- Advertisement -
SIAK (RIAUPOS.CO) – Pelanggan sistem penyediaan air minum (SPAM) di Kabupaten Siak ada 12.560 pelanggan. Demikian dikatakan Kasi Air Bersih Amir Faizal. Lebih jauh dikatakannya, saat ini tinggal 34 desa yang belum dialiri air bersih dari 14 kecamatan.
Disebutkannya, untuk Kecamatan ada Siak 5.310 pelanggan, kedua Minas, disebutkannya, air bakunya bekas waduk Chevron mengolahnya pemda punya.
- Advertisement -
“Untuk kapasitas SPAM di Siak 80 liter per detik, Mempura 40 liter per detik Bungaraya, Sabak Auh, Koto Gasib, Sungai Apit, Sungai Mandau, Kandis 20 liter per detik,” jelasnya.
Untuk Kecamatan Kandis mengambil airnya di Sungai Sam Sam. Kalau Kerinci Kanan dan Lubuk Dalam masing-masing 20, namun SPAM menjadi satu di Lubuk Dalam.
“Saat ini kami sedang mengusahakan agar seluruh desa diairi air bersih. Sejak 2013 hingga 2020, kami mendapatkan DAK mencapai Rp100 miliar,” jelasnya.
- Advertisement -
Hal itu pula yang menyebabkan proses pengairan air bersih di Kabupaten Siak ini cukup maksimal. Sementara dari APBD relatif minim tahun ini di angka Rp3 miliar.
“Selain DAK ada juga Pamsimas dan hal itu cukup maksima di daerah yang relatif jauh. Tahun 2022, kami berharap seluruh kampung dialiri air bersih,” jelasnya.(mng)
SIAK (RIAUPOS.CO) – Pelanggan sistem penyediaan air minum (SPAM) di Kabupaten Siak ada 12.560 pelanggan. Demikian dikatakan Kasi Air Bersih Amir Faizal. Lebih jauh dikatakannya, saat ini tinggal 34 desa yang belum dialiri air bersih dari 14 kecamatan.
Disebutkannya, untuk Kecamatan ada Siak 5.310 pelanggan, kedua Minas, disebutkannya, air bakunya bekas waduk Chevron mengolahnya pemda punya.
- Advertisement -
“Untuk kapasitas SPAM di Siak 80 liter per detik, Mempura 40 liter per detik Bungaraya, Sabak Auh, Koto Gasib, Sungai Apit, Sungai Mandau, Kandis 20 liter per detik,” jelasnya.
Untuk Kecamatan Kandis mengambil airnya di Sungai Sam Sam. Kalau Kerinci Kanan dan Lubuk Dalam masing-masing 20, namun SPAM menjadi satu di Lubuk Dalam.
- Advertisement -
“Saat ini kami sedang mengusahakan agar seluruh desa diairi air bersih. Sejak 2013 hingga 2020, kami mendapatkan DAK mencapai Rp100 miliar,” jelasnya.
Hal itu pula yang menyebabkan proses pengairan air bersih di Kabupaten Siak ini cukup maksimal. Sementara dari APBD relatif minim tahun ini di angka Rp3 miliar.
“Selain DAK ada juga Pamsimas dan hal itu cukup maksima di daerah yang relatif jauh. Tahun 2022, kami berharap seluruh kampung dialiri air bersih,” jelasnya.(mng)