BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) ke-10 tahun 2022, kembali digelar. Komunitas Seni Rumah Sunting yang menggagas pelaksanaaan ini menampilkan berbagai kegiatan dengan konsep maraton dari satu kabupaten ke kabupaten lain.
Karena perayaan HPI tahun ini yang ke-10, maka perayaan akan dilaksanakan di 10 kabupaten/kota yang diberi nama Raun-Raun HPI. Raun-raun artinya jalan-jalan, berpindah tempat. Raun-raun dimulai dari Kabupaten Bengkalis dilaksanakan yang di Jalan Baru Srikandi Cafe & Resto, Selasa (26/7/2022). Artinya Bengkalis.menjadi kabupaten pertama yang merayakam HPI.
Awal perayaan ini, 26 Juli, bertepatan dengan satu abad Chairil Anwar sekaligus menjadi tanggal perayaan HPI setiap tahun. Founder Rumah Sunting yang juga Ketua Penyair Perempuan Indonesia (PPI), Kunni Masrohanti mengatakan, perayaan ini hasil kolaborasi dengan banyak.pihak.
"Kami hanya menggagas, membesarkan ide. Realisasinya tidak bisa sendiri. Hari Puisi milik semua masyarakat. Maka merayakan Hari Puisi perlu kolaborasi. Rumah Sunting bukan apa-apa, tak lebih dari siapa-siapa. Semua berkat kekuatan kolaborasi dan dukungan masyarakat untuk memasyarakatkan puisi," kata Kunni.
Kata Kunni lagi, rencana perayaan HPI oleh Rumah Sunting sudah digagas sejak beberapa bulan lalu, bahkan sudah berganti-ganti konsep. Konsep terakhir yang sempat dkdiskusikan adalah melaksanakan HPI ke-10 di 10 kabupaten/kota secara bergantian. Rencana ini kemudian terwujud di Bengkalis sebagai tujuan raun-raun HPI yang pertama.
Puncak perayaan HPI di Riau, lanjut Kunni, akan dilaksanakan di Pekanbaru setelah raun-raun di 9 kabupaten/kota ini selesai dilaksanakan. Artinya, Pekanbaru menjadi lokasi puncak perayaan atau kota terakhir.
Khusus perayaan di Bengkalis, Kunni menyebut bisa terlaksana karena kemurahan hati Darma Firdaus Sitompul, penyair dan tokoh muda Bengkalis yang memberi luang dan ruang. Akibat pertemuan diskusi antara dirinya dengan lelaki yang akrab disapa Ucok itu, perayaan HPI di Bengkalis bisa dilaksanakan di Sriikandi Resto & Cafe, milik Ucok.
"Kalau tidak ada Bang Ucok, penyair, tokoh muda dan pengusaha Bengkalis, maka perayaan di Bengkalis tidak akan terlaksana. Tempat, jajanan, sound system, tim yang solid mempersiapkan acara, semua disiapkan Bang Ucok. Tak terhitung nilainya.Terima kasih Bang Ucok," kata Kunni malam itu yang disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Kunni juga mengucapkan terima kasih kepada Majelis Sastra Bengkalis, organisaai di bawah kepemimpinan Ucok seperti KNPI, Bapera dan DMDI, juga kepada segenap tamu undangan. Mulai dari.penyair, pejabat, dan masyarakat. Bukan hanya dari Bengkalis saja, tapi juga dari Pekanbaru dan kabupaten lainnya.
Kunni membeberkan tema HPI secara nasional tahun ini yakni From Indonesia to The World. Tema ini mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama bergerak memberikan yang terbaik bagi dunia, termasuk di bidang lingkungan dan kelestarian alam.
"Tepat hari ini, juga merupakan satu abad Chairil Anwar, tokoh sastra yang karyanya berpengaruh sehingga menjadi sumbangan Indonesia terpenting bagi dunia. Tepat hari ini, juga merupakan Hari mangrove sedunia. Perjuangan setiap masa tentu berbeda. Apa perjuangan dan sumbangan Indonesia saat ini bagi dunia, salah satunya adalah lingkungan. Kekayaan alam harus terus kita jaga, hutan dan mangrove harus kita jaga. Ini adalah sumbangan besar Indonesia yang turiut menjadi paru-paru bagi dunia. Puisi memang lahir dari ruang-ruang sunyi, tapi puisi tidak akan menjadi apa-apa jika hanya untuk puisi. Puisi harus bermanfaat bagi masyarakat, bagi dunia luas, menjadi jalan kebajikan," lanjut Kunni kelahiran Sabak Auh, Siak Sri Indrapura ini.
Kunni juga mendedah dunia kepenyairan di Riau, khususnya untuk Kabupaten Bengkalis atau kawasan pesisir. Kunni menyebut nama-nama penyair asal pesisir yang dulunya dari Kabupaten Bengkalis dan kini menjadi kabupaten lain setelah Bengkalis dimekarkan.
"Pesisir ini gudang kepenyairan di Riau. Banyak penyair Riau dari pesisir yang dulunya Bengkalis semua. Ada Musa Ismail, Taufik Ikram Jamil, Yusmar Yusuf, Marhalim Zaini, Jefry Almalay, Hang Kafrawi, Taufik Hidayat, Syaukani Alkarim, Marzuli Ridwan, Jasman Bandul, Siti Salmah, saya sendiri dan mungkin ada beberapa lain yang tak tersebut dulu kampung Sabak Auh masuk Bengkalis, sekarang jadi Siak setelah pemekaran," kata Kunni lagi.
Adapun pejabat yang hadir antara lain, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia H Alfakhrurrazy ST. MSi, Ketua DPH LAMR Kabupaten Bengkalis Datuk Seri H Sofyan Said, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Bengkalis Hambali SPdi dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bengkalis: DR H Suwarto SPd.MPd.
Hadir juga sastrawan budayan asal Bengkalis Musa Ismail, Ketua Rumah Sastra Bengkalis Marzuli Ridwan, Ketua Dewan Kesenian Bengkalis Musrial, Ketua PWI Bengkalis Adi Putra, Ketua dan koordinator bidang dokumentasi publikasi Rumah Sunting Yanda Rahmanto dan Muhammad Maulana, beberapa kepala sekolah di lingkungan Kabupaten Bengkalis, dan masih banyak lainnya.
"Sukses ya, Rumah Sunting bersama Rumah Sastra Bengkalis didukung organisasi kepemudaan di Bengkalis yang melaksanakan HPI di tempat kami. Senang dan bangga rasanya bisa bergabung di iven ini, " kata Ucok yang baru merilis buku puisi terbarunya berjudul Kau Luka yang Tak Ingin Sembuh.
Adapun 10 titik atau 10 kabupaten/kota yang akan menjadi lokasi perayaan tersebut, yakni, Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti, Siak, Pelalawan, Dumai, Kampar, Rohul, Rohil, Inhu, dan Pekanbaru.
Staf Ahli Bupati H Alfakhrurrazy ST. MSi menyambut baik kegiatan tersebut. Ia berharap dengan perayaan HPI, kegiatan sastra akan lebih semarak di Kota Terubuk itu.
"Tentu kami menyambut baik dengan dilaksanakannya HPI di Bengkalis, Apalagi jadi kabupaten pertama dari 10 kabupaten. Selamat atas raun-raun puisinya, bermanfaat dan sukses sampai akhir," kata Alfakhrurrazy.
Kegiatan berlangsung santai. Selain pembacaan puisi oleh para penyair dan peserta lain yang hadir, juga ada musik dan bincang puisi. Hadir sebagai pemantik Kunni Masrohanti, Musa Ismail dan Darma Firdaus.
Editor: Edwar Yaman