Senin, 1 Juli 2024

Tanggap Darurat di Tanahdatar Bakal Diperpanjang

TANAH DATAR (RIAUPOS.CO) – Masa tanggap darurat atas bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat yang berakhir Sabtu (25/5) besok, bakal diperpanjang selama 14 hari lagi.  Keputusan ini disampaikan Bupati Tanahdatar Eka Putra di Posko Utama di Indojolito Batusangkar, Kamis (23/5).

“Setelah menerima saran, masukan dan pertimbangan dari forkopimda, BMKG, Bazarnas dan instansi terkait lainnya, maka diputuskan masa tanggap darurat bencana di Tanahdatar diperpanjang 14 hari lagi sampai pada Sabtu (8/6) mendatang,” ujar saat rapat evaluasi terkait penanganan bencana dan kondisi terbaru, kemarin.

- Advertisement -

Beberapa hal utama yang menyebabkan diperpanjangnya masa tanggap darurat karena masih ada korban hilang yang belum ditemukan dan banyak rumah masyarakat yang perlu penanganan tim untuk dibersihkan. “Saat ini masih ada rumah masyarakat yang dibersihkan dan juga ada 10 korban yang dinyatakan hilang. Tentu hal ini masih perlu dilanjutkan untuk pencarian dan pembersihannya,” kata Eka Putra.

Sementara itu, untuk langkah antisipasi, Eka Putra mengatakan ada beberapa langkah yang dilakukan bersama dengan pemerintah pusat dan provinsi. “Pemerintah daerah bersama BNPB akan memasang Early Warning System atau EWS di beberapa titik agar masyarakat segera tahu ketika terjadi bencana. Tim juga akan membangun sabo dam serta memecahkan batu besar penghalang yang ada di hulu,” ungkapnya.

Sebagaimana disampaikan Bupati Eka Putra, saat mengecek bantaran sungai usai banjir bandang di kawasan Nagari Rao-rao dan Nagari Pasie Laweh bersama Forkopimda Tanahdatar, Rabu (22/5), EWS perlu di sosialisasikan kepada masyarakat.

- Advertisement -

“Dalam waktu dekat ini, Pemerintah Daerah bersama BNPB akan memasang alat EWS di Nagari Pasie Laweh dan Nagari Rao-rao untuk mendeteksi bencana yang akan terjadi. Untuk itu mohon dukungan dan komitmen dari masyarakat untuk menjaga alat tersebut,” ujarnya.

Bupati Eka Putra menjelaskan EWS dan sekaligus sirene direncanakan dipasang di Ladang Baringin di lokasi sabo dam saat ini. Sirene juga akan dipasang di beberapa titik di Nagari Pasia Laweh dan Nagari Rao-Rao. “Mudah-mudahan alat ini segera bisa dimanfaatkan karena sangat menguntungkan bagi kita semua ketika terjadi berbagai bencana alam,” ujarnya.

Terkait pantauan menggunakan drone sepanjang aliran Sungai di Jorong Lumbung Bapereng, Bupati Eka mengatakan sejauh 1 kilometer (km) lebih ke arah hulu terlihat ada bebatuan besar. Dengan demikian dalam waktu dekat akan diturunkan tim teknis ke hulu untuk memecahkan batu tersebut.

“Telah kami periksa mengunakan pesawat tanpa awak atau drone. Kami melihat ada bebatuan besar. Ini akan kami laporkan untuk segera ditangani oleh tim teknis. Bisa jadi, ada pemecahan mengunakan dinamit. Untuk itu, jangan panik dan tetap waspada,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Bupati Eka Putra mengimbau kepada masyarakat apabila curah hujan yang tinggi diharapkan untuk menjauh dari aliran sungai dan mencari tempat aman. “Kita harus peka terhadap tanda-tanda alam yang terjadi. Jika melihat ada kemungkinan bencana alam, segera jauhi aliran sungai dan cari tempat aman,” ujarnya.

Pemkab Tanahdatar juga mengusulkan delapan pembangunan sabo dam kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Republik Indonesia. Hal ini disampaikan langsung Bupati Eka Putra didampingi Ketua DPRD Rony Mulyadi Dt Bungsu, Kapolres AKBP Derry Indra, Dandim 0307 Tanahdatar Letkol Agus Trio Pujo Sumedi, Danyonmarhanlan Padang Mayor Marinir Dany Aprianto Putro dan juga Kadis Kominfo Yusrizal.

Baca Juga:  Aliran Air Ngarai Sianok Tiba-Tiba Meluap

“Ada beberapa sungai di Tanahdatar yang berhulu di Gunung Marapi. Untuk mengantisipasi bencana banjir bandang serupa kita harus membangun sabo dam. Untuk itu, pasca bencana ini kami mengajukan untuk pembangunan sabo dam. Yang kami usulkan ada delapan, mudah-mudahan ini dikabulkan semuanya,” katanya.

Menurut Bupati Eka Putra, sebelumnya di aliran sungai yang ada di Tanahdatar sudah dibangun dua sabo dam, di antaranya di Sungai Jambu dan di Pasie Laweh.  “Sabo dam yang di Sungai Jambu sudah hancur akibat banjir bandang dan ini sudah kami usulkan untuk dibangun kembali. Selanjutnya di Pasie Laweh juga kami usulkan untuk ditambah satu sabo dam lagi,” ujarnya.

Menurut Bupati Eka Putra, pembangunan sabo dam ini harus disegerakan karena setelah dilakukan survei menggunakan drone, di hulu sungai saat ini sudah banyak terjadi longsor. “Dari delapan sabo dam yang kami usulkan, semuanya harus disegerakan untuk dibangun. Salah satu contohnya Batang Sigarunggung, setelah kami survei ternyata di hulu sungai ini sudah banyak terjadi longsor,” terangnya.

Dari informasi yang kami dapat, tambah Bupati Eka Putra, sabo dam yang telah diusulkan ini akan mulai dibangun pada tahun 2024 sampai tahun 2026. Delapan sabo dam yang diusulkan Pemerintah Daerah Tanahdatar untuk dibangun adalah Batang Sigarunggung, Batang Sungai Jambu, Batang Bangkaweh, Batang Bangkahan, Batang Malana, Batang Anai, Batang Pagu-pagu dan Batang Arau.

Sementara itu, Walinagari Pasie Laweh Hidayat menyambut baik apa yang disampaikan Bupati. “Terima kasih Pak Bupati. Kami bersama masyarakat menyambut baik pemasangan alat peringatan dini bencana tersebut dan kami bersedia untuk menjaga demi keselamatan kita semua,” ucapnya.

Manfaatkan Aplikasi Info BMKG

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Sumatera Barat Suaidi Ahadi mendorong masyarakat di Tanahdatar terkhusus yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berhulu langsung dari Gunung Marapi untuk memanfaatkan aplikasi BMKG.

Memanfaatkan aplikasi Info BMKG bisa menjadi acuan bagi masyarakat dalam mendeteksi cuaca ekstrem. Apalagi belakangan ini kondisi cuaca mudah berubah dan sulit ditebak dengan hanya mengandalkan tanda-tanda alam.

Aplikasi BMKG bisa di-download di Google Play bagi yang menggunakan android dan juga melalui AppStore bagi pengguna IPhone. Lewat aplikasi itu masyarakat bisa mengontrol peringatan dini dari BMKG. “Manfaatkan info BMKG bagi yang punya smartphone, dalam aplikasi itu kita bisa mengontrol jika ada peringatan dini dari BMKG,’ ujarnya.

‘’Klik radar, radar nantinya akan mengkonfirmasi hujan atau tidak. Kalau radarnya sudah berwarna berarti sedang hujan, jika warnanya orange sampai merah berarti hujannya sudah sangat lebat. Kalau posisi kita di sungai, mohon segera menjauh 200-500 meter dari pinggir sungai,” kata dia.

Korban Ditemukan

Korban terakhir yang dilaporkan hilang pada kejadian galodo yang menimpa Kabupaten Agam pada 11 Mei yang lalu akhirnya berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Korban atas nama Suardi Sahar, warga Jorong Galuang, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Sungai Pua tersebut ditemukan, Rabu (22/5) sekitar jam 11.05 WIB dan dievakuasi pada pukul 13.30 WIB.

Kabid KL BPBD Agam, Ichwan Pratama Danda mengatakan jenazah korban ditemukan di lokasi berjarak tujuh km dari Masjid Raya Galuang yang menjadi titik utama banjir bandang dan aliran lahar dingin di Nagari Sungai Pua, Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam.

Baca Juga:  Agam Dikepung Banjir dan Longsor

“Jenazah korban ditemukan oleh tim gabungan di kawasan Jorong Taluak, Nagari Kubang Putiah, Kecamatan Banuhamp,u Kabupaten Agam,” sebutnya, Rabu (23/5). Ichwan menyebutkan jenazah korban kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Achmad Muchtar Bukittinggi untuk dilakukan proses identifikasi.

Terpisah, Wakil Direktur Bidang Pelayanan Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi Vera Maya Sari membenarkan bahwa jenazah korban yang ditemukan oleh tim gabungan ini merupakan korban terakhir yang ada dilaporkan warga hilang.

“Korban sudah teridentifikasi atas nama Suhardi Sahar usia 62 tahun, warga jorong Galuang, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam,” sebut Vera Maya Sari. Vera Maya Sari juga menyebutkan bahwa jenazah korban sudah dibawa pulang oleh keluarga untuk proses pemakaman.

Dengan penemuan jenazah ini, seluruh korban yang dilaporkan hilang akibat dampak banjir bandang dan aliran lahar dingin di Kabupaten Agam telah berhasil ditemukan. Berdasarkan data BPBD bencana ini menyebabkan 23 orang meninggal dunia.

Bantu BBM Alat Berat

Evakuasi dan penanganan di wilayah terdampak masih terus dilakukan. Alat berat pun dikerahkan untuk membantu pemerintah daerah dipimpin oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan evakuasi.

Untuk memastikan kebutuhan energi dalam proses penanganan bencana, PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut turut memberikan bantuan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (elpiji) kepada pemerintah daerah dan BNPB selama masa tanggap darurat.

Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Sumbagut, Freddy Anwar mengatakan, pihaknya memberikan bantuan tersebut untuk alat berat. “Sampai dengan selesai bencana darurat, melalui Program Pertamina Peduli kami telah menyediakan BBM yang digunakan untuk membantu pengoperasian alat-alat berat,” jelasnya belum lama ini.

Seperti diketahui, mulai Selasa (12/5) hingga saat ini, pihaknya bersama Program Pertamina Peduli telah menyalurkan bantuan setiap harinya rata-rata kurang lebih 2.500 liter BBM jenis dexlite untuk tiga wilayah terdampak, seperti Kabupaten Tanah Datar, Agam, dan Padang Panjang.

Freddy menambahkan, untuk keperluan penyaluran BBM  di daerah tersebut, Pertamina Patra Niaga Sumbagut telah menerapkan skema Reguler Alternative Emergency (RAE). Dengan alur distribusi pasokan melalui Terminal BBM Sibolga, Fuel Terminal (FT) Sungai Siak, IT Dumai, dan FT Tembilahan  di Provinsi Riau, serta perbantuan dari TBBM wilayah Jambi yang telah dimulai sejak Ahad (12/5).

“Kami juga terus memantau perkembangan situasi di wilayah rute terdampak pascabencana, mulai dari pasokan BBM hingga ketersediaan yang menyokong keperluan pengoperasian alat berat,” ujarnya.

Selain dukungan operasional BBM, Pertamina Patra Niaga Sumbagut juga sudah menyalurkan bantuan elpiji 12 kg  untuk emoat lokasi dapur umum, yaitu di Posko SDN 08 Bukik Batabuah Kabupaten Agam, Posko Pengungsian Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar, Posko Rumah Dinas Sekretaris Daerah, Kelurahan Pasar Usang, Kota Padang Panjang, serta di dapur umum Gedung Indo Jolito Batusangkar.

Bantuan keperluan logstik dan keperluan dasar sebagai upaya pascapenanganan bencana juga telah disalurkan di posko-posko tersebut. “Dari sisi penanggulangan pascabencana, kami pastikan kami siap berkontribusi membantu pemulihan di wilayah terdampak. Menjamin ketersedian BBM serta elpiji di sekitar kawasan bencana,” ujar Freddy.(stg/r/azr/rpg)

TANAH DATAR (RIAUPOS.CO) – Masa tanggap darurat atas bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat yang berakhir Sabtu (25/5) besok, bakal diperpanjang selama 14 hari lagi.  Keputusan ini disampaikan Bupati Tanahdatar Eka Putra di Posko Utama di Indojolito Batusangkar, Kamis (23/5).

“Setelah menerima saran, masukan dan pertimbangan dari forkopimda, BMKG, Bazarnas dan instansi terkait lainnya, maka diputuskan masa tanggap darurat bencana di Tanahdatar diperpanjang 14 hari lagi sampai pada Sabtu (8/6) mendatang,” ujar saat rapat evaluasi terkait penanganan bencana dan kondisi terbaru, kemarin.

Beberapa hal utama yang menyebabkan diperpanjangnya masa tanggap darurat karena masih ada korban hilang yang belum ditemukan dan banyak rumah masyarakat yang perlu penanganan tim untuk dibersihkan. “Saat ini masih ada rumah masyarakat yang dibersihkan dan juga ada 10 korban yang dinyatakan hilang. Tentu hal ini masih perlu dilanjutkan untuk pencarian dan pembersihannya,” kata Eka Putra.

Sementara itu, untuk langkah antisipasi, Eka Putra mengatakan ada beberapa langkah yang dilakukan bersama dengan pemerintah pusat dan provinsi. “Pemerintah daerah bersama BNPB akan memasang Early Warning System atau EWS di beberapa titik agar masyarakat segera tahu ketika terjadi bencana. Tim juga akan membangun sabo dam serta memecahkan batu besar penghalang yang ada di hulu,” ungkapnya.

Sebagaimana disampaikan Bupati Eka Putra, saat mengecek bantaran sungai usai banjir bandang di kawasan Nagari Rao-rao dan Nagari Pasie Laweh bersama Forkopimda Tanahdatar, Rabu (22/5), EWS perlu di sosialisasikan kepada masyarakat.

“Dalam waktu dekat ini, Pemerintah Daerah bersama BNPB akan memasang alat EWS di Nagari Pasie Laweh dan Nagari Rao-rao untuk mendeteksi bencana yang akan terjadi. Untuk itu mohon dukungan dan komitmen dari masyarakat untuk menjaga alat tersebut,” ujarnya.

Bupati Eka Putra menjelaskan EWS dan sekaligus sirene direncanakan dipasang di Ladang Baringin di lokasi sabo dam saat ini. Sirene juga akan dipasang di beberapa titik di Nagari Pasia Laweh dan Nagari Rao-Rao. “Mudah-mudahan alat ini segera bisa dimanfaatkan karena sangat menguntungkan bagi kita semua ketika terjadi berbagai bencana alam,” ujarnya.

Terkait pantauan menggunakan drone sepanjang aliran Sungai di Jorong Lumbung Bapereng, Bupati Eka mengatakan sejauh 1 kilometer (km) lebih ke arah hulu terlihat ada bebatuan besar. Dengan demikian dalam waktu dekat akan diturunkan tim teknis ke hulu untuk memecahkan batu tersebut.

“Telah kami periksa mengunakan pesawat tanpa awak atau drone. Kami melihat ada bebatuan besar. Ini akan kami laporkan untuk segera ditangani oleh tim teknis. Bisa jadi, ada pemecahan mengunakan dinamit. Untuk itu, jangan panik dan tetap waspada,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Bupati Eka Putra mengimbau kepada masyarakat apabila curah hujan yang tinggi diharapkan untuk menjauh dari aliran sungai dan mencari tempat aman. “Kita harus peka terhadap tanda-tanda alam yang terjadi. Jika melihat ada kemungkinan bencana alam, segera jauhi aliran sungai dan cari tempat aman,” ujarnya.

Pemkab Tanahdatar juga mengusulkan delapan pembangunan sabo dam kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Republik Indonesia. Hal ini disampaikan langsung Bupati Eka Putra didampingi Ketua DPRD Rony Mulyadi Dt Bungsu, Kapolres AKBP Derry Indra, Dandim 0307 Tanahdatar Letkol Agus Trio Pujo Sumedi, Danyonmarhanlan Padang Mayor Marinir Dany Aprianto Putro dan juga Kadis Kominfo Yusrizal.

Baca Juga:  Wacanakan Relokasi Warga di Zona Merah

“Ada beberapa sungai di Tanahdatar yang berhulu di Gunung Marapi. Untuk mengantisipasi bencana banjir bandang serupa kita harus membangun sabo dam. Untuk itu, pasca bencana ini kami mengajukan untuk pembangunan sabo dam. Yang kami usulkan ada delapan, mudah-mudahan ini dikabulkan semuanya,” katanya.

Menurut Bupati Eka Putra, sebelumnya di aliran sungai yang ada di Tanahdatar sudah dibangun dua sabo dam, di antaranya di Sungai Jambu dan di Pasie Laweh.  “Sabo dam yang di Sungai Jambu sudah hancur akibat banjir bandang dan ini sudah kami usulkan untuk dibangun kembali. Selanjutnya di Pasie Laweh juga kami usulkan untuk ditambah satu sabo dam lagi,” ujarnya.

Menurut Bupati Eka Putra, pembangunan sabo dam ini harus disegerakan karena setelah dilakukan survei menggunakan drone, di hulu sungai saat ini sudah banyak terjadi longsor. “Dari delapan sabo dam yang kami usulkan, semuanya harus disegerakan untuk dibangun. Salah satu contohnya Batang Sigarunggung, setelah kami survei ternyata di hulu sungai ini sudah banyak terjadi longsor,” terangnya.

Dari informasi yang kami dapat, tambah Bupati Eka Putra, sabo dam yang telah diusulkan ini akan mulai dibangun pada tahun 2024 sampai tahun 2026. Delapan sabo dam yang diusulkan Pemerintah Daerah Tanahdatar untuk dibangun adalah Batang Sigarunggung, Batang Sungai Jambu, Batang Bangkaweh, Batang Bangkahan, Batang Malana, Batang Anai, Batang Pagu-pagu dan Batang Arau.

Sementara itu, Walinagari Pasie Laweh Hidayat menyambut baik apa yang disampaikan Bupati. “Terima kasih Pak Bupati. Kami bersama masyarakat menyambut baik pemasangan alat peringatan dini bencana tersebut dan kami bersedia untuk menjaga demi keselamatan kita semua,” ucapnya.

Manfaatkan Aplikasi Info BMKG

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Sumatera Barat Suaidi Ahadi mendorong masyarakat di Tanahdatar terkhusus yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berhulu langsung dari Gunung Marapi untuk memanfaatkan aplikasi BMKG.

Memanfaatkan aplikasi Info BMKG bisa menjadi acuan bagi masyarakat dalam mendeteksi cuaca ekstrem. Apalagi belakangan ini kondisi cuaca mudah berubah dan sulit ditebak dengan hanya mengandalkan tanda-tanda alam.

Aplikasi BMKG bisa di-download di Google Play bagi yang menggunakan android dan juga melalui AppStore bagi pengguna IPhone. Lewat aplikasi itu masyarakat bisa mengontrol peringatan dini dari BMKG. “Manfaatkan info BMKG bagi yang punya smartphone, dalam aplikasi itu kita bisa mengontrol jika ada peringatan dini dari BMKG,’ ujarnya.

‘’Klik radar, radar nantinya akan mengkonfirmasi hujan atau tidak. Kalau radarnya sudah berwarna berarti sedang hujan, jika warnanya orange sampai merah berarti hujannya sudah sangat lebat. Kalau posisi kita di sungai, mohon segera menjauh 200-500 meter dari pinggir sungai,” kata dia.

Korban Ditemukan

Korban terakhir yang dilaporkan hilang pada kejadian galodo yang menimpa Kabupaten Agam pada 11 Mei yang lalu akhirnya berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Korban atas nama Suardi Sahar, warga Jorong Galuang, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Sungai Pua tersebut ditemukan, Rabu (22/5) sekitar jam 11.05 WIB dan dievakuasi pada pukul 13.30 WIB.

Kabid KL BPBD Agam, Ichwan Pratama Danda mengatakan jenazah korban ditemukan di lokasi berjarak tujuh km dari Masjid Raya Galuang yang menjadi titik utama banjir bandang dan aliran lahar dingin di Nagari Sungai Pua, Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam.

Baca Juga:  Banjir Bandang di Limapuluh Kota, Padang Terendam

“Jenazah korban ditemukan oleh tim gabungan di kawasan Jorong Taluak, Nagari Kubang Putiah, Kecamatan Banuhamp,u Kabupaten Agam,” sebutnya, Rabu (23/5). Ichwan menyebutkan jenazah korban kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Achmad Muchtar Bukittinggi untuk dilakukan proses identifikasi.

Terpisah, Wakil Direktur Bidang Pelayanan Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi Vera Maya Sari membenarkan bahwa jenazah korban yang ditemukan oleh tim gabungan ini merupakan korban terakhir yang ada dilaporkan warga hilang.

“Korban sudah teridentifikasi atas nama Suhardi Sahar usia 62 tahun, warga jorong Galuang, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam,” sebut Vera Maya Sari. Vera Maya Sari juga menyebutkan bahwa jenazah korban sudah dibawa pulang oleh keluarga untuk proses pemakaman.

Dengan penemuan jenazah ini, seluruh korban yang dilaporkan hilang akibat dampak banjir bandang dan aliran lahar dingin di Kabupaten Agam telah berhasil ditemukan. Berdasarkan data BPBD bencana ini menyebabkan 23 orang meninggal dunia.

Bantu BBM Alat Berat

Evakuasi dan penanganan di wilayah terdampak masih terus dilakukan. Alat berat pun dikerahkan untuk membantu pemerintah daerah dipimpin oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan evakuasi.

Untuk memastikan kebutuhan energi dalam proses penanganan bencana, PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut turut memberikan bantuan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (elpiji) kepada pemerintah daerah dan BNPB selama masa tanggap darurat.

Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Sumbagut, Freddy Anwar mengatakan, pihaknya memberikan bantuan tersebut untuk alat berat. “Sampai dengan selesai bencana darurat, melalui Program Pertamina Peduli kami telah menyediakan BBM yang digunakan untuk membantu pengoperasian alat-alat berat,” jelasnya belum lama ini.

Seperti diketahui, mulai Selasa (12/5) hingga saat ini, pihaknya bersama Program Pertamina Peduli telah menyalurkan bantuan setiap harinya rata-rata kurang lebih 2.500 liter BBM jenis dexlite untuk tiga wilayah terdampak, seperti Kabupaten Tanah Datar, Agam, dan Padang Panjang.

Freddy menambahkan, untuk keperluan penyaluran BBM  di daerah tersebut, Pertamina Patra Niaga Sumbagut telah menerapkan skema Reguler Alternative Emergency (RAE). Dengan alur distribusi pasokan melalui Terminal BBM Sibolga, Fuel Terminal (FT) Sungai Siak, IT Dumai, dan FT Tembilahan  di Provinsi Riau, serta perbantuan dari TBBM wilayah Jambi yang telah dimulai sejak Ahad (12/5).

“Kami juga terus memantau perkembangan situasi di wilayah rute terdampak pascabencana, mulai dari pasokan BBM hingga ketersediaan yang menyokong keperluan pengoperasian alat berat,” ujarnya.

Selain dukungan operasional BBM, Pertamina Patra Niaga Sumbagut juga sudah menyalurkan bantuan elpiji 12 kg  untuk emoat lokasi dapur umum, yaitu di Posko SDN 08 Bukik Batabuah Kabupaten Agam, Posko Pengungsian Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar, Posko Rumah Dinas Sekretaris Daerah, Kelurahan Pasar Usang, Kota Padang Panjang, serta di dapur umum Gedung Indo Jolito Batusangkar.

Bantuan keperluan logstik dan keperluan dasar sebagai upaya pascapenanganan bencana juga telah disalurkan di posko-posko tersebut. “Dari sisi penanggulangan pascabencana, kami pastikan kami siap berkontribusi membantu pemulihan di wilayah terdampak. Menjamin ketersedian BBM serta elpiji di sekitar kawasan bencana,” ujar Freddy.(stg/r/azr/rpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari