Kabupaten Kuansing akhirnya kembali merebut piala bergilir pacu jalur tradisional event nasional dari Kabupaten Indragiri Hulu setelah dua tahun menunggu, pada laga terakhir di Tepian Narosa, Telukkuantan, Ahad (25/8).Â
Duka mendalam menyelimuti pacu jalur tradisional event nasional tahun 2024 di Tepian Narosa Telukkuantan. Di mana, Ansurni (48), salah seorang atlet jalur Jitu Kuantan Datuk Panglimo Dalam dari Desa Pulau Busuk Inuman di perpacuan jalur hari kedua, Kamis (22/8) kemarin, meninggal dunia usai perpacuan.
Masyarakat Rantau Kuantan atau Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) sekarang tentu saja berbangga hati. Tradisi budaya pacu jalur masih bisa bertahan di zaman era modern sekarang, era yang disebut era milenial. Namun harus diakui di usianya yang sudah tua menginjak 121 tahun, sejak dikenal 1903, tradisi budaya ini berangsur-angsur mulai pudar. Banyak diantaranya yang mulai hilang dalam proses pembuatan jalur. Satu diantaranya adalah tradisi maelo (menarik) jalur dari hutan belantara.
PACU jalur iven kebudayaan di Tepian H Saidina Ali, Desa Luai, Kecamatan Kuantan Mudik akan dilaksanakan selama tiga hari sejak tanggal 1-3 Agustus 2024. Sebanyak 55 jalur siap tempur.
Pacu jalur di Tepian Pincuran Sati Kecamatan Benai berakhir Senin (22/7) sore. Dari hasil itu, keluar sebagai juara adalah Jalur Tuah Alam Kaswira Nondri dari Desa Sikakak, Kecamatan Cerenti.
SETELAH melakoni pacu jalur hari kedua hingga putaran kedua Ahad (21/7) sore, perpacuan pacu jalur di Tepian Pincuran Sati, Kecamatan Benai menyisakan 14 jalur yang masuk hari final.
WALAUPUN masih tersisa waktu empat hari lagi, peserta pacu jalur di Tepian Pincuran Sati, Pasar Benai sudah mulai ramai. Hingga Senin (15/7) sore, jalur yang mendaftar sudah mencapai 31 jalur. Padahal pacu jalur akan digelar tanggal 20-22 Juli 2024 mendatang.