Jumat, 22 November 2024

Tersesat di Tempat yang Terang

- Advertisement -

Memang ironis, kok bisa ya, tersesat di tempat yang bercahaya terang? Itulah konsekuensi hidup di era disrupsi yang terlena dengan kesuksesan dan nyaman, namun lupa bahwa kenyamanan itulah yang menjadikan kita terjerumus pada kekalahan dalam persaingan. Apa maknanya dan maksudnya ya pada era disrupsi ini?

Kita masih ingat kisah suksesnya  dari IBM pada tahun 1970-an yang bangga sekali dengan computer mainframe-nya dan mengabaikan tentang akan adanya PC atau personal computer. Lalu kita beralih dengan kisah sukses Xerox dengan mesin foto copy-nya yang canggih dan berkualitas, lalu Xerox anggap remeh keberadaan mesin foto copy  kecil (personal copier)  yang dirilis pertama kali oleh Canon.

- Advertisement -

Selanjutnya kita beralih kepada kisah sukses HP Motorola pada tahun 1980an yang mengabaikan  keberadaan HP Nokia dengan teknologi analognya, lalu Nokia setelah sukses besar menjadi lupa diri dan mengabaikan keberadaan Smart Phone.

Kisah-kisah itu menggambarkan bahwa kesuksesan yang dialamin oleh sejumlah contoh di atas, ternyata telah membawa ke situasi yang cerah dan istilahnya “terang” namun juga terlalu asyik dengan kesuksesan itu, pada akhirnya justru membawa perusahaan ke alam kehancuran dan kalah cepat bersaing dengan perubahan-perubahan yang terjadi dilakukan oleh para pendatang-pendatang baru yang justru tidak diperhitungkan sebelumnya.

Baca Juga:  Transformasi Budaya Gesit

Di Indonesia pun ada sejumlah contoh tentang kisah seperti di atas. Kita masih ingat tentang kejayaan Coca Cola yang mengabaikan kehadiran Teh Botol dengan pola dan sistem yang berbeda pembuatannya, lalu Teh Botol pun tadinya mengabaikan Teh  Pucuk Harum serta produk teh-teh lainnya.

- Advertisement -

Lebih lanjut kisah Aqua yang juga mengabaikan Le Minerale. Masih banyak contoh-contoh lainnya yang sebenarnya menceritakan kepada kita bahwa sukses yang hebat memang membawa kepada cahaya terang pada perusahaan, dan sebaliknya cahaya terang itu pulalah yang membawa kesesatan kepada perusahaan, bilamana tidak diantisipasi dengan baik.

Cahaya terang dengan adanya kisah sukses tersebut, seolah-olah menjadi peta yang membawa kesesatan atau salah arah. Bicara membahas soal peta menuju cahaya terang dalam era disrupsi ini, memang perlu waktu dan kesabaran. Kisah  Gojek dan Grab saat masuk ke pasar angkutan online, justru  mendapat tantangan yang sangat besar, di mana dihambat dengan berbagai opini bahwa usaha sejenis start up seperti Gojek dan Grab akan mematikan usaha-usaha lainnya yang sudah eksis sebelumnya dan sudah sukses pula menampung tenaga kerja dengan jumlah besar.

Terjadilah pengemasan opini, bahwa usaha seperti Gojek dan Grab ataupun sejenis lainnya adalah akan menjadikan PHK besar-besaran, dan akhirnya pihak pemerintah ditekan agar keleluasaan dari para start up itu  menjadi terbatas. Tapi kenyataannya saat ini dengan berkolaborasi seperti Gojek dengan Blue Bird, justru membawa ke cahaya terang dari segi bisnis saat ini.

Baca Juga:  Di Balik Semrawutnya PPDB SMA/SMK di Riau

Namun ada contoh lain dari kisah sukses yang menceritakan berlawanan dengan tema artikel ini, justru cahaya terang itu menambah kecerahan yang luar biasa pada masa mendatang.

Kisah ini terjadi pada perusahaan otomotif asal Jepang seperti Toyota, Honda , Daihatsu, Mazda dan sebagainya. Pada saat mereka mengalami masa kejayaan dengan terang benderan masa depan perusahaan-perusahaan tersebut, justru sudah mengantisipasi dengan mengeluarkan mobil-mobil murah sejensi city car, dan menyesuaikan materialnya denga tanpa mengurangi standar kualitas. Dan ternyata benar, tak lama kemudian Korea bermanuver dengan mobil-mobil yang keren dengan harga jauh di bawah harga mobil Jepang dan juga Cina pun lebih hebat lagi, harganya di bawah mobil produksi Korea dengan kualitas yang bagus pula namun menyesuaikan dengan harganya.  

Cahaya terang dari mobil-mobil produksi Jepang tidak redup, karena sudah diantisipasi dari sejak awal.

Dalam era disrupsi ini, tidak bisa terlena sekejap pun. Banyak yang terjadi perubahan di luar nalar dan logika. Jangan lagi ya tersesat di tempat yang terang.***

Memang ironis, kok bisa ya, tersesat di tempat yang bercahaya terang? Itulah konsekuensi hidup di era disrupsi yang terlena dengan kesuksesan dan nyaman, namun lupa bahwa kenyamanan itulah yang menjadikan kita terjerumus pada kekalahan dalam persaingan. Apa maknanya dan maksudnya ya pada era disrupsi ini?

Kita masih ingat kisah suksesnya  dari IBM pada tahun 1970-an yang bangga sekali dengan computer mainframe-nya dan mengabaikan tentang akan adanya PC atau personal computer. Lalu kita beralih dengan kisah sukses Xerox dengan mesin foto copy-nya yang canggih dan berkualitas, lalu Xerox anggap remeh keberadaan mesin foto copy  kecil (personal copier)  yang dirilis pertama kali oleh Canon.

- Advertisement -

Selanjutnya kita beralih kepada kisah sukses HP Motorola pada tahun 1980an yang mengabaikan  keberadaan HP Nokia dengan teknologi analognya, lalu Nokia setelah sukses besar menjadi lupa diri dan mengabaikan keberadaan Smart Phone.

Kisah-kisah itu menggambarkan bahwa kesuksesan yang dialamin oleh sejumlah contoh di atas, ternyata telah membawa ke situasi yang cerah dan istilahnya “terang” namun juga terlalu asyik dengan kesuksesan itu, pada akhirnya justru membawa perusahaan ke alam kehancuran dan kalah cepat bersaing dengan perubahan-perubahan yang terjadi dilakukan oleh para pendatang-pendatang baru yang justru tidak diperhitungkan sebelumnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Anomali Dinasti Politik

Di Indonesia pun ada sejumlah contoh tentang kisah seperti di atas. Kita masih ingat tentang kejayaan Coca Cola yang mengabaikan kehadiran Teh Botol dengan pola dan sistem yang berbeda pembuatannya, lalu Teh Botol pun tadinya mengabaikan Teh  Pucuk Harum serta produk teh-teh lainnya.

Lebih lanjut kisah Aqua yang juga mengabaikan Le Minerale. Masih banyak contoh-contoh lainnya yang sebenarnya menceritakan kepada kita bahwa sukses yang hebat memang membawa kepada cahaya terang pada perusahaan, dan sebaliknya cahaya terang itu pulalah yang membawa kesesatan kepada perusahaan, bilamana tidak diantisipasi dengan baik.

Cahaya terang dengan adanya kisah sukses tersebut, seolah-olah menjadi peta yang membawa kesesatan atau salah arah. Bicara membahas soal peta menuju cahaya terang dalam era disrupsi ini, memang perlu waktu dan kesabaran. Kisah  Gojek dan Grab saat masuk ke pasar angkutan online, justru  mendapat tantangan yang sangat besar, di mana dihambat dengan berbagai opini bahwa usaha sejenis start up seperti Gojek dan Grab akan mematikan usaha-usaha lainnya yang sudah eksis sebelumnya dan sudah sukses pula menampung tenaga kerja dengan jumlah besar.

Terjadilah pengemasan opini, bahwa usaha seperti Gojek dan Grab ataupun sejenis lainnya adalah akan menjadikan PHK besar-besaran, dan akhirnya pihak pemerintah ditekan agar keleluasaan dari para start up itu  menjadi terbatas. Tapi kenyataannya saat ini dengan berkolaborasi seperti Gojek dengan Blue Bird, justru membawa ke cahaya terang dari segi bisnis saat ini.

Baca Juga:  [SALAH]: “FIFA Batalkan Kemenangan Qatar atas Indonesia di AFC”

Namun ada contoh lain dari kisah sukses yang menceritakan berlawanan dengan tema artikel ini, justru cahaya terang itu menambah kecerahan yang luar biasa pada masa mendatang.

Kisah ini terjadi pada perusahaan otomotif asal Jepang seperti Toyota, Honda , Daihatsu, Mazda dan sebagainya. Pada saat mereka mengalami masa kejayaan dengan terang benderan masa depan perusahaan-perusahaan tersebut, justru sudah mengantisipasi dengan mengeluarkan mobil-mobil murah sejensi city car, dan menyesuaikan materialnya denga tanpa mengurangi standar kualitas. Dan ternyata benar, tak lama kemudian Korea bermanuver dengan mobil-mobil yang keren dengan harga jauh di bawah harga mobil Jepang dan juga Cina pun lebih hebat lagi, harganya di bawah mobil produksi Korea dengan kualitas yang bagus pula namun menyesuaikan dengan harganya.  

Cahaya terang dari mobil-mobil produksi Jepang tidak redup, karena sudah diantisipasi dari sejak awal.

Dalam era disrupsi ini, tidak bisa terlena sekejap pun. Banyak yang terjadi perubahan di luar nalar dan logika. Jangan lagi ya tersesat di tempat yang terang.***

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari