Minggu, 7 Juli 2024

Mangrove jadi Green Belt Penahan Abrasi

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Kondisi abrasi di pesisir Riau di Kabupaten Bengkalis sudah sangat memprihatinkan. Terhadap kondisi itu, aktivis lingkungan Anak Negeri berharap, penataan ekosistem mangrove di Kabupaten Bengkalis harus digesa. Karena ini akan menjadi Green Belt penahan abrasi pantai di Pulau Bengkalis.

"Ya, saat ini hampir setiap desa di pesisir sudah terbentuk kelompok pengelola/pelestari  ekosistem mangrove secara swadaya masyarakat. Kemampuan terbatas masyarakat saat ini perlu didukung insentif sebagai stimulasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis dan menetapkan penataan ekosistem mangrove sebagai road map pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan," ujar aktivis lingkungan Anak Negeri, Defitri Akbar, Senin (1/11).

- Advertisement -

Mantan Ketua KPU Kabupaten Bengkalis ini juga mengatakan, semakin tingginya minat masyarakat pesisir Bengkalis dalam pengelolaan ekosistem mangrove, sudah sepantasnya Pemkab Bengkalis memberikan perhatian lebih serius dengan menetapkan regulasi penataan dan pemanfaatan ekosistem mangrove oleh masyarakat.

Baca Juga:  BB hanya Rp136 Ribu, Agen Judi Togel Online Terancam 7 Tahun Penjara

Ia juga menjelaskan, bahwa valuasi ekosistem mangrove Kabupaten Bengkalis sangat tinggi. Namun belum ada pemetaan dan penghitungan valuasi tersebut secara ilmiah/akademis. Untuk itu pemerintah daerah harus menjalin kemitraan dengan lembaga dan perguruan tinggi setempat. 

Penghitungan ini sangat penting kata Dede sapaan akrab Defitri Akbar, agar bisa memprediksi secara tepat hasil atau nilai ekonomis dari penataan dan pemanfaatan ekosistem mangrove tersebut. (ksm)

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Kondisi abrasi di pesisir Riau di Kabupaten Bengkalis sudah sangat memprihatinkan. Terhadap kondisi itu, aktivis lingkungan Anak Negeri berharap, penataan ekosistem mangrove di Kabupaten Bengkalis harus digesa. Karena ini akan menjadi Green Belt penahan abrasi pantai di Pulau Bengkalis.

"Ya, saat ini hampir setiap desa di pesisir sudah terbentuk kelompok pengelola/pelestari  ekosistem mangrove secara swadaya masyarakat. Kemampuan terbatas masyarakat saat ini perlu didukung insentif sebagai stimulasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis dan menetapkan penataan ekosistem mangrove sebagai road map pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan," ujar aktivis lingkungan Anak Negeri, Defitri Akbar, Senin (1/11).

Mantan Ketua KPU Kabupaten Bengkalis ini juga mengatakan, semakin tingginya minat masyarakat pesisir Bengkalis dalam pengelolaan ekosistem mangrove, sudah sepantasnya Pemkab Bengkalis memberikan perhatian lebih serius dengan menetapkan regulasi penataan dan pemanfaatan ekosistem mangrove oleh masyarakat.

Baca Juga:  Jalan Lintas 3 Desa Rusak Berat Pemkab Siapkan Rp20 Miliar

Ia juga menjelaskan, bahwa valuasi ekosistem mangrove Kabupaten Bengkalis sangat tinggi. Namun belum ada pemetaan dan penghitungan valuasi tersebut secara ilmiah/akademis. Untuk itu pemerintah daerah harus menjalin kemitraan dengan lembaga dan perguruan tinggi setempat. 

Penghitungan ini sangat penting kata Dede sapaan akrab Defitri Akbar, agar bisa memprediksi secara tepat hasil atau nilai ekonomis dari penataan dan pemanfaatan ekosistem mangrove tersebut. (ksm)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari