BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Penyeberangan Roro Air Putih–Sei Pakning sempat lumpuh total pada Sabtu (13/9) dinihari. Puluhan sopir truk dan warga menutup akses jalan menuju dermaga karena sudah berhari-hari tak bisa menyeberang.
Massa memarkir truk melintang di depan dermaga 1 hingga arus penyeberangan terhenti. Situasi sempat memanas karena sopir dan petugas adu argumen. Mereka menilai pelayanan kapal Roro sangat buruk.
“Kami sudah tiga hari mengantre, bekal makan dan minum habis. Kalau tidak menyeberang hari ini, kami bisa kelaparan,” kata Andi, sopir truk pengangkut air minum kemasan.
Ia mengaku kelelahan. Bekal Rp1,8 juta dari perusahaan sudah habis untuk ongkos kapal, BBM, dan makan. Kondisi makin sulit karena hanya ada satu kapal yang beroperasi sejak beberapa hari terakhir. Barulah sekitar pukul 13.00 WIB ada tambahan kapal sehingga antrean mulai berkurang.
“Bagaimana dengan kami yang baru datang jam 10.00 WIB? Kapan bisa diseberangkan? Apalagi saya ada urusan mendadak ke Pekanbaru,” keluh Yadi, pengguna Roro lainnya.
Aksi blokade membuat polisi turun tangan. Kapolres Bengkalis AKBP Budi Setiawan menginstruksikan Kasat Intel AKP Irwandi dan Kapolsek Bengkalis Hendro untuk menenangkan massa. Polisi melakukan mediasi di ruang tunggu pelabuhan.
“Kami sudah hubungi Kadishub, tapi beliau di luar kota. Akan diwakilkan Kabid Dishub Bengkalis,” ujar AKP Irwandi kepada massa. Ia mengimbau koordinator aksi membuka akses jalan agar penumpang lain tetap bisa menyeberang.
Setelah dialog, sekitar pukul 14.30 WIB blokade dibuka. Aktivitas penyeberangan kembali normal dengan pengamanan dari Polri, TNI, dan Kodim 0303/Bengkalis.
Sebelumnya, antrean panjang kendaraan menuju Roro Air Putih sudah berlangsung hingga lebih dari sepekan. Hal ini memicu emosi sopir dan warga. Video protes juga viral di media sosial, memperlihatkan truk diparkir melintang menutup jalan masuk pelabuhan.
“Turunkan Kadishub ke sini, kami mau bicara langsung. Tambah kapal di Roro ini, jangan janji-janji terus,” teriak salah seorang warga.
Hingga berita ini diturunkan, Kadishub Bengkalis M Adi Pranoto belum merespons panggilan telepon maupun pesan WhatsApp. Kepala UPT Roro Bengkalis Rasmiati juga tak tampak di lokasi. Hanya ada beberapa petugas Dishub tanpa atribut yang mengatur kendaraan. “Seharusnya pakai baju dinas, bukan seperti preman. Jadi kami bingung, mereka benar petugas atau bukan,” ujar Oding, salah satu pengguna jasa Roro.(ksm)



