngrumpi. Nah! Mampukah kita bisa memakan bangkai saudara kita? Pasti muntahlah.
Dari penglihatan nih, dosa yang sering muncul begitu melihat seseorang memakai perhiasan yang berlebihan di hati sering berucap,” pamer seperti orang kaya”. Kadang seseorang tidak menyadari itulah salah satu penyakit hati. Jangan biarkan setan mengaduk-aduk perasaan ini. Beristighfarlah segera, mohon ampun atas kelancangan pikiran yang melintas sekejap mata memandang. Sehingga kita semua bisa terhindar dari sakit hati atau penyakit hati. Begitulah, indahnya Islam mengajarkan untuk menjaga hati dengan membiasakan sedekah.
Kita sadari kadang hati ini ada penyakit yang harus dibuang jauh akibat olah penerima sedekah. Kadang penerima sedekah, merasa tidak pernah menerima bantuan kita. Bahkan, penerima sedekah menyebut kita dengan perkataan yang tidak enak karena pemberiannya sangat sedikit. Kadang kita, dibilang pamer atau bahkan dibilang pelit. Nah di sinalah peran iman kita diuji. Jika seseorang mengikuti hati nurani, maka akan keluar perkataan sabar. Kita wajib menentramkan hati ini, karena dengan benda yang bernama hati ini yang menentukan kita beriman atau tidak. Cukuplah sakit hati ini untuk dinyanyikan saja tidak usah dirasakan. Ketahuilah tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah, katakan pada hatimu agar penyakit hati itu hilang.
Bersedekah yang paling mudah adalah tersenyum. Kadang tersenyumpun seseorang terlalu sulit. Heran juga saya ini,”Kenapa tersenyum itu terlalu sulit? Terlalu sombongkah pribadi seseorang nih sehingga sulit senyum. Coba renungkan diri, mencari pahala paling mudah dengan senyuman yang ikhlas.
Bersedekahlah sesuai dengan kemampuan dan keihlasannya. Kebiasaan yang sangat bagus di RT 13 kampus SMK ada kesempatan beramal soleh. Setiap ada musibah menimpa saudara kita, selalu mengedarkan ogok-ogok. Ogok-ogok sebenarnya berupa sumbangan keliling ke warga, guna memberikan perhatian dan rasa kasihsayang jika ada warga yang sakit. Ogok-ogok sebagai wadah untuk menjalin persaudaraan di kampus SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru. Bentuk kepedulian warga terhadap para tetangga ataupun kerabatnya, inilah akhlak yang seperti dicontohkan oleh para sahabat di zaman khoiru ummah.
Bersedekah tidak akan mengurangi harta seseorang. Dalam Qs 2 : 261 Allah menjanjikan jika seseorang melakukan sedekah, maka akan mengganti dengan 700 kali. Berbisnis dengan sang pencipta Alloh SWT, pasti tidak akan rugi. Jika kita berbisnis dengan manusia perhitunggannya rumit atau bahkan dikibuli. Oleh karena itu, jangan ragu berniaga dengan sang pencipta Alloh SWT hasilnya akan nyata, ya dengan sedekah.
Bersedekah tidak harus berupa harta. Tapi harus diingat bahwa dibalik hasil usaha kita ataupun pendapatan suami kita ada hak-hak orang lain. Saat bersedekah bersegeralah, karena harta yang kita sedekahkan akan menjadi amalan nyata yang bisa kita petik di akhirat nanti.
Dalam surah Al-Mukminun ayat 102, artinya,” jika kita ingin mendapatkan kasih sayang Allah maka berbagi kasihlah dengan sesama makhluk Allah di bumi ini. Rasul bersabda,”Kasihilah yang ada di bumi niscaya yang di langit akan mengasihimu”. Akhlaq inilah, yang melandasi manusia untuk saling tolong-menolong dan saling sayang-menyanyangi dalam suatu kebaikan.
Setiap persendian hendaklah bersedekah pada pagi hari. Sedekah persendian yaitu, dengan melakukan  dua rakaat Salat Duha. Pada waktu pagilah, para malaikat yang ditugaskan di pagi hari selalu berdoa,” Ya Allah berilah keberkahan dan rahmat kepada orang yang menyedekahkan hartanya”. Hal ini, ajakan Sang Pencipta pada makhluknya agar menjalankan sedekah dengan kekuatan iman dan fisiknya berupa Salat Dhuha.
Bersedekah dapat juga dengan tenaga dan waktunya. Seandainya, seseorang belum mampu berkurban pada bulan Dzulhijjah,  maka mereka dapat menjadi panitia qurban. Sebagai panitia, ia dapat bersedekah dengan waktu dan tenaganya dalam membantu proses penyembelehan hewan kurban. Mereka dapat juga meluangkan waktu dan tenaganya untuk membersihkan lahan tempat penyembelihan hewan kurban. Banyak cara untuk memperbanyak sedekah, tinggal kemauan saja untuk bisa mengoptimalkan gerakan sedekah. 
Banyak asap dalam kehidupan seseorang, maka carilah sumber apinya. Barangkali cobaan kehidupan yang bertubi-tubi karena kita kurang mengilmuinya. Sehingga, langkah-langkah kita selalu salah. Siapa tahu  asap kehidupan itu, dapat dihilangkan dengan memperbanyak sedekah. Tangkaplah satu peluang itu, jangan ragu dan ringankan langkahmu hadir dalam majelis ilmu.
Misi hidup ini agar kita mampu  berlomba-lomba dalam kebaikan, salah satunya adalah sedekah. Sedekah itu dapat dilakukan dalam kondisi senang atau susah, lapang atau sempit, karena sedekah itu sudah menjadi akhlak pribadi orang muslim. Adapun ciri orang muslim yang bertaqwa terdapat dalam Al-Imron ayat 134 yaitu: Orang yang kebaikannya lebih berat dan lebih banyak, pada hakikatnya dialah orang  beruntung dan menang.
Barang siapa sebagai ahli sedekah, maka Allah akan melipatgandakan pahalanya dan mencurahkan segala karunianya. Seseorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, di mana tangan kirinnya tidak meliatnya. Sedekah dengan ketulusan hati tanpa menyebut sesuatu pemberiannya kepada orang yang menerimanya, sehingga penerima sedekah perasaannya tidak tersakiti hatinya. Hal inilah, menjadi sedekah amal saleh yang mendapat naungan-Nya.***
Baca Juga:  Mampukah UMKM Riau Menembus Pasar Ekspor?
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari