SIAK (RIAUPOS.CO) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak meluncurkan aplikasi berupa Sistem Informasi Kepengawasan Pengawas Sekolah (Siakwah) pada Kamis (18/7) petang di aula Disdikbud Siak.
Siakwah diharapkan mampu memudahkan para pengawas sekolah dalam memberikan laporan, dan dengan Siakwah ini juga nantinya akan lebih mudah memonitor kinerja para pengawas sekolah.
Demikian dikatakan Kabid SMP Disdikbud Kabupaten Siak Fakhrurrozi MPd yang akrab disapa Ozy, saat peluncuran. Sekaligus melengkapi tugas Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II Tahun 2022 melalui PPSDM Bukittinggi. Hadir dalam peluncuran Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak Mahadar SPd MM beserta pejabat dinas, pengawas dan sejumlah guru.
Tahap awal, aplikasi Siakwah ini untuk Pengawas SMP, diharapkan secara berkala akan dilakukan pengembangan, terutama pelayanan mutu, sehingga seluruh pengawas dapat menggunakan aplikasi ini dalam memberikan laporannya. Untuk mempermudah pengawas sekolah dalam melaporkan hasil kepengawasan.
Sistem yang dirancang ada tag lokasi, untuk melihat kehadiran pengawas ke sekolah, sebab dengan manual belum maksimal pemantauannya. Sehingga terukur kinerja pengawas.
“Kami memang menyesuaikan dengan era digitalisasi. Kami tidak boleh tertinggal. Kami memanfaatkannya untuk memudahkan bukan mempersulit,†jelas Kabid Ozy.
Menurut Ozy, saat ini ada 110 SMP di Siak, dan satu orang mengawasi 12 sampai 14 sekolah. Setiap pengawas memberikan laporan ke dinas. Mereka kesulitan juga, sebab waktu terbatas, antara satu sekolah dengan sekolah lain jauh jauh.
Hal itu yang menjadi penyebab muncul ide membuat aplikasi Siakwah. Mempermudah sekaligus memberikan pelayanan kepada pengawas.
“Ada delapan standar nasional pendidikan, tapi kami ingin fokus pada tata kelola, dan pembelajaran. Kami juga meminta pengawas memberikan informasi menyangkut guru, sarana dan prasarana melalui SiaKwah,†sebut Kabid Ozy.
Laporan ini, dikatakan Kabid Ozy, tidak rutin diminta. Untuk tata kelola atau sering disebut Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) setahun dua kali. Sedangkan informasi terkait guru dan sarana prasarana cukup setahun sekali.
“Pada September mulai kami gunakan aplikasi tersebut, sekaligus kami menerima rekap,†terang Kabid Ozy.
Siakwah ini terwujud berkat kerja sama yang baik antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak bersama Tanoto Foundation, yangg merupakan organisasi mitra Pemda Siak yang berhubungan dengan pendidikan.
Dalam waktu dekat, akan mengundang pengawas untuk melakukan bimtek, bagaimana cara penggunaan sistem informasi yang disebut dengan Siakwah.
“Kami membuat Standar Operasional
Prosedur (SOP) untuk pengawas dan Siakwah, di sekolah yang jauh, seperti Minas Asal, Gondang di Kandis, Lubuk Umbut dan Tasik Betung di Sungai Mandau, Teluk Lanus dan Mungkal di Sungai Apit diupayakan mendapat bantuan dari dinas untuk SPPD,†sebut Kabid Ozy.(mng)