SIAK (RIAUPOS.CO) – Pamit beli paket internet, Vebi Riskika Mayastani (16) tidak pulang ke rumah sejak Rabu (2/2) sekitar pukul 17.30 WIB. Siswi kelas II SMA itu ditemukan dalam keadaan terkubur di kebun sawit, Ahad (6/2) sekitar pukul 15.00 WIB.
Informasi yang dihimpun di lapangan, siang itu, Dede dan keluarganya pergi ke kebun untuk memanen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Sesampai di sekitar kebun, Dede mengaku heran, melihat semak-semak di kebunnya sudah rata. Dan dia mencium aroma tidak sedap. Penasaran, dia mencari tahu asal aroma tidak sedap itu.
Bukan main kagetnya dia, ada dua lutut menyembul dari dalam tanah yang bekas digali dan tanahnya masih basah.
"Saya langsung memanggil RT dan RW setempat sekaligus memberitahukan temuan saya itu," jelas Dede.
Selanjutnya bersama RT adan RW serta Bhabinkamtibmas dan Babinsa, dilakukan pembongkaran. Ternyata jasad seorang perempuan dengan sweater hitam menutup wajahnya. Penemuan jasad yang diduga Vebi langsung menjadi perhatian warga. Keluarga yang datang membenarkan bahwa benar itu jasad Vebi yang menghilang sejak Rabu lalu.
Kapolres Siak AKBP Gunar Rahadiyanto mengatakan pihaknya sudah melakukan evakuasi terhadap jasad korban, untuk dilakukan otopsi di RS Bhayangkara di Pekanbaru.
"Saat ini kami sedang melakukan penyelidikan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami dapat mengungkap pelaku yang menyebabkan tewasnya korban," ungkap Gunar.
Sementara pada Jumat (4/2) siang, ibunda korban bernama Hani Setyani ketika ditemui Riau Pos, sedang duduk di teras samping rumahnya di Kampung Paluh, Kecamatan Mempura, Siak. Diceritakan Hani dengan mata sembab dan lesu menahan rindu dan penuh kecemasan, putrinya pamit untuk membeli paket internet pada Rabu (2/2) sekitar pukul 17.30 WIB. Dia menggunakan sepeda motor warna merah.
"Saya tunggu sampai malam Vebi tak kunjung pulang. Saya tak bisa tidur. Saya menunggunya di rumah sampai pagi, namun dia tak kunjung pulang," terang Hani dengan berurai air mata.
Menurutnya, dia tidak mempunyai firasat apa-apa. Tapi dia benar-benar khawatir akan keselamatan Vebi. Vebi tidak bawa uang lebih. Dia hanya bawa uang untuk beli paket. Saat meninggalkan rumah, Vebi mengenakan sweater hitam, jilbab hitam, celana putih. Ibunda Vebi mengaku sudah tak berselera apa-apa, dia ingin anaknya pulang. Dia berharap siapapun dapat menemukan putrinya.
"Kami sudah berusaha mencari ke rumah teman-temannya, ke rumah sanak saudara, dan berkoordinasi dengan pihak sekolah, namun belum ada titik terang," ucap Hani dengan suara parau. Hani juga mengatakan, pihaknya juga sudah melapor kepada pihak kepolisian. Sebab dia yakin, kepolisian akan bergerak cepat dalam menemukan putrinya.(mng)