Rabu, 2 April 2025
spot_img

Dedy Sambudi: Kampar Belum Siaga Banjir

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) – Memasuki musim hujan saat ini Kabupaten Kampar belum ditetapkan siaga banjir masih siaga karhutla. Karena masih menunggu informasi dari prakiraan curah hujan dari BMKG.

Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar Dedy Sambudi menjelaskan, saat ini untuk Kabupaten Kampar belum ditetapkan siaga banjir masih siaga karhutla. Masih menunggu informasi prakiraan cuaca untuk curah hujan baru ditetapkan siaga banjir.

"Untuk daerah yang rawan banjir di sekitar bantar Sungai Kampar mulai dari Kuok sampai ke Teratak Buluh. Untuk Sungai Subayang mulai dari Kamparkiri Hulu, Kamparkiri dan sekitarnya. Karena itu, memasuki musim hujan ini untuk warga yang tinggal di bantaran Sungai Kampar dan Subayang untuk lebih waspada menghadapi musim hujan ini," jelas Dedy Sambudi, Kamis (28/10).

Dedy Sambudi menambahkan, saat ini Kampar masih siaga karhutla dan sudah terpantau 170 titik api. Dan sudah berhasil dipadamkan sekitar 70 titik. Perugas masih berjibaku di lapangan untuk memadamkan titik api. "Mudah-mudahan memasuki musim hujan ini titik api bisa dipadamkan," kata Dedy Sambudi.

Baca Juga:  Wali Kota Semarang Paparkan Keindahan Kota hingga Kuliner

Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi SSK II Pekanbaru Ramlan menjelaskan, untuk cuaca ekstrem tahun ini ada namanya fenomena Lanina yaitu peningkatan hujan pada musim hujan. Di Riau diperkirakan pada November dan Desember puncak musim hujan. Walaupun Agustus dan Oktober sudah memasuki musim hujan pada beberapa wilayah. 

"Saat puncak musim hujan di beberapa wilayah berbeda dampaknya, kalau daerah pesisir ada peningkatan air pasang, kalau di daerah sungai terjadinya banjir. Kalau daerah perbukitan terjadi longsor dan banjir bandang. Perlu diantisipasi ke depannya," jelas Ramlan saat pembukaan Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan di Dinas Perikanan Kampang, Bangkinang, Selasa (26/10) lalu.

Ramlan menambahkan, masyarakat mulai memperhatikan informasi prakiraan cuaca yang disampaikan BMKG, informasi yang disampaikan dari media sosial dan pesan berantai lainnya dan situs yang resmi. "Kami juga sampai informasi cuaca ke BPBD. BMKG memberikan informasi curah hujannya, wilayah mana yang lebih curah hujannya dari yang biasa kita sampaikan ke BPBD dan memberikan peringatan kepada sebenarnya kami juga prediksi wilayah-wilayah mana yang potensi banjir.

Baca Juga:  Ratusan Pengungsi Rohingya Ditemukan di Ruko

"Untuk lebih jelasnya BPBD yang lebih tahu daerah mana saja yang potensi banjir. Terkadang hujan besar tidak selalu banjir. Harus melihat lingkungan sekitarnya daerah drainasenya lancar dan daerah dataran rendah tentu dampaknya berbeda-beda. Walaupun curah hujan besar tidak terjadi banjir," jelas Ramlan.(hen)

Laporan KAMARUDDIN, Bangkinang

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) – Memasuki musim hujan saat ini Kabupaten Kampar belum ditetapkan siaga banjir masih siaga karhutla. Karena masih menunggu informasi dari prakiraan curah hujan dari BMKG.

Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar Dedy Sambudi menjelaskan, saat ini untuk Kabupaten Kampar belum ditetapkan siaga banjir masih siaga karhutla. Masih menunggu informasi prakiraan cuaca untuk curah hujan baru ditetapkan siaga banjir.

"Untuk daerah yang rawan banjir di sekitar bantar Sungai Kampar mulai dari Kuok sampai ke Teratak Buluh. Untuk Sungai Subayang mulai dari Kamparkiri Hulu, Kamparkiri dan sekitarnya. Karena itu, memasuki musim hujan ini untuk warga yang tinggal di bantaran Sungai Kampar dan Subayang untuk lebih waspada menghadapi musim hujan ini," jelas Dedy Sambudi, Kamis (28/10).

Dedy Sambudi menambahkan, saat ini Kampar masih siaga karhutla dan sudah terpantau 170 titik api. Dan sudah berhasil dipadamkan sekitar 70 titik. Perugas masih berjibaku di lapangan untuk memadamkan titik api. "Mudah-mudahan memasuki musim hujan ini titik api bisa dipadamkan," kata Dedy Sambudi.

Baca Juga:  Pelaku Pengancaman Menggunakan Senjata Tajam Diamankan

Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi SSK II Pekanbaru Ramlan menjelaskan, untuk cuaca ekstrem tahun ini ada namanya fenomena Lanina yaitu peningkatan hujan pada musim hujan. Di Riau diperkirakan pada November dan Desember puncak musim hujan. Walaupun Agustus dan Oktober sudah memasuki musim hujan pada beberapa wilayah. 

"Saat puncak musim hujan di beberapa wilayah berbeda dampaknya, kalau daerah pesisir ada peningkatan air pasang, kalau di daerah sungai terjadinya banjir. Kalau daerah perbukitan terjadi longsor dan banjir bandang. Perlu diantisipasi ke depannya," jelas Ramlan saat pembukaan Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan di Dinas Perikanan Kampang, Bangkinang, Selasa (26/10) lalu.

Ramlan menambahkan, masyarakat mulai memperhatikan informasi prakiraan cuaca yang disampaikan BMKG, informasi yang disampaikan dari media sosial dan pesan berantai lainnya dan situs yang resmi. "Kami juga sampai informasi cuaca ke BPBD. BMKG memberikan informasi curah hujannya, wilayah mana yang lebih curah hujannya dari yang biasa kita sampaikan ke BPBD dan memberikan peringatan kepada sebenarnya kami juga prediksi wilayah-wilayah mana yang potensi banjir.

Baca Juga:  Ratusan Pengungsi Rohingya Ditemukan di Ruko

"Untuk lebih jelasnya BPBD yang lebih tahu daerah mana saja yang potensi banjir. Terkadang hujan besar tidak selalu banjir. Harus melihat lingkungan sekitarnya daerah drainasenya lancar dan daerah dataran rendah tentu dampaknya berbeda-beda. Walaupun curah hujan besar tidak terjadi banjir," jelas Ramlan.(hen)

Laporan KAMARUDDIN, Bangkinang

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Dedy Sambudi: Kampar Belum Siaga Banjir

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) – Memasuki musim hujan saat ini Kabupaten Kampar belum ditetapkan siaga banjir masih siaga karhutla. Karena masih menunggu informasi dari prakiraan curah hujan dari BMKG.

Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar Dedy Sambudi menjelaskan, saat ini untuk Kabupaten Kampar belum ditetapkan siaga banjir masih siaga karhutla. Masih menunggu informasi prakiraan cuaca untuk curah hujan baru ditetapkan siaga banjir.

"Untuk daerah yang rawan banjir di sekitar bantar Sungai Kampar mulai dari Kuok sampai ke Teratak Buluh. Untuk Sungai Subayang mulai dari Kamparkiri Hulu, Kamparkiri dan sekitarnya. Karena itu, memasuki musim hujan ini untuk warga yang tinggal di bantaran Sungai Kampar dan Subayang untuk lebih waspada menghadapi musim hujan ini," jelas Dedy Sambudi, Kamis (28/10).

Dedy Sambudi menambahkan, saat ini Kampar masih siaga karhutla dan sudah terpantau 170 titik api. Dan sudah berhasil dipadamkan sekitar 70 titik. Perugas masih berjibaku di lapangan untuk memadamkan titik api. "Mudah-mudahan memasuki musim hujan ini titik api bisa dipadamkan," kata Dedy Sambudi.

Baca Juga:  Satresnarkoba Polres Kampar Bekuk Pengedar Sabu di Kampung Melintang

Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi SSK II Pekanbaru Ramlan menjelaskan, untuk cuaca ekstrem tahun ini ada namanya fenomena Lanina yaitu peningkatan hujan pada musim hujan. Di Riau diperkirakan pada November dan Desember puncak musim hujan. Walaupun Agustus dan Oktober sudah memasuki musim hujan pada beberapa wilayah. 

"Saat puncak musim hujan di beberapa wilayah berbeda dampaknya, kalau daerah pesisir ada peningkatan air pasang, kalau di daerah sungai terjadinya banjir. Kalau daerah perbukitan terjadi longsor dan banjir bandang. Perlu diantisipasi ke depannya," jelas Ramlan saat pembukaan Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan di Dinas Perikanan Kampang, Bangkinang, Selasa (26/10) lalu.

Ramlan menambahkan, masyarakat mulai memperhatikan informasi prakiraan cuaca yang disampaikan BMKG, informasi yang disampaikan dari media sosial dan pesan berantai lainnya dan situs yang resmi. "Kami juga sampai informasi cuaca ke BPBD. BMKG memberikan informasi curah hujannya, wilayah mana yang lebih curah hujannya dari yang biasa kita sampaikan ke BPBD dan memberikan peringatan kepada sebenarnya kami juga prediksi wilayah-wilayah mana yang potensi banjir.

Baca Juga:  P3AP2KB Gelar Pelatihan Konvensi Hak Anak Kabupaten Kampar

"Untuk lebih jelasnya BPBD yang lebih tahu daerah mana saja yang potensi banjir. Terkadang hujan besar tidak selalu banjir. Harus melihat lingkungan sekitarnya daerah drainasenya lancar dan daerah dataran rendah tentu dampaknya berbeda-beda. Walaupun curah hujan besar tidak terjadi banjir," jelas Ramlan.(hen)

Laporan KAMARUDDIN, Bangkinang

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) – Memasuki musim hujan saat ini Kabupaten Kampar belum ditetapkan siaga banjir masih siaga karhutla. Karena masih menunggu informasi dari prakiraan curah hujan dari BMKG.

Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar Dedy Sambudi menjelaskan, saat ini untuk Kabupaten Kampar belum ditetapkan siaga banjir masih siaga karhutla. Masih menunggu informasi prakiraan cuaca untuk curah hujan baru ditetapkan siaga banjir.

"Untuk daerah yang rawan banjir di sekitar bantar Sungai Kampar mulai dari Kuok sampai ke Teratak Buluh. Untuk Sungai Subayang mulai dari Kamparkiri Hulu, Kamparkiri dan sekitarnya. Karena itu, memasuki musim hujan ini untuk warga yang tinggal di bantaran Sungai Kampar dan Subayang untuk lebih waspada menghadapi musim hujan ini," jelas Dedy Sambudi, Kamis (28/10).

Dedy Sambudi menambahkan, saat ini Kampar masih siaga karhutla dan sudah terpantau 170 titik api. Dan sudah berhasil dipadamkan sekitar 70 titik. Perugas masih berjibaku di lapangan untuk memadamkan titik api. "Mudah-mudahan memasuki musim hujan ini titik api bisa dipadamkan," kata Dedy Sambudi.

Baca Juga:  Pelaku Pengancaman Menggunakan Senjata Tajam Diamankan

Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi SSK II Pekanbaru Ramlan menjelaskan, untuk cuaca ekstrem tahun ini ada namanya fenomena Lanina yaitu peningkatan hujan pada musim hujan. Di Riau diperkirakan pada November dan Desember puncak musim hujan. Walaupun Agustus dan Oktober sudah memasuki musim hujan pada beberapa wilayah. 

"Saat puncak musim hujan di beberapa wilayah berbeda dampaknya, kalau daerah pesisir ada peningkatan air pasang, kalau di daerah sungai terjadinya banjir. Kalau daerah perbukitan terjadi longsor dan banjir bandang. Perlu diantisipasi ke depannya," jelas Ramlan saat pembukaan Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan di Dinas Perikanan Kampang, Bangkinang, Selasa (26/10) lalu.

Ramlan menambahkan, masyarakat mulai memperhatikan informasi prakiraan cuaca yang disampaikan BMKG, informasi yang disampaikan dari media sosial dan pesan berantai lainnya dan situs yang resmi. "Kami juga sampai informasi cuaca ke BPBD. BMKG memberikan informasi curah hujannya, wilayah mana yang lebih curah hujannya dari yang biasa kita sampaikan ke BPBD dan memberikan peringatan kepada sebenarnya kami juga prediksi wilayah-wilayah mana yang potensi banjir.

Baca Juga:  Edwin Pratama Hadiri Peringatan Nuzulul Quran di Masjid Raya Kuntum Khaira Ummah

"Untuk lebih jelasnya BPBD yang lebih tahu daerah mana saja yang potensi banjir. Terkadang hujan besar tidak selalu banjir. Harus melihat lingkungan sekitarnya daerah drainasenya lancar dan daerah dataran rendah tentu dampaknya berbeda-beda. Walaupun curah hujan besar tidak terjadi banjir," jelas Ramlan.(hen)

Laporan KAMARUDDIN, Bangkinang

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari