BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – KRISIS air bersih melanda pelanggan PDAM Tirta Terubuk Bengkalis. Karena sudah tiga pekan air bersih tidak mengalir ke rumah pelanggannya. Akibatnya, ribuan pelanggan yang ada di Kota Bengkalis menjerit dan kesulitan mendapatkan air bersih.
Bahkan untuk MCK, mereka harus membeli air galon. Termasuk untuk memasak dan mandi serta keperluan lain.
Kondisi yang cukup parah ini diakibatkan oleh kemarau panjang. Bahkan hujan yang mengguyur Pulau Bengkalis, tak mampu menampung air di waduk milik PDAM di Desa Wonosari. Karena intensitas hujan dengan curah yang rendah, sehingga kondisi waduk belum maksimal dipenuhi air hujan.
‘’Sudah sepekan air tak lancar. Bahkan pagi ini mau cuci muka dan gosok gigi saja susah. Bahkan buang air besar juga tak ada air.Akhirnya terpaksa membeli air galon untuk membersihkannya,’’ ujar Ferdi, Ahad (10/8).
Ia mengaku, sangat sedih dengan kondisi air di rumahnya. Karena dirinya hanya mengandalkan aliran air PDAM dan tidak ada sumur cadangan untuk persediaan air bersih di rumahnya.
‘’Kami pelanggan sangat dirugikan dengan kondisi ini. Makanya kami mengharapkan PDAM bertanggungjawab dengan nasib pelanggannya dan jangan dibiarkan begitu saja tanpa ada solusinya,’’ keluhnya.
Keluhan senada juga disampaikan Rudi, pelanggan PDAM Tirta Terubuk Bengkalis. Ia mengaku kesal dengan kondisi pelayanan air bersih yang dinilai tidak beres. Karena air bersih merupakan kebutuhan primer masyarakat.
‘’Karena kami membeli air dan membayar, maka kami minta PDAM membantu mencarikan solusi mendapatkan air bersih,’’ harapnya.
Terhadap persoalan itu, Direktur Perumda Air Minum Tirta Terubuk Kabupaten Bengkalis, Abel Iqbal ST menjelaskan, penghentian ini dilakukan sampai waktu yang belum dapat ditentukan.
‘’Kondisi air baku yang minim membuat waduk kami kering, sehingga produksi tidak dapat berjalan,’’ ujarnya.
Abel Iqbal menambahkan, pihaknya bersama Dewan Pengawas, pimpinan, karyawan, karyawati, dan seluruh pemangku kepentingan meminta maaf kepada pelanggan serta masyarakat.
‘’Kami memahami kondisi ini menimbulkan ketidaknyamanan, dan kami memohon maaf atas hal tersebut,’’ ujarnya.
Perumda Air Minum Tirta Terubuk juga mengimbau masyarakat untuk memahami situasi ini dan bersabar hingga pasokan air dapat kembali normal.
‘’Atas perhatian dan pengertian pelanggan serta masyarakat, kami mengucapkan terima kasih,’’ jelas Abel Iqbal.
Penghentian distribusi ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah, mengingat air bersih merupakan kebutuhan pokok warga. Langkah mitigasi dan pencarian sumber air alternatif tengah dibahas untuk mengantisipasi dampak berkepanjangan.
Kabel Sambung Air PAM Telukkuantan Digasak Maling
Sementara itu, di Kabupaten Kuansing sudah dua hari ini, Sabtu-Ahad (9-10/8), air PAM Telukkuantan tidak berjalan lancar ke rumah-rumah warga.
Gangguan itu bukan disebabkan kerusakan pada mesin atau travo yang menarik air Sungai Kuantan ke penyaringan air bersih milik UPT PAM Telukkuantan. Tetapi disebabkan oleh kabel aliran listrik yang menghubungkan ke mesin penarik air PAM hilang digasak maling sehingga mesin pengelolaan air PAM tidak hidup.
‘’Kabel listrik penghubung ke mesin PAM kita di kawasan hutan kota Pulau Bungin Desa Koto Taluk, hilang digasak maling,’’ kata Kepala UPT Pengelola PAM Telukkuantan, Dian Nova Santi pada Riau Pos, Ahad (10/8).
Kejadian itu, kata Nova diketahui stafnya saat melakukan pengecekan mesin air PAM tidak hidup. Setelah dilacak kabel-kabel listrik penghubung, ternyata yang di bagian hutan Pulau Bungin hilang. Ada sepanjang 25 meter kabel penghubung yang hilang digasak maling.
Melihat itu, mereka melakukan penanganan dengan penggantian kabel, Sabtu (9/8) sore, mesin PAM sudah kembali hidup.
Tetapi Ahad (10/8), mesin air PAM kembali tidak hidup. Dia dan staf kembali mengecek kabel penghubung di hutan Pulau Bungin yang baru dipasang Sabtu sore. Ternyata, kabel yang baru terpasang itu, kembali hilang dicuri maling.
‘’Dan sekarang, kami sedang melakukan pemasangan ulang. Saya minta masyarakat bisa memahami kondisi ini,’’ ujar Nova.
Nova berencana akan melaporkan kondisi ini pada pihak kepolisian dan Satpol PP Kuansing. Namun sebelumnya, ia berharap aparat kepolisian dan Satpol PP bisa melakukan patroli rutin di kawasan ini. Sebab, kejadian ini menimbulkan ketidak nyamanan masyarakat Telukkuantan.(hen)
Laporan ABU KASIM dan DESRIANDI CANDRA, Pekanbaru



