SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) – Sejumlah daerah di Indonesia mewaspadai terhadap kemungkinan masuknya mutasi subvarian Covid-19 dari negara tetangga. Termasuk Kepulauan Meranti yang menjadi salah satu gerbang jalur internasional Indonesia dan Malaysia. Apalagi awal bulan lalu, negara tetangga tersebut sempat mendeteksi penularan dua varian Covid-19, BA52 dan BF7 yang sedang dialami oleh Cina.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti Muhammad Fahri, Ahad (5/2).
Namun ia memastikan jika Kepulauan Meranti masih aman terhadap status sebaran hingga nihil kasus atau pasien terpapar. ”Kita masih aman dan belum ada terdeteksi. Namun harus tetap waspada pasalnya jalur Malaysia tujuan Meranti terbuka lebar,” ujarnya kepada Riau Pos.
Dari data sebaran yang dirilis pihaknya, hanya ada satu kasus yang terdeteksi terkonfirmasi positif di awal tahun 2023. Saat ini pasien tersebut dilakukan isolasi mandiri (isoman).
”Kasus itu terdeteksi sekitar tanggal 12 Januari 2023, dan mereka menjalani isolasi mandiri dengan di bawah pengawasan petugas. Sejak itu hingga saat ini tidak ada kasus lagi atau nihil,” tambahnya.
Meski nihil kasus, Dinas Kesehatan terus melakukan upaya antisipasi penyebaran dengan menggalakkan vaksinasi untuk membentuk kekebalan tubuh. Pihaknya telah menyediakan suntikan vaksinasi dosis keempat atau booster kedua.
Vaksinasi dosis keempat bisa diberikan dengan jarak enam bulan dari dosis ketiga atau booster pertama. Keputusan pemberian vaksinasi booster lanjutan itu tertuang dalam surat edaran yang baru saja mereka terima pada bulan lalu.
”Sudah mulai sejak bulan Januari lalu. Makanya kita imbau masyarakat segera melakukan vaksinasi,” ujarnya.
Ia mengingatkan percepatan penerimaan vaksinasi secara gratis ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat setempat. Karena dari informasi yang pihaknya terima, pemerintah pusat sedang menyusun rencana terhadap vaksinasi berbayar.
”Mumpung masih gratis ya dimanfaatkan segera. Saat ini dari informasi yang kami terima, ke depan kemungkinan akan berbayar,” katanya.
Apalagi kata Fahri, jauh sebelum ini vaksinasi booster kedua hanya menyentuh kepada tenaga kesehatan dan lanjut usia (lansia). Saat ini realisasi vaksinasi di Kepulauan Meranti telah menyasar ke penduduk 363.541 ribu jiwa.
Di mana capaian vaksinasi pertama mencapai 86,3 persen dengan jumlah 155.367 orang, vaksinasi kedua mencapai 72,1 persen dengan jumlah 129.929 orang. Sementara vaksinasi booster satu mencapai 42,9 persen dengan jumlah 77.369 orang dan booster kedua baru mencapai 1,7 persen atau setara 604 orang.(gem)