PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Tim rescue Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berhasil mengevakuasi satwa liar jenis beruang madu (Helarctos malayanus) di Desa Ringin, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Kamis (26/3) kemaren.
Humas BBKSD Riau, Dian Indriati mengatakan, 25 Maret lalu tim BBKSDA Riau mendapatkan informasi dari masyarakat telah ditemukan satwa liar jenis beruang madu di perkebunan sawit milik masyarakat yang terjerat.
Setelah tim melakukan persiapan peralatan, tim menuju lokasi terjeratnya seekor anakan satwa beruang madu dan langsung mengadakan pengecekan. Pada 26 Maret, tim memutuskan untuk melanjutkan evakuasi sekaligus menunggu bantuan tim medis dari BBKSDA Riau.
"Saat itu, tim kesulitan untuk melakukan pelepasan dikarenakan masih ada induk beruang yang menunggu di tempat tersebut. Langkah awal yang dilakukan adalah, menghalau induk yang masih menunggu anaknya," ujarnya, Jumat (27/3) kemaren.
Setelah induk beruang menjauh, tim segera melakukan penanganan terhadap anak beruang yang terjerat dengan cara memegang tubuh satwa secara bersama-sama (tanpa pembiusan) lalu memotong tali yang mengikat kaki depannya.
Setelah itu, lanjutnya, tim melepaskan kaki kiri depan satwa yang terikat tali tambang jenis nilon, dengan terlebih dahulu mempertimbangkan kondisi luka pada kaki yang terjerat tidak luka, melepas satwa tersebut untuk kembali pada induknya.
"Setelah berhasil melepaskan anak beruang tersebut, tim BBKSDA bersama masyarakat langsung melakukan penyisiran jerat yang ada disekitar kebun sawit dan berhasil mendapatkan tiga unit jerat tambang nilon," terangnya.(dof)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Tim rescue Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berhasil mengevakuasi satwa liar jenis beruang madu (Helarctos malayanus) di Desa Ringin, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Kamis (26/3) kemaren.
Humas BBKSD Riau, Dian Indriati mengatakan, 25 Maret lalu tim BBKSDA Riau mendapatkan informasi dari masyarakat telah ditemukan satwa liar jenis beruang madu di perkebunan sawit milik masyarakat yang terjerat.
- Advertisement -
Setelah tim melakukan persiapan peralatan, tim menuju lokasi terjeratnya seekor anakan satwa beruang madu dan langsung mengadakan pengecekan. Pada 26 Maret, tim memutuskan untuk melanjutkan evakuasi sekaligus menunggu bantuan tim medis dari BBKSDA Riau.
"Saat itu, tim kesulitan untuk melakukan pelepasan dikarenakan masih ada induk beruang yang menunggu di tempat tersebut. Langkah awal yang dilakukan adalah, menghalau induk yang masih menunggu anaknya," ujarnya, Jumat (27/3) kemaren.
- Advertisement -
Setelah induk beruang menjauh, tim segera melakukan penanganan terhadap anak beruang yang terjerat dengan cara memegang tubuh satwa secara bersama-sama (tanpa pembiusan) lalu memotong tali yang mengikat kaki depannya.
Setelah itu, lanjutnya, tim melepaskan kaki kiri depan satwa yang terikat tali tambang jenis nilon, dengan terlebih dahulu mempertimbangkan kondisi luka pada kaki yang terjerat tidak luka, melepas satwa tersebut untuk kembali pada induknya.
"Setelah berhasil melepaskan anak beruang tersebut, tim BBKSDA bersama masyarakat langsung melakukan penyisiran jerat yang ada disekitar kebun sawit dan berhasil mendapatkan tiga unit jerat tambang nilon," terangnya.(dof)