RENGAT (RIAUPOS.CO) – Kapolres Indragiri Hulu (Inhu) AKBP Fahrian Saleh Siregar SIK MSI mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menciptakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 tanpa hoaks politik, tanpa isu sara dan politik identitas.
Hal itu disampaikannya sebagai salah kunci sukses Pilkada yang aman, damai dan sejuk. “Untuk menciptakan Kamtibmas selama Pilkada, tentunya tanpa hoaks politik, tanpa isu sara dan politik identitas,” ujarnya didampingi Kasubsi Penmas Aiptu Misran, Rabu (7/8).
Menurutnya, sebagaimana diketahui, hoaks politik adalah, berita bohong tentang politik yang digunakan sebagai propaganda. Bahkan, melalui hoaks politik pada akhirnya dapat memprovokasi masyarakat.
Sementara isu sara, yakni politik yang dikait-kaitkan dengan informasi tentang suku, agama, ras dan antar golongan. Sehingga akan dapat memicu terjadinya perpecahan di tengah-tengah masyarakat.
- Advertisement -
Tak kalah pentingnya, politik identitas, yakni politik yang berdasarkan identitas individu, baik etnis, ras, suku bahkan hingga agama. “Tiga faktor itu penyebab utama terjadinya kericuhan dalam Pilkada atau proses demokrasi lainnya,” ungkapnya.
Untuk itu harapnya, masyarakat hendaknya paham dan dapat menghindari hoaks politik, isu sara dan politik identitas, agar Pilkada Inhu dapat terlaksana dengan lancar, aman, tertib dan damai. Sehingga hasil Pilkada sesuai dengan harapan bersama.(kas)
RENGAT (RIAUPOS.CO) – Kapolres Indragiri Hulu (Inhu) AKBP Fahrian Saleh Siregar SIK MSI mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menciptakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 tanpa hoaks politik, tanpa isu sara dan politik identitas.
Hal itu disampaikannya sebagai salah kunci sukses Pilkada yang aman, damai dan sejuk. “Untuk menciptakan Kamtibmas selama Pilkada, tentunya tanpa hoaks politik, tanpa isu sara dan politik identitas,” ujarnya didampingi Kasubsi Penmas Aiptu Misran, Rabu (7/8).
Menurutnya, sebagaimana diketahui, hoaks politik adalah, berita bohong tentang politik yang digunakan sebagai propaganda. Bahkan, melalui hoaks politik pada akhirnya dapat memprovokasi masyarakat.
Sementara isu sara, yakni politik yang dikait-kaitkan dengan informasi tentang suku, agama, ras dan antar golongan. Sehingga akan dapat memicu terjadinya perpecahan di tengah-tengah masyarakat.
Tak kalah pentingnya, politik identitas, yakni politik yang berdasarkan identitas individu, baik etnis, ras, suku bahkan hingga agama. “Tiga faktor itu penyebab utama terjadinya kericuhan dalam Pilkada atau proses demokrasi lainnya,” ungkapnya.
Untuk itu harapnya, masyarakat hendaknya paham dan dapat menghindari hoaks politik, isu sara dan politik identitas, agar Pilkada Inhu dapat terlaksana dengan lancar, aman, tertib dan damai. Sehingga hasil Pilkada sesuai dengan harapan bersama.(kas)