Minggu, 26 Oktober 2025
spot_img

Kemendiktisaintek-Unilak Bawa Angin Segar Bisnis Songket Melayu, Angkat Derajat IRT ke Pasar Digital

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Upaya mendongkrak ekonomi keluarga bagi Ibu Rumah Tangga (IRT) di Pekanbaru mendapat angin segar. Lewat kolaborasi yang apik, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) bersama tim dosen dari Sekolah Pascasarjana Universitas Lancang Kuning (UNILAK) sukses membawa kelompok usaha kreatif pengolah limbah songket Melayu memasuki era pemasaran digital.

Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berbasis Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didukung penuh Kemendiktisaintek tahun 2025 ini berfokus pada pengembangan usaha, diversifikasi produk, dan pemasaran digital berbasis limbah tekstil songket Riau. Targetnya adalah kelompok usaha kreatif Emy Craft yang berlokasi di Kelurahan Tangkerang Tengah, Pekanbaru.

Ketua tim pengabdian, Dr. Herlinawati, M.Ed, menjelaskan bahwa program ini hadir untuk mengatasi persoalan klasik yang dihadapi kelompok ibu-ibu tersebut, yakni keterbatasan peralatan produksi, rendahnya kemampuan diversifikasi produk, serta minimnya pengetahuan tentang pemasaran digital.

Baca Juga:  Mesin Inovatif Hibah Dikti Unilak, Ubah Limbah Peternakan Jadi Nilai Ekonomi

“Melalui pendampingan intensif, pelatihan keterampilan, hingga digital marketing, kami berharap KUB Emy Craft mampu memproduksi beragam produk kreatif olahan limbah tekstil songket lebih cepat dan dipasarkan secara luas melalui platform digital,” ujar Dr. Herlinawati, M.Ed didampingi timnya, Dr. Zamzami, M.Kom dan Efti Novita Sari, M.M, Sabtu (25/10/2025).

Sebelum mendapat sentuhan program ini, Ketua Emy Craft, Najmiyati, mengakui kendala yang dihadapi membuat kelompoknya sering kehilangan peluang bisnis.

“Dulu kami hanya bisa produksi kotak tisu dan tatakan gelas karena alat terbatas. Pesanan lain, seperti dompet, kipas, dan suvenir, sering tidak bisa dipenuhi sehingga banyak pelanggan membatalkan order,” ungkap Najmiyati.

Kini, ibu-ibu Emy Craft tak hanya mendapat dukungan alat produksi modern, tetapi juga dibekali pelatihan diversifikasi produk berbahan kain songket limbah. Tak kalah penting, edukasi pemasaran digital menggunakan aplikasi seperti Canva, teknologi AI, platform media sosial, hingga pembuatan toko daring (online) diberikan secara intensif. Aspek manajerial dan tata administrasi usaha turut menjadi materi utama agar kelompok ini profesional dan berkelanjutan.

Baca Juga:  Dewan Panggil Ulang Koperasi BUTU

Hasilnya nyata, produk Emy Craft kini makin bervariasi, mulai dari kotak tisu, tatakan gelas, tas, dompet, bros, alas meja, selempang, tanjak, kotak hantaran, keranjang aqua, hingga buket bunga. Pemasarannya pun meluas, tidak hanya di Pekanbaru, tetapi sudah menjangkau luar daerah. Banyak anggota yang antusias mengembangkan diri meskipun sebelumnya belum berpengalaman berwirausaha.

Kegiatan PKM inisiasi UNILAK dan didukung Kemendiktisaintek ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal yang berdampak nyata, berkelanjutan, sekaligus memperkenalkan budaya daerah, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dan ekonomi daerah. (c)






Reporter: Redaksi Riau Pos Riau Pos

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Upaya mendongkrak ekonomi keluarga bagi Ibu Rumah Tangga (IRT) di Pekanbaru mendapat angin segar. Lewat kolaborasi yang apik, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) bersama tim dosen dari Sekolah Pascasarjana Universitas Lancang Kuning (UNILAK) sukses membawa kelompok usaha kreatif pengolah limbah songket Melayu memasuki era pemasaran digital.

Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berbasis Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didukung penuh Kemendiktisaintek tahun 2025 ini berfokus pada pengembangan usaha, diversifikasi produk, dan pemasaran digital berbasis limbah tekstil songket Riau. Targetnya adalah kelompok usaha kreatif Emy Craft yang berlokasi di Kelurahan Tangkerang Tengah, Pekanbaru.

Ketua tim pengabdian, Dr. Herlinawati, M.Ed, menjelaskan bahwa program ini hadir untuk mengatasi persoalan klasik yang dihadapi kelompok ibu-ibu tersebut, yakni keterbatasan peralatan produksi, rendahnya kemampuan diversifikasi produk, serta minimnya pengetahuan tentang pemasaran digital.

Baca Juga:  Lintasan Menantang, 1.200 Peserta Ikuti Unilak Run 2025

“Melalui pendampingan intensif, pelatihan keterampilan, hingga digital marketing, kami berharap KUB Emy Craft mampu memproduksi beragam produk kreatif olahan limbah tekstil songket lebih cepat dan dipasarkan secara luas melalui platform digital,” ujar Dr. Herlinawati, M.Ed didampingi timnya, Dr. Zamzami, M.Kom dan Efti Novita Sari, M.M, Sabtu (25/10/2025).

- Advertisement -

Sebelum mendapat sentuhan program ini, Ketua Emy Craft, Najmiyati, mengakui kendala yang dihadapi membuat kelompoknya sering kehilangan peluang bisnis.

“Dulu kami hanya bisa produksi kotak tisu dan tatakan gelas karena alat terbatas. Pesanan lain, seperti dompet, kipas, dan suvenir, sering tidak bisa dipenuhi sehingga banyak pelanggan membatalkan order,” ungkap Najmiyati.

- Advertisement -

Kini, ibu-ibu Emy Craft tak hanya mendapat dukungan alat produksi modern, tetapi juga dibekali pelatihan diversifikasi produk berbahan kain songket limbah. Tak kalah penting, edukasi pemasaran digital menggunakan aplikasi seperti Canva, teknologi AI, platform media sosial, hingga pembuatan toko daring (online) diberikan secara intensif. Aspek manajerial dan tata administrasi usaha turut menjadi materi utama agar kelompok ini profesional dan berkelanjutan.

Baca Juga:  Naik Lagi, Sehari 743 Pasien Positif Covid-19

Hasilnya nyata, produk Emy Craft kini makin bervariasi, mulai dari kotak tisu, tatakan gelas, tas, dompet, bros, alas meja, selempang, tanjak, kotak hantaran, keranjang aqua, hingga buket bunga. Pemasarannya pun meluas, tidak hanya di Pekanbaru, tetapi sudah menjangkau luar daerah. Banyak anggota yang antusias mengembangkan diri meskipun sebelumnya belum berpengalaman berwirausaha.

Kegiatan PKM inisiasi UNILAK dan didukung Kemendiktisaintek ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal yang berdampak nyata, berkelanjutan, sekaligus memperkenalkan budaya daerah, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dan ekonomi daerah. (c)






Reporter: Redaksi Riau Pos Riau Pos
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Upaya mendongkrak ekonomi keluarga bagi Ibu Rumah Tangga (IRT) di Pekanbaru mendapat angin segar. Lewat kolaborasi yang apik, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) bersama tim dosen dari Sekolah Pascasarjana Universitas Lancang Kuning (UNILAK) sukses membawa kelompok usaha kreatif pengolah limbah songket Melayu memasuki era pemasaran digital.

Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berbasis Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didukung penuh Kemendiktisaintek tahun 2025 ini berfokus pada pengembangan usaha, diversifikasi produk, dan pemasaran digital berbasis limbah tekstil songket Riau. Targetnya adalah kelompok usaha kreatif Emy Craft yang berlokasi di Kelurahan Tangkerang Tengah, Pekanbaru.

Ketua tim pengabdian, Dr. Herlinawati, M.Ed, menjelaskan bahwa program ini hadir untuk mengatasi persoalan klasik yang dihadapi kelompok ibu-ibu tersebut, yakni keterbatasan peralatan produksi, rendahnya kemampuan diversifikasi produk, serta minimnya pengetahuan tentang pemasaran digital.

Baca Juga:  Lintasan Menantang, 1.200 Peserta Ikuti Unilak Run 2025

“Melalui pendampingan intensif, pelatihan keterampilan, hingga digital marketing, kami berharap KUB Emy Craft mampu memproduksi beragam produk kreatif olahan limbah tekstil songket lebih cepat dan dipasarkan secara luas melalui platform digital,” ujar Dr. Herlinawati, M.Ed didampingi timnya, Dr. Zamzami, M.Kom dan Efti Novita Sari, M.M, Sabtu (25/10/2025).

Sebelum mendapat sentuhan program ini, Ketua Emy Craft, Najmiyati, mengakui kendala yang dihadapi membuat kelompoknya sering kehilangan peluang bisnis.

“Dulu kami hanya bisa produksi kotak tisu dan tatakan gelas karena alat terbatas. Pesanan lain, seperti dompet, kipas, dan suvenir, sering tidak bisa dipenuhi sehingga banyak pelanggan membatalkan order,” ungkap Najmiyati.

Kini, ibu-ibu Emy Craft tak hanya mendapat dukungan alat produksi modern, tetapi juga dibekali pelatihan diversifikasi produk berbahan kain songket limbah. Tak kalah penting, edukasi pemasaran digital menggunakan aplikasi seperti Canva, teknologi AI, platform media sosial, hingga pembuatan toko daring (online) diberikan secara intensif. Aspek manajerial dan tata administrasi usaha turut menjadi materi utama agar kelompok ini profesional dan berkelanjutan.

Baca Juga:  Unilak Wisuda 895 Sarjana, Momen Haru dan Harapan di Tengah Dinamika Global

Hasilnya nyata, produk Emy Craft kini makin bervariasi, mulai dari kotak tisu, tatakan gelas, tas, dompet, bros, alas meja, selempang, tanjak, kotak hantaran, keranjang aqua, hingga buket bunga. Pemasarannya pun meluas, tidak hanya di Pekanbaru, tetapi sudah menjangkau luar daerah. Banyak anggota yang antusias mengembangkan diri meskipun sebelumnya belum berpengalaman berwirausaha.

Kegiatan PKM inisiasi UNILAK dan didukung Kemendiktisaintek ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal yang berdampak nyata, berkelanjutan, sekaligus memperkenalkan budaya daerah, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dan ekonomi daerah. (c)






Reporter: Redaksi Riau Pos Riau Pos

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari