(RIAUPOS.CO) — Keindahan alam yang terdapat di Desa Bokor, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti mulai diminati wisatawan mancanegara. Akhir pekan lalu, sebanyak lima orang wisatawan asal Belanda dan Italia tiba di Bokor. Perjalanan mereka didampingi oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Bathin Galang asal desa setempat.
Empat orang Wisman tersebut diantaranya, Roel Djikstra dan dua orang anaknya Rere dan Arien asal dari Belanda dan Katarzyna Cyran dari Italy.
Seperti diceritakan Ketua Pokdarwis bayhin Galang Desa Bokor, Sopandi kepada Riau Pos, Ahad (13/10). Kata dia, selain empat orang wisman juga terdapat satu orang wisatawan lokal asal Jogja. Perjalanan mereka mengitari keindahan desa tersebut tidak berlangsung lama. Dari Kota Pekanbaru, wisatawan tiba di Desa Bokor, Sabtu (12/9/10) pagi kemudian kembali ke Pekanbaru sore harinya.
“Hanya beberapa jam saja. Tiba pagi, sore mereka pulang lagi ke Pekanbaru,” ungkapnya.
Walau demikian, dengan minimnya waktu yang mereka miliki, Sopandi mengaku telah menuntun seluruh wisman itu untuk menikmati setiap spot unggulan desa. Mulai dari mengitari panorama mangrove sepanjang sungai desa dengan sampan, mereka juga diajak melihat rimbunnya pohon durian.
“Selain objek wisata tersebut, kami juga memperkenalkan mereka tradisi turun temurun warga desa yang saat ini menjadi permainan rakyat lari atas tual sagu,” ucapnya.
Menurut Sopandi, kunjungan wisman seperti ini bukan yang pertama kali yang diterima oleh Pokdarwis Bathin Galang. Sebelumnya juga ada wisman dari Korea dan Jepang.
“Untuk kunjungan wisman Belanda dan Italia sudah beberapa kali kami terima sebelum ini. Selain dari kedua negara tersebut, jauh sebelum ini kami juga telah menerima kunjungan wisman Korea dan Jepang,” bebernya.
Untuk meningkatkan mutu dan potensi sektor wisata di Desa Bokor, Sopandi dan kawan kawan mengaku sedang menggagas trestel di tengah hutan mangrove yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kepulauan Meranti.
“Saat ini masih dalam tahap pengerjaan. Dalam waktu dekat akan terbuka untuk umum. Minimal dengan ini, Meranti memiliki tambahan objek wisata edukasi yang layak dinikmati kedepan,” harapnya.(nda)
Laporan WIRA SAPUTRA, Meranti