Hot Spot Dideteksi Menurun

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya penurunan jumlah hot spot (titik panas) di wilayah Asia Tenggara, Rabu (25/9). Hasil ini didapat dari pantauan satelit polar NOAA-20, Terra-Aqua, SNPP selama tiga hari terakhir sejak 22-24 September 2019.

"Setidaknya terdapat 3.216 titik panas dengan kategori tingkat kepercayaan tinggi di seluruh wilayah Asia Tenggara. Jumlah ini lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah titik panas pada periode waktu 19-21 September 2019 capai 5162 titik," kata Deputi Bidang Meteorologi Mulyono R Prabowo.

- Advertisement -

Hot spot selain berada di wilayah Indonesia, seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Tapi juga dibeberapa negara lainnya.

"Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Timor Leste juga terdeteksi," ucapnya.

- Advertisement -

Dikatakan Mulyono, beberapa lokasi kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan menunjukan jumlah titik panas fluktuatif. Pada 21-23 September jumlah hot spot cenderung bertambah di wilayah Kalimantan Utara dan Kaltim.

"Cenderung berkurang di wilayah Riau, Jambi, Kalbar dan Kalteng," tambahnya.

Selain itu,  BMKG mencatat curah hujan turun di wilayah karhutla cukup memberikan kontribusi dalam pengurangan jumlah hot spot dan asap di beberapa daerah.

"Pada 23 September, hujan cukup merata di Riau, tercatat curah hujan tertinggi di AWS Kandis, Kabupaten Siak sebesar 12.3 mm," ujarnya.

Bahkan BMKG juga mengidentifikasi terdapat perubahan kondisi atmosfer yang cukup signifikan sejak Senin (23/9). Perubahan itu berupa peningkatan desakan massa udara kering dari wilayah barat Indonesia. Adanya penguatan desakan massa udara kering ini mengakibatkan daerah massa udara basah cenderung meluas di wilayah Indonesia bagian selatan, kini cenderung meluas ke wilayah Indonesia bagian barat.

Di Pekanbaru sendiri, hot spot tingkat kepercayaan di atas 50 persen pada sore hari tercatat hanya ada di dua lokasi. Yakni Kota Dumai terpantau empat titik dan Kabupaten Pelalawan satu titik. Jumlah ini jauh berkurang dari data pagi (23/9) ada 152 titik di tujuh kabupaten/kota se-Riau.

"Riau dengan level konfiden di atas 70 persen ada tiga titik. Dua di Kota Dumai dan satu di Kabupaten Pelalawan," ujar Kepala BMKG Pekanbaru Sukisno.(dof/*2)

 

>>Berita selengkapnya baca Riau Pos hari ini.

Editor : Rinaldi

 

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya penurunan jumlah hot spot (titik panas) di wilayah Asia Tenggara, Rabu (25/9). Hasil ini didapat dari pantauan satelit polar NOAA-20, Terra-Aqua, SNPP selama tiga hari terakhir sejak 22-24 September 2019.

"Setidaknya terdapat 3.216 titik panas dengan kategori tingkat kepercayaan tinggi di seluruh wilayah Asia Tenggara. Jumlah ini lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah titik panas pada periode waktu 19-21 September 2019 capai 5162 titik," kata Deputi Bidang Meteorologi Mulyono R Prabowo.

Hot spot selain berada di wilayah Indonesia, seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Tapi juga dibeberapa negara lainnya.

"Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Timor Leste juga terdeteksi," ucapnya.

Dikatakan Mulyono, beberapa lokasi kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan menunjukan jumlah titik panas fluktuatif. Pada 21-23 September jumlah hot spot cenderung bertambah di wilayah Kalimantan Utara dan Kaltim.

"Cenderung berkurang di wilayah Riau, Jambi, Kalbar dan Kalteng," tambahnya.

Selain itu,  BMKG mencatat curah hujan turun di wilayah karhutla cukup memberikan kontribusi dalam pengurangan jumlah hot spot dan asap di beberapa daerah.

"Pada 23 September, hujan cukup merata di Riau, tercatat curah hujan tertinggi di AWS Kandis, Kabupaten Siak sebesar 12.3 mm," ujarnya.

Bahkan BMKG juga mengidentifikasi terdapat perubahan kondisi atmosfer yang cukup signifikan sejak Senin (23/9). Perubahan itu berupa peningkatan desakan massa udara kering dari wilayah barat Indonesia. Adanya penguatan desakan massa udara kering ini mengakibatkan daerah massa udara basah cenderung meluas di wilayah Indonesia bagian selatan, kini cenderung meluas ke wilayah Indonesia bagian barat.

Di Pekanbaru sendiri, hot spot tingkat kepercayaan di atas 50 persen pada sore hari tercatat hanya ada di dua lokasi. Yakni Kota Dumai terpantau empat titik dan Kabupaten Pelalawan satu titik. Jumlah ini jauh berkurang dari data pagi (23/9) ada 152 titik di tujuh kabupaten/kota se-Riau.

"Riau dengan level konfiden di atas 70 persen ada tiga titik. Dua di Kota Dumai dan satu di Kabupaten Pelalawan," ujar Kepala BMKG Pekanbaru Sukisno.(dof/*2)

 

>>Berita selengkapnya baca Riau Pos hari ini.

Editor : Rinaldi

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya