DUMAI, (RIAUPOS.CO) – Hari ketiga banjir melanda Kecamatan Dumai Selatan, 27-29 Oktober 2021, air masih merendam beberapa kelurahan. Sedikitnya 738 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 3.095 jiwa terdampak banjir. Hal itu disampaikan Kepala BPBD Kota Dumai Amrizal Anara, Jumat (29/10).
"Dari data yang kami miliki jumlah warga terdampak banjir di Kecamatan Dumai Selatan sebanyak 3.095 jiwa yang meliputi sekitar 738 kepala keluarga," kata Amrizal.
Dirincinya, warga terdampak banjir di Kelurahan Bumi Ayu sebanyak 2.332 jiwa terdiri dari warga RT 01 sebanyak 1.110 jiwa dari 250 KK, RT02 sebanyak 800 jiwa dari 200 KK, RT04 sebanyak 200 jiwa dari 50 KK dan RT08 sebanyak 232 jiwa dari 58 KK.
Sementara di Kelurahan Bukit Datuk sebanyak 763 jiwa terdiri dari warga RT01 sebanyak 411 jiwa dari 137 KK, warga RT02 sebanyak 189 jiwa, warta RT04 sebanyak 163 jiwa dari 43 KK ikut terdampak banjir.
"Jadi total warga terdampak banjir di dua kelurahan tersebut sebanyak 3.095 jiwa yang meliputi sekitar 738 KK," tambah Anara.
Lebih lanjut diterangkan Kalaksa, daerah yang paling terdampak adalah jalan Bukit Datuk Lama Kelurahan Bukit Datuk dan Jalan Garuda Kelurahan Bumi Ayu Kecamaran Dumai Selatan.
"Untuk membantu warga terdampak banjir, Pemerintah Kota Dumai telah mendirikan dapur umum untuk menyalurkan bantuan makanan pada warga terdampak banjir. Jumlah pengungsi di tenda darurat sebanyak 7 orang," terang Amrizal Anara.
"BPBD Dumai juga menyediakan Sarpras evakuasi berupa 2 unit perahu fiber, 3 unit perahu karet masing-masing milik BPBD, Polres Dumai, MHC dan perahu karet milik rumah penjelajah," bebernya.
Sementara Rono Samsul Bahri, anggota Tagana Kota Dumai menambahkan setiap harinya mereka menyalurkan 2 ribu bungkus makanan untuk warga terdampak banjir.
"2.000 bungkus makanan tersebut disalurkan sebanyak dua tahap yakni siang dan malam hari yang mana dapur umun ini dikelola langsung oleh relawan Taruna siaga bencana (Tagana)," ujar Rono.
"Hujan dengan intensitas tinggi yang kembali mengguyur kota Dumai, beberapa hari belakangan menggenangi empat kelurahan di Kecamatan Dumai Selatan. Kelurahan Bumi Ayu menjadi wilayah tergenang banjir paling parah selain kelurahan Bukit Datuk, Kelurahan Bukit Timah dan Ratu Sima.
Memang dampak banjir ini, tak sedikit warga yang mengungsi ke rumah-rumah kerabat, sekaligus mengamankan barang dan dokumen berharga.
Andi salah seorang warga RT 01 Bukit Datuk mengatakan air memang sudah menggenangi sejak Rabu. "Sama dengan warga RT 01 Bumi Ayu, kondisi air didaerah kami sudah menggenagi hingga pinggang orang dewasa dan bervariasi tergantung ketinggian tanah," ujar Andi.
Untuk tahun ini saja sudah dua kali tergenang banjir akibat hujan, sebelumnya dibula Mei kejadian ini juga melanda pemukiman kami namun lebih parah yang hari ini, katanya.
"Sebahagian warga sudah mulai mengungsi karena air sudah masuk ke dalam rumah dan cukup tinggi. Warga memilih mengungsi untuk mwnghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena pemukiman kami berada dibantaran anak sungai Dumai yang juga menjadi habitat buaya dan ular yang beberapa kali sempat terlihat oleh warga," terang Andi.
Warga berharap pemerintah turun melihat kondisi banjir, yang sudah merendam rumah warga meski warga menyadari kejadian ini buka yang pertama dan bahkan sah berulang kali terjadi ketika musim penghujan tiba, kata Andi.
Sebelumnya, guna memastikan kondisi banjir Wali Kota Dumai H Paisal bersama Kapolres Dumai AKBP Muhammad Cholid langsung ke lokasi melihat kondisi banjir yang menggenagi pemukiman warga.
Dengan berjalan kaki Wali Kota Dumai dan Kapolres menyisir pemukiman warga yang tergenang banjir hingga mencapai pinggang orang dewasa. Wali Kota Dumai akan melakukan upaya untuk menurumkan debit air diantaranya dengan pembuatan kanal penampung air.
"Sore ini kami akan mengerahkan alat PUPR, ada kanal dengan ukuran 15 meter kali 2 kilo meter untuk memecahkan air yang mengarah ke pemukiman warga sini," kata Paisal.
Ditambahkan Wako selain melakukan upaya pemcehan air dengan adanya kanal pemecah konsentrasi air, Bersama Pertamian RU II Dumai, Pemko Dumai akan berupaya memecar konsentrasi anak sungai Dumai ini ke danau eks Chevron yang luasnya sekitar 50 hektar dan ini akan mengalirkan aliran Sungai Dumai ke danau tersebut.
"Memang ada agenda pembuatan embung di bukit cahaya sekitar 50 hektar agar dapat mengalirkan air namun maaih terkendala karena adanya lahan sawit warga dan ini sedang dilakukan pembahasan di DPRD. Kalau semua ini sudah clear maka akan kita eksekusi," terang Wali Kota.
Wako juga mengimbau masyarakat untuk sementara mengunsi ke rumah-rumah sanak saudara mengingat ketinggian air yang menggenangi rumah mereka.
"Kami imbau warga untuk sementara mengungai dan kami juga sudah mendirikan dapur umum dan kalau dalan dua atau tiga hari ini maaih tinggi maka akan didirikan tenda-tenda darurat di kantor Camat dan tempat-temoat strategis lainnya," bebernya.
Sementara itu Kapolres Dumai AKBP Muhammad Kholid mengatakan pihaknya juga mengimbau masyarakat yang terdampak banjir untuk mengungsi guna meminimalisir dampak lain dari banjir.
"Daerah ini berada dibantaran sungai jafi kami mengimbau kepada masyarakat untuk mengungsi guna meminimalisir dampak dari banjir ini," ujar Kapolres.
Dikatakan Muhammad Kholid pihaknya menjamin kemanan kediaman warga yang ditinggal mengungsi. Sejumlah personil dan perahu karet audah dikerahkan untuk melakukan pengamanan rumah warga serta membantu warga untuk mengungsi.
"Hari ini kami juga menyerahkan bantuan kepada masyarakat terdampak banjir berupa beras dan mie instan serta kebutuhan lainnya dengan harapan dapat membantu mereka," kata Kapolres.(mx12/rpg)