PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Upaya mendongkrak ekonomi keluarga bagi Ibu Rumah Tangga (IRT) di Pekanbaru mendapat angin segar. Lewat kolaborasi yang apik, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) bersama tim dosen dari Sekolah Pascasarjana Universitas Lancang Kuning (UNILAK) sukses membawa kelompok usaha kreatif pengolah limbah songket Melayu memasuki era pemasaran digital.
Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berbasis Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didukung penuh Kemendiktisaintek tahun 2025 ini berfokus pada pengembangan usaha, diversifikasi produk, dan pemasaran digital berbasis limbah tekstil songket Riau. Targetnya adalah kelompok usaha kreatif Emy Craft yang berlokasi di Kelurahan Tangkerang Tengah, Pekanbaru.
Ketua tim pengabdian, Dr. Herlinawati, M.Ed, menjelaskan bahwa program ini hadir untuk mengatasi persoalan klasik yang dihadapi kelompok ibu-ibu tersebut, yakni keterbatasan peralatan produksi, rendahnya kemampuan diversifikasi produk, serta minimnya pengetahuan tentang pemasaran digital.
“Melalui pendampingan intensif, pelatihan keterampilan, hingga digital marketing, kami berharap KUB Emy Craft mampu memproduksi beragam produk kreatif olahan limbah tekstil songket lebih cepat dan dipasarkan secara luas melalui platform digital,” ujar Dr. Herlinawati, M.Ed didampingi timnya, Dr. Zamzami, M.Kom dan Efti Novita Sari, M.M, Sabtu (25/10/2025).
Sebelum mendapat sentuhan program ini, Ketua Emy Craft, Najmiyati, mengakui kendala yang dihadapi membuat kelompoknya sering kehilangan peluang bisnis.
“Dulu kami hanya bisa produksi kotak tisu dan tatakan gelas karena alat terbatas. Pesanan lain, seperti dompet, kipas, dan suvenir, sering tidak bisa dipenuhi sehingga banyak pelanggan membatalkan order,” ungkap Najmiyati.
Kini, ibu-ibu Emy Craft tak hanya mendapat dukungan alat produksi modern, tetapi juga dibekali pelatihan diversifikasi produk berbahan kain songket limbah. Tak kalah penting, edukasi pemasaran digital menggunakan aplikasi seperti Canva, teknologi AI, platform media sosial, hingga pembuatan toko daring (online) diberikan secara intensif. Aspek manajerial dan tata administrasi usaha turut menjadi materi utama agar kelompok ini profesional dan berkelanjutan.
Hasilnya nyata, produk Emy Craft kini makin bervariasi, mulai dari kotak tisu, tatakan gelas, tas, dompet, bros, alas meja, selempang, tanjak, kotak hantaran, keranjang aqua, hingga buket bunga. Pemasarannya pun meluas, tidak hanya di Pekanbaru, tetapi sudah menjangkau luar daerah. Banyak anggota yang antusias mengembangkan diri meskipun sebelumnya belum berpengalaman berwirausaha.
Kegiatan PKM inisiasi UNILAK dan didukung Kemendiktisaintek ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal yang berdampak nyata, berkelanjutan, sekaligus memperkenalkan budaya daerah, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dan ekonomi daerah. (c)



