PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Puluhan warga Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar harus dilarikan ke RS Bhayangkara Polda Riau, Ahad (19/6) malam. Mereka diduga menjadi korban bentrok akibat sengketa lahan kebun sawit.
Versi warga, mereka mempertahankan area kebun kelapa sawit yang dimenangkan dalam putusan di tingkat Mahkamah Agung (MA). Warga memblokir jalan ke areal kebun yang akhirnya berujung bentrok.
Pantauan Riau Pos di RS Bhayangkara, korban dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Bhayangkara seperti ibu-ibu, anak-anak, remaja laki-laki dan perempuan. Hingga pukul 20.30 WIB malam tadi, para korban tengah mendapat perawatan akibat luka-luka.
Mantan Kepala Desa Terantang Asmara Dewi yang berada di RS Bhayangkara mendampingi korban mengatakan, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 15.30 WIB di area perkebunan warga. Kata dia, para korban didominasi perempuan dan anak-anak.
"Penyerangan yang sangat brutal secara tiba-tiba tadi sore (Ahad, red). Pelaku berjumlah sekitar 100 orang. Mereka membawa samurai, pisau, batu bata untuk melempar warga. Ada juga yang membawa pentungan," ujar Asmara Dewi.
Diceritakan dia, penyerangan ini merupakan rentetan dari peristiwa perebutan lahan kebun kelapa sawit oleh pengurus koperasi yang lama. Di mana, menurut warga mereka telah memenangkan gugatan yang menyatakan kebun sawit yang ada saat ini merupakan hak dari masyarakat.
Korban terparah, lanjutnya, merupakan seorang pria berumur sekitar 35 tahun. Selain mengalami luka akibat senjata tajam, pria tersebut sempat dikeroyok oleh puluhan pemuda hingga berdarah-darah.
"Dia dikeroyok dulu sampai luka berat. Baru dibacok kepalanya dengan samurai. Kalau untuk korban yang sudah ada di IGD RS Bhayangkara ini sudah sampai 20 orang. Ini bakal ada lagi yang sudah jalan ke sini dari Desa Terantang," jelasnya.
M Zaky (20), salah seorang korban yang mendapat bacokan senjata tajam di kepala mengatakan, peristiwa tersebut terjadi secara tiba-tiba. "Tiba-tiba datang langsung nyerang. Beberapa ibu-ibu sempat membuat barikade dengan berbaris supaya mereka tak bisa masuk. Tapi diterobos pakai samurai. Makanya korban banyak dari perempuan," ucapnya saat berada di IGD RS Bhayangkara, Ahad (19/6) malam.