PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Komisi V DPRD Riau melakukan rapat kerja dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Riau, Kamis (25/6). Rapat itu membahas persiapan UPT latihan kerja Pasirpengaraian sebagai solusi penekanan pengangguran dan progres kegiatan anggaran 2021 di Ruang Rapat Komisi V DPRD Riau.
Rapat kerja yang dipimpin Wakil Ketua Komisi V Soniwati itu turut didampingi Sekretaris Komisi V DPRD Riau Sulastri serta anggota Komisi V lainnya, seperti Zulkifli Indra, Marwan Yohanis, Sunaryo, Ramos Teddy Sianturi, Abu Khoiri serta diikuti oleh Kepala Dinas Disnakertrans Riau Jonli dan jajarannya.
Dalam pemaparannya, Jonli menjelaskan progres BLK di Riau yang salah satunya di Pasirpengarain, Rokan Hulu (Rohul) sangat memprihatinkan.
Hal itu dapat dilihat dari minimnya kelengkapan yang tersedia sehingga perlunya bantuan ke masing-masing BLK. Lebih lanjut Jonli menjelaskan, di Riau akan ada 10 BLK yang akan dapat bantuan pusat dan Disnakertrans Riau akan berjuang maksimal untuk memperoleh bantuan tersebut.
"Rencana di Rohil pun kami usahakan akan dibuka tentunya sesuai dengan kelembagaan. Disnakertrans Riau tetap melakukan pengawasan berharap adanya keterlibatan Kemenaker (Kementerian Ketenagakerjaan) untuk dapat turun langsung membantu dan mengelola BLK yang ada di Riau. Kami sudah menyampaikan surat ke pusat dan Provinsi Riau menyerahkan kewenangannya terhitung dari 20 Januari 2020," tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi V Sulastri meminta agar Disnakertrans betul-betul serius mengelola BLK. Kehadiran BLK diharapkan dapat menekan angka pengangguran dengan mempersiapkn tenaga kerja yang andal dan berdaya saing. Sehingga setiap perusahaan yang ada di Riau memiliki daya tarik tersendiri untuk merekrut tenaga kerja yang berasal dari BLK.
Selain itu, kehadiran BLK juga diharapkan dapat membentuk karakter sumber daya manusia (SDM) yang mandiri serta mampu membuka lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat lainnya. Maka dari itu, ia meminta agar materi latihan yang ada pada BLK harus disesuaikan dengan situasi ekonomi.
"Misal, saat ini yang paling banyak diperlukan itu tukang servis handphone. Selesai latihan dari BLK mungkin SDM-nya bisa membuka jasa servis handphone dan lain sebagainya," harapnya.(adv/nda)