PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian mengumpulkan seluruh kepala daerah di Riau untuk melakukan pertemuan di Gedung Daerah Riau, Jumat (21/1). Pada pertemuan itu, beberapa isu strategis daerah dibahas seperti pendapatan daerah, penanganan Covid-19 hingga vaksinasi.
Usai melakukan pertemuan tertutup dengan para kepala daerah, Mendagri mengatakan bahwa khusus untuk pendapatan daerah, pemerintah provinsi serta kabupaten/kota di Riau diminta untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Hal tersebut agar tidak selalu bergantung terhadap dana transfer pemerintah pusat.
"Catatan saya masih ada beberapa kabupaten/kota di Riau masih bergantung kepada dana transfer pemerintah pusat," kata Mendagri.
Lebih lanjut dikatakannya, jika hal tersebut tidak diubah, apabila terjadi goncangan keuangan pemerintah pusat, maka dana transfer kabupaten/kota akan dikurangi, sehingga ini berpengaruh dan program pemerintah daerah.
"Namun jika PAD kabupaten/kota tinggi, jika ada problem keuangan di tingkat pusat, maka keuangan kabupaten/kota tidak terganggu dan dia bisa eksekusi programnya," sebutnya.
Pada kesempatan tersebut, Mendagri juga mengingatkan para kepala daerah untuk tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur saja, namun juga harus memperhatikan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Di samping fokus masalah infrastruktur, pertanian dan perkebunan, juga harus fokus masalah SDM. Supaya anak-anak muda Riau tidak jadi penonton, tapi bisa menjadi pemain di kampung sendiri," ujarnya.
Untuk tingkat pemerintah provinsi, menurut Mendagri penggunaan anggarannya sudah bagus. Kemudian untuk pendapatannya mendekati target hampir mendekati 100 persen atau sekitar 98 persen, sedangkan belanja 93 persen.
"Ini bagus, berarti ada uang yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Untuk tahun 2022 ini saya melihat untuk provinsi target PAD-nya cukup tinggi, mau naik target ke 55 persen dari APBD. Artinya dunia swastanya bergerak, dan itu bagus," katanya.
Kemudian untuk tingkat kabupaten, Tito melihat ada dua kabupaten di Riau yang pendapatannya bagus, yakni Bengkalis dan Siak. Di mana pendapatannya sesuai target, dan begitu juga dengan belanjanya.
"Tapi saya melihat beberapa kabupaten/kota masih banyak yang bergantung dengan dana transfer pusat (APBN). Sedangkan pendapatannya ada yang 7 persen dan 10 persen PAD-nya. Artinya, ini masih menadah ke pusat saja. Padahal adanya pemekaran itu ujungnya harus ada kemandirian keuangan (fiskal). Tidak hanya bergantung dengan pusat," tegasnya.
Terkait penanganan Covid-19 dan vaksinasi, Mendagri mengapresiasi upaya Pemprov Riau dan seluruh pihak terkini yang sudah bisa mengendalikan Covid-19. Hal tersebut dapat dilihat dari capaian-capain yang telah diraih dan kriteria yang telah ditetapkan pemerintah pusat.
"Pengendalian pandemi ini penting karena sangat berkaitan dengan eksekusi terhadap program-program daerah, khususnya di sektor pembangunan," katanya.
Selain memberikan apresiasi terhadap pengendalian pandemi Covid-19, Mendagri juga mengatakan bahwa capaian angka vaksinasi di Riau tergolong baik. Yang mana capaian-capaiannya sudah sesuai dengan target nasional.
"Terima kasih banyak Pemda di seluruh Riau. Semua ini tercapai berkat kerja sama semua pihak," terangnya.
Sementara itu Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, secara umum situasi pandemi Covid-19 di Riau terkendali. Target vaksinasi dari pemerintah pusat juga saat ini sudah terlampaui.