KAMPAR (RIAUPOS.CO) — Gendang ditabuh pria dan wanita yang mengenakan pakaian oranye. Ini bersamaan dengan kedatangan Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar di sekitar lokasi Candi Muara Takus.
Gubri hadir pada peringatan Waisak Nasional 25 Mei 2019/ 2563 Buddhis Era (BE) dan Festival Candi Muara Takus di XIII Koto Kampar, Kampar, Sabtu (25/5).
Dalam kegiatan itu lagu Indonesia Raya menggema disusul dengan mars Buddhayana yang dipimpin seorang perempuan sebagai dirigen. Dia mengenakan pakaian kebaya putih dengan selendang melingkar di bagian pinggang. Menurut Ketua Pelaksana YM Badhravirya Sthavira, sebanyak 3.500 umat Buddha dari 27 provinsi turut serta dalam Waisak Nasional yang baru pertama kali dilaksanakan di Riau. Badhravirya mengatakan Waisak kali ini mengambil tema ‘Mencintai Tanah Air Indonesia’.
“Tema itu memiliki tujuan untuk dapat mengikuti jejak Buddha, menjadi terdepan agar dapat bertindak dengan penuh kasih sayang,†ujarnya.
Sementara Ketua Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) UP Amin Untario SP mengungkapkan, tema yang diusung dalam acara Waisak juga bertujuan untuk mengembangkan cinta kasih, mawas diri dan toleransi di Indonesia. “Tentunya kita harus betul-betul memahami apa itu cinta kasih. Kadang-kadang cinta tanah air hanya sebatas ucapan tanpa pelaksanaan,†tutur Amin.
Dalam agenda sambutan, Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia Arief Harsono dan Ketua Umum Sangha Agung Indonesia (Sagin) YM B Khemacaro Mahathera juga menyampaikan hal senada terkait rasa persaudaraan, cinta tanah air, toleransi dan tenggang rasa untuk merawat keberagaman Indonesia sesuai falsafah Pancasila.(*2)
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin
KAMPAR (RIAUPOS.CO) — Gendang ditabuh pria dan wanita yang mengenakan pakaian oranye. Ini bersamaan dengan kedatangan Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar di sekitar lokasi Candi Muara Takus.
Gubri hadir pada peringatan Waisak Nasional 25 Mei 2019/ 2563 Buddhis Era (BE) dan Festival Candi Muara Takus di XIII Koto Kampar, Kampar, Sabtu (25/5).
Dalam kegiatan itu lagu Indonesia Raya menggema disusul dengan mars Buddhayana yang dipimpin seorang perempuan sebagai dirigen. Dia mengenakan pakaian kebaya putih dengan selendang melingkar di bagian pinggang. Menurut Ketua Pelaksana YM Badhravirya Sthavira, sebanyak 3.500 umat Buddha dari 27 provinsi turut serta dalam Waisak Nasional yang baru pertama kali dilaksanakan di Riau. Badhravirya mengatakan Waisak kali ini mengambil tema ‘Mencintai Tanah Air Indonesia’.
“Tema itu memiliki tujuan untuk dapat mengikuti jejak Buddha, menjadi terdepan agar dapat bertindak dengan penuh kasih sayang,†ujarnya.
- Advertisement -
Sementara Ketua Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) UP Amin Untario SP mengungkapkan, tema yang diusung dalam acara Waisak juga bertujuan untuk mengembangkan cinta kasih, mawas diri dan toleransi di Indonesia. “Tentunya kita harus betul-betul memahami apa itu cinta kasih. Kadang-kadang cinta tanah air hanya sebatas ucapan tanpa pelaksanaan,†tutur Amin.
Dalam agenda sambutan, Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia Arief Harsono dan Ketua Umum Sangha Agung Indonesia (Sagin) YM B Khemacaro Mahathera juga menyampaikan hal senada terkait rasa persaudaraan, cinta tanah air, toleransi dan tenggang rasa untuk merawat keberagaman Indonesia sesuai falsafah Pancasila.(*2)
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin