Jumat, 20 September 2024

Facebook Hapus Miliaran Akun Palsu

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Facebook baru saja melaporkan hasil perlawanan terhadap informasi palsu dan konten berbahaya lainnya. Hingga kuartal III, mereka sudah menutup 5,4 miliar akun palsu dan menghapus jutaan konten yang melanggar aturan. Namun, miliaran lainnya diperkirakan masih beredar di media sosial tersebut.

Melalui percakapan telepon, CEO Facebook Mark Zuckerberg menjelaskan, angka tersebut menunjukkan komitmen perusahaan untuk menjaga media mereka tetap bersih. Menurut dia, Facebook menghabiskan dana miliaran dolar AS setiap tahun untuk mengembangkan mekanisme tersebut.

"Angka (akun palsu, Red) yang tinggi tidak berarti konten berbahaya lebih banyak. Itu hanya berarti Anda berupaya lebih keras melacak konten-konten tersebut," ungkap dia menurut The International Business Times.

Dia menjelaskan, Facebook sudah menghapus dua miliar akun palsu pada kuartal pertama 2019. Capaian itu ditambah penutupan 1,5 miliar akun pada kuartal kedua dan 1,7 miliar akun pada kuartal ketiga. Angka tersebut sudah melebihi angka penutupan pada 2018, yakni 3,3 miliar.

- Advertisement -

Meski begitu, Zuckerberg mengatakan, mekanisme tersebut belum sempurna. Menurut dia, 5 persen dari pengguna Facebook bulanan yang berjumlah 2,5 miliar merupakan akun palsu. Salah satu faktor penghambat mereka adalah perusahaan media sosial lainnya yang belum membuka upaya pencegahan konten berbahaya.

Baca Juga:  Ingat Bun…Jangan Ajak Anak ke Pasar dan Mal saat Pandemi

"Kami tidak mungkin menghentikan semua ini selama kami tak tahu prevalensi konten berbahaya lintas sistem," ungkap Zuckerberg kepada Agence France-Presse.

- Advertisement -

Deputy General Counsel Facebook Chris Sonderby mengatakan, pihaknya juga menyertakan upaya penghapusan konten ilegal dan berbahaya di Instagram. Di antaranya, konten berbau terorisme, ujaran kebencian, pornografi anak, dan obat-obat terlarang.

"Sampai saat ini, kami terus mengembangkan agar akurasi kami lebih baik," ungkapnya.

Sampai saat ini, Facebook sudah menghapus 11,6 juta konten yang mengandung unsur seksualitas anak. Mereka juga menghapus jutaan konten mengenai penjualan narkoba dan senjata ilegal.

VP of Integrity Facebook Guy Rosen mengatakan, selama dua tahun terakhir mereka sudah mengembangkan sistem yang menghapus ujaran kebencian secara otomatis. Sistem tersebut melacak unggahan baru dengan kata-kata, frasa, atau gambar yang mirip dari unggahan yang sudah ditandai konten berbahaya.

Baca Juga:  Jalan Lintas Riau-Sumbar Longsor, Waspada Tanah dan Batu Berserakan

"Saat ini rasio proaktif kami meningkat dari 68 persen menjadi 80 persen," ungkapnya.

Facebook memang harus bersiap untuk menghadapi akun palsu dan konten berbahaya menjelang pemilu AS tahun depan. Mereka sudah kapok saat tersandung kasus penyebaran konten hoaks dan ujaran kebencian dalam Pemilu 2016. Karena itu, Facebook menyatakan bahwa pihaknya jauh lebih aktif dalam berkomunikasi dengan pemerintah negara mana pun.

Apa Yang Dilakukan Facebook?
– Menutup 5,4 miliar akun palsu.

– Mengakomodasi 128 ribu permintaan informasi dari pemerintah. Sebanyak 50 ribu permintaan datang dari pemerintah AS.

– Menghapus 4,2 juta konten Facebook dan 1,68 juta konten Instagram yang berbau bunuh diri atau menyakiti diri sendiri.

– Menghapus 11,6 juta konten Facebook dan 754 ribu konten Instagram berbau pornografi anak-anak pada kuartal III 2019.

– Menghapus 4,31 juta konten berdasar laporan pelanggaran hak cipta dan pemalsuan merek.

Sumber: Agence France-Presse dan CNN

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Facebook baru saja melaporkan hasil perlawanan terhadap informasi palsu dan konten berbahaya lainnya. Hingga kuartal III, mereka sudah menutup 5,4 miliar akun palsu dan menghapus jutaan konten yang melanggar aturan. Namun, miliaran lainnya diperkirakan masih beredar di media sosial tersebut.

Melalui percakapan telepon, CEO Facebook Mark Zuckerberg menjelaskan, angka tersebut menunjukkan komitmen perusahaan untuk menjaga media mereka tetap bersih. Menurut dia, Facebook menghabiskan dana miliaran dolar AS setiap tahun untuk mengembangkan mekanisme tersebut.

"Angka (akun palsu, Red) yang tinggi tidak berarti konten berbahaya lebih banyak. Itu hanya berarti Anda berupaya lebih keras melacak konten-konten tersebut," ungkap dia menurut The International Business Times.

Dia menjelaskan, Facebook sudah menghapus dua miliar akun palsu pada kuartal pertama 2019. Capaian itu ditambah penutupan 1,5 miliar akun pada kuartal kedua dan 1,7 miliar akun pada kuartal ketiga. Angka tersebut sudah melebihi angka penutupan pada 2018, yakni 3,3 miliar.

Meski begitu, Zuckerberg mengatakan, mekanisme tersebut belum sempurna. Menurut dia, 5 persen dari pengguna Facebook bulanan yang berjumlah 2,5 miliar merupakan akun palsu. Salah satu faktor penghambat mereka adalah perusahaan media sosial lainnya yang belum membuka upaya pencegahan konten berbahaya.

Baca Juga:  Hasil Uji Kompetensi JTP Diserahkan ke Bupati

"Kami tidak mungkin menghentikan semua ini selama kami tak tahu prevalensi konten berbahaya lintas sistem," ungkap Zuckerberg kepada Agence France-Presse.

Deputy General Counsel Facebook Chris Sonderby mengatakan, pihaknya juga menyertakan upaya penghapusan konten ilegal dan berbahaya di Instagram. Di antaranya, konten berbau terorisme, ujaran kebencian, pornografi anak, dan obat-obat terlarang.

"Sampai saat ini, kami terus mengembangkan agar akurasi kami lebih baik," ungkapnya.

Sampai saat ini, Facebook sudah menghapus 11,6 juta konten yang mengandung unsur seksualitas anak. Mereka juga menghapus jutaan konten mengenai penjualan narkoba dan senjata ilegal.

VP of Integrity Facebook Guy Rosen mengatakan, selama dua tahun terakhir mereka sudah mengembangkan sistem yang menghapus ujaran kebencian secara otomatis. Sistem tersebut melacak unggahan baru dengan kata-kata, frasa, atau gambar yang mirip dari unggahan yang sudah ditandai konten berbahaya.

Baca Juga:  KNKT Belum Simpulkan Penyebab Tabrakan Kereta Api di Cicalengka

"Saat ini rasio proaktif kami meningkat dari 68 persen menjadi 80 persen," ungkapnya.

Facebook memang harus bersiap untuk menghadapi akun palsu dan konten berbahaya menjelang pemilu AS tahun depan. Mereka sudah kapok saat tersandung kasus penyebaran konten hoaks dan ujaran kebencian dalam Pemilu 2016. Karena itu, Facebook menyatakan bahwa pihaknya jauh lebih aktif dalam berkomunikasi dengan pemerintah negara mana pun.

Apa Yang Dilakukan Facebook?
– Menutup 5,4 miliar akun palsu.

– Mengakomodasi 128 ribu permintaan informasi dari pemerintah. Sebanyak 50 ribu permintaan datang dari pemerintah AS.

– Menghapus 4,2 juta konten Facebook dan 1,68 juta konten Instagram yang berbau bunuh diri atau menyakiti diri sendiri.

– Menghapus 11,6 juta konten Facebook dan 754 ribu konten Instagram berbau pornografi anak-anak pada kuartal III 2019.

– Menghapus 4,31 juta konten berdasar laporan pelanggaran hak cipta dan pemalsuan merek.

Sumber: Agence France-Presse dan CNN

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari