- Advertisement -
BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Dalam upaya mempertahankan jati diri sebuah bangsa salah satunya harus mempertahankan kebudayaan yang ada. Sebab kebudayaan adalah batang tubuh untuk menunjukkan jati diri sebuah bangsa.
Demikian disampaikan Budayawaan, Sejarahwan juga politikus Riau, Syaukani Al Karim dalam seminar sehari Festival Masyarakat Marjinal yang ditaja Prodi Sosiologi Agama STAIN Bengkalis di Gedung LAMR, Rabu (27/11).
- Advertisement -
Dikatakannya, suku pedalaman yang ada di Riau khusus Bengkalis merupakan bagian dari Melayu. "Suku Akit, Suku Sakai merupakan Melayu tua yang ada di Bengkalis dan harus diperhatikan dan dijaga," jelas Syaukani ketika menjadi pemateri di depan ratusan mahasiwa Prodi Sosiologi Agama saat itu.
Kemudian dia juga mengingatkan agar para pemuda khususnya mahasiswa agar menjadi penulis. Karena itu bagian dari budaya. "Karena orang Melayu itu penulis dan menghormati sejarah. Itu dibuktikan orang Melayu tempo dulu dalam mengabadikan budaya yang dilakukan zaman kerajaan. Mereka mencatat setiap kejadian dan terbitlah buku-buku sejarah mashur di Riau ini," jelasnya.
Selain Syaukani pemateri lainnya Muhammad Sidik juga menyampaikan pentingnya budaya. Dirinya menguraikan berbagai budaya yang ada di tengah masyarakat. Juga membahas budaya masyarakat pedalaman yang ada di Riau khususnya Bengkalis.(esi)
BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Dalam upaya mempertahankan jati diri sebuah bangsa salah satunya harus mempertahankan kebudayaan yang ada. Sebab kebudayaan adalah batang tubuh untuk menunjukkan jati diri sebuah bangsa.
Demikian disampaikan Budayawaan, Sejarahwan juga politikus Riau, Syaukani Al Karim dalam seminar sehari Festival Masyarakat Marjinal yang ditaja Prodi Sosiologi Agama STAIN Bengkalis di Gedung LAMR, Rabu (27/11).
- Advertisement -
Dikatakannya, suku pedalaman yang ada di Riau khusus Bengkalis merupakan bagian dari Melayu. "Suku Akit, Suku Sakai merupakan Melayu tua yang ada di Bengkalis dan harus diperhatikan dan dijaga," jelas Syaukani ketika menjadi pemateri di depan ratusan mahasiwa Prodi Sosiologi Agama saat itu.
Kemudian dia juga mengingatkan agar para pemuda khususnya mahasiswa agar menjadi penulis. Karena itu bagian dari budaya. "Karena orang Melayu itu penulis dan menghormati sejarah. Itu dibuktikan orang Melayu tempo dulu dalam mengabadikan budaya yang dilakukan zaman kerajaan. Mereka mencatat setiap kejadian dan terbitlah buku-buku sejarah mashur di Riau ini," jelasnya.
- Advertisement -
Selain Syaukani pemateri lainnya Muhammad Sidik juga menyampaikan pentingnya budaya. Dirinya menguraikan berbagai budaya yang ada di tengah masyarakat. Juga membahas budaya masyarakat pedalaman yang ada di Riau khususnya Bengkalis.(esi)