Sabtu, 21 Desember 2024

Kuota Solar Tambahan Dikucurkan, Antrean Masih Terjadi di Beberapa SPBU

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kuota tambahan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 4.000 kiloliter (kl) di Provinsi Riau sudah dikucurkan Pertamina ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang membutuhkan sejak Kamis (19/12). Tapi, antrean kendaraan masih terjadi di beberapa SPBU.

Tak hanya di Pekanbaru, antrean mengular juga terjadi di Kabupaten Kuantan Singingi. “Penambahan tersebut (solar) sudah dilakukan dengan persetujuan dari regulator dalam hal ini BPH Migas,” ujar Area Manager Commrel and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria.

Hal senada juga dikatakan Sales Branch Manager Riau 1 Field Pertamina Indra Pratama. Menurutnya dalam kurun tanggal 19-20 Desember 2024, penambahan kuota sudah dikucurkan di SPBU yang membutuhkan. “Kita langsung kucurkan ke SPBU yang membutuhkan,” ujarnya.

Penambahan kuota sebesar 4.000 kl untuk Provinsi Riau dan 1.500 kl untuk Pekanbaru dinilainya mencukupi. Ia menambahkan bahwa penyaluran akan berlangsung efektif hingga 31 Desember 2024. “Penambahan hanya 10 sampai 14 hari ke depan. Hingga akhir tahun yakni 31 Desember 2024,” lanjutnya.

Diharapkan, penambahan volume BBM ini menjadi solusi dari antrean BBM yang dikatakannya sebagai siklus tahunan selalu terjadi atau seasonality. Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tidak membeli secara berlebihan atau panic buying. “Pembatasan pembelian dari diri sendiri saja. Beli secukupnya,” imbaunya.

Hingga kemarin, antrean kendaraan masih terjadi di SPBU Jalan Air Hitam dan SM Amin Pekanbaru. Pantauan Riau Pos, di SPBU Jalan Air Hitam, antrean truk cold diesel dan truk logistik mengular sangat panjang. Dari akses masuk SPBU ini, truk-truk antre hingga dit epian ruas jalan.

Antrean mencapai hingga sekitar 100 meter. “Sudah sejak pagi tadi (kemarin, red) antre, sabar saja yang penting stok solar di SPBU masih ada,” ujar Tamirin, salah seroang sopir truk yang masih bisa istirahat bersandar di pohon dekat tepian jalan itu.

Beberapa sopir juga memutuskan untuk istirahat di luar truknya karena antrean masih cukup panjang. Sebagian sopir lainnya ada yang belanja ke kedai di tepian jalan. “Bingung juga kami kenapa bisa antre sampai panjang. Tadi (kemarin, red) dapat informasi kalau solar ada (SPBU), malahan kawan sudah isi barusan. Ya dia ikut antrean juga,” tambah Edi sopir lainnya.

Baca Juga:  Mahasiswa Unjuk Rasa di Kantor Bupati dan DPRD

Antrean truk juga terjadi di SPBU Jalan SM Amin (dekat kantor pajak). Belasan truk terparkir di tepian jalan di luar SPBU. Pasalnya, SPBU ini sudah tidak punya stok solar lagi. “Kita parkir dulu, solar kosong di SPBU ini,” ujar Feri, sopir truk ini. Petugas SPBU yang tak mau menyebut namanya ini mengatakan stok solar memang sudah kosong. “Solar belum datang,” ujarnya singkat.

Antrean panjang kendaraan yang menggunakan solar juga masih terjadi hampir di SPBU Jalan Imam Munandar/Harapan Raya hingga sore kemarin. Begitu juga yang terjadi di SPBU Pandau Jalan Lintas Pasir Putih. Kendaraan truk bertonase besar tampak mengantri untuk mengisi solar.

Bahkan di beberapa SPBU, seperti di SPBU Jalan Kaharuddin Nasution, Jalan Kelapa Sawit, dan Jalan Riau terlihat pada sore hari tidak menjual solar karena kehabisan stok.

Salah seorang petugas SPBU di Jalan Kaharuddin Nasution yang namanya enggan disebutkan mengatakan, pihaknya tidak menjual BBM jenis solar karena kehabisan kuota. “Iya, untuk solar lagi kosong karena kuotanya habis. Mungkin malam nanti (kemarin, red) baru masuk lagi,” katanya kepada Riau Pos.

Zal, salah seorang sopir kendaraan truk colt diesel mengatakan, harus mengantri berjam-jam agar bisa mendapatkan solar. “Masih sulit untuk dapatkan solar. Harus sabar antre, kalau nggak, nanti bisa nggak dapat, dan kehabisan stok. Kalau kehabisan hari ini terpaksa besok antre lagi. Mau tidak mau ya harus antrelah,” ujarnya.

Selain di Pekanbaru, kesulitan mendapatkan solar juga terjadi di wilayah Kabupaten Kuansing. Para sopir kendaraan harus rela antre berjam-jam, bahkan dari pagi hingga malam. Parahnya, ketika giliran mereka tiba di mesin pompa, solar yang mereka tunggu habis.

Kondisi itu membuat warga ada yang membawa mobilnya pulang dan ada yang coba bertahan dengan memperkirakan kendaraannya itu di posisi antre. Mereka yang tinggal di sekitaran Telukkuantan memilih pulang ke rumah sampai ada pemberitahuan bahwa solar sudah masuk.

Baca Juga:  Pastikan Ketersediaan BBM Jelang Hari Raya

Kondisi ini semakin parah, manakala sejak solar tidak masuk di SPBU Sitorajo Kari. Dari beberapa pengecer minyak di sekitar SPBU, kondisi itu sudah berlangsung selama tiga pekan. Makanya, antrean kendaraan tidak terelakkan di SPBU Sungai Jering dan SPBU Kebun Nenas. Pantauan Riau Pos di lapangan, sopir mobil terkadang tidak punya pilihan. Mereka memilih tetap menunggu solar masuk. Sebab, jarak SPBU selanjutnya di Kuansing rute Telukkuantan-Pekanbaru hanya ada di Logas Kecamatan Singingi dan Koto Baru Kecamatan Singingi Hilir.

“Kami terpaksa memilih tetap bertahan di SPBU. Kadang, mobil saya tinggal di SPBU dulu dan pulang ke rumah,” kata Verdi, salah seorang sopir cold diesel yang antre di SPBU Kebun Nenas, Jumat (20/12).

Mobil cold diesel yang dibawanya digunakan untuk mengangkut sawit petani ke pabrik kelapa sawit (PKS). Itu dilakukannya hampir setiap hari. Dalam sepekan, dia perlu isi solar empat kali. Kondisi solar yang sulit sekarang, ikut menganggu aktivitasnya. Dia pun tak tahu apa engapa solar bisa antre separah ini sekarang.

Kondisi ini juga dialami Yondi Murat, pemilik mobil Pajero Sport dan mobil double cabin. “Kemaren solar tidak masuk sampai malam. Padahal sudah antre. Karena tak masuk, saya pilih pulang ke rumah dulu. Kebetulan, minyak mobil masih cukup untuk hari ini (kemarin, red),” ujarnya.

Dia pun sudah melihat ke SPBU Kebun Nenas. Di sini ada solar. Tetapi antrean panjang hingga ke pinggir jalan. Dipenuhi, truk, colt diesel, L 300 dan kendaraan lainnya yang berbahan bakar solar. Yondi berharap pemerintah merespona cepat dengan kondisi sekarang.

Karena itu menyangkut hidup masya­rakat banyak, aktivitas masyarakat banyak. Petugas SPBU yang ditanyai Riau Pos di lapangan, tak mau menjawab. Dan lebih memilih diam dan mengatakan tidak tahu.(azr/ilo/dof/dac)






Reporter: Redaksi Riau Pos Riau Pos

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kuota tambahan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 4.000 kiloliter (kl) di Provinsi Riau sudah dikucurkan Pertamina ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang membutuhkan sejak Kamis (19/12). Tapi, antrean kendaraan masih terjadi di beberapa SPBU.

Tak hanya di Pekanbaru, antrean mengular juga terjadi di Kabupaten Kuantan Singingi. “Penambahan tersebut (solar) sudah dilakukan dengan persetujuan dari regulator dalam hal ini BPH Migas,” ujar Area Manager Commrel and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria.

- Advertisement -

Hal senada juga dikatakan Sales Branch Manager Riau 1 Field Pertamina Indra Pratama. Menurutnya dalam kurun tanggal 19-20 Desember 2024, penambahan kuota sudah dikucurkan di SPBU yang membutuhkan. “Kita langsung kucurkan ke SPBU yang membutuhkan,” ujarnya.

Penambahan kuota sebesar 4.000 kl untuk Provinsi Riau dan 1.500 kl untuk Pekanbaru dinilainya mencukupi. Ia menambahkan bahwa penyaluran akan berlangsung efektif hingga 31 Desember 2024. “Penambahan hanya 10 sampai 14 hari ke depan. Hingga akhir tahun yakni 31 Desember 2024,” lanjutnya.

- Advertisement -

Diharapkan, penambahan volume BBM ini menjadi solusi dari antrean BBM yang dikatakannya sebagai siklus tahunan selalu terjadi atau seasonality. Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tidak membeli secara berlebihan atau panic buying. “Pembatasan pembelian dari diri sendiri saja. Beli secukupnya,” imbaunya.

Hingga kemarin, antrean kendaraan masih terjadi di SPBU Jalan Air Hitam dan SM Amin Pekanbaru. Pantauan Riau Pos, di SPBU Jalan Air Hitam, antrean truk cold diesel dan truk logistik mengular sangat panjang. Dari akses masuk SPBU ini, truk-truk antre hingga dit epian ruas jalan.

Antrean mencapai hingga sekitar 100 meter. “Sudah sejak pagi tadi (kemarin, red) antre, sabar saja yang penting stok solar di SPBU masih ada,” ujar Tamirin, salah seroang sopir truk yang masih bisa istirahat bersandar di pohon dekat tepian jalan itu.

Beberapa sopir juga memutuskan untuk istirahat di luar truknya karena antrean masih cukup panjang. Sebagian sopir lainnya ada yang belanja ke kedai di tepian jalan. “Bingung juga kami kenapa bisa antre sampai panjang. Tadi (kemarin, red) dapat informasi kalau solar ada (SPBU), malahan kawan sudah isi barusan. Ya dia ikut antrean juga,” tambah Edi sopir lainnya.

Baca Juga:  Antisipasi PAD Bocor, Tapping Box Digesa

Antrean truk juga terjadi di SPBU Jalan SM Amin (dekat kantor pajak). Belasan truk terparkir di tepian jalan di luar SPBU. Pasalnya, SPBU ini sudah tidak punya stok solar lagi. “Kita parkir dulu, solar kosong di SPBU ini,” ujar Feri, sopir truk ini. Petugas SPBU yang tak mau menyebut namanya ini mengatakan stok solar memang sudah kosong. “Solar belum datang,” ujarnya singkat.

Antrean panjang kendaraan yang menggunakan solar juga masih terjadi hampir di SPBU Jalan Imam Munandar/Harapan Raya hingga sore kemarin. Begitu juga yang terjadi di SPBU Pandau Jalan Lintas Pasir Putih. Kendaraan truk bertonase besar tampak mengantri untuk mengisi solar.

Bahkan di beberapa SPBU, seperti di SPBU Jalan Kaharuddin Nasution, Jalan Kelapa Sawit, dan Jalan Riau terlihat pada sore hari tidak menjual solar karena kehabisan stok.

Salah seorang petugas SPBU di Jalan Kaharuddin Nasution yang namanya enggan disebutkan mengatakan, pihaknya tidak menjual BBM jenis solar karena kehabisan kuota. “Iya, untuk solar lagi kosong karena kuotanya habis. Mungkin malam nanti (kemarin, red) baru masuk lagi,” katanya kepada Riau Pos.

Zal, salah seorang sopir kendaraan truk colt diesel mengatakan, harus mengantri berjam-jam agar bisa mendapatkan solar. “Masih sulit untuk dapatkan solar. Harus sabar antre, kalau nggak, nanti bisa nggak dapat, dan kehabisan stok. Kalau kehabisan hari ini terpaksa besok antre lagi. Mau tidak mau ya harus antrelah,” ujarnya.

Selain di Pekanbaru, kesulitan mendapatkan solar juga terjadi di wilayah Kabupaten Kuansing. Para sopir kendaraan harus rela antre berjam-jam, bahkan dari pagi hingga malam. Parahnya, ketika giliran mereka tiba di mesin pompa, solar yang mereka tunggu habis.

Kondisi itu membuat warga ada yang membawa mobilnya pulang dan ada yang coba bertahan dengan memperkirakan kendaraannya itu di posisi antre. Mereka yang tinggal di sekitaran Telukkuantan memilih pulang ke rumah sampai ada pemberitahuan bahwa solar sudah masuk.

Baca Juga:  Jembatan Sungai Pisangkolek Segera Dibangun

Kondisi ini semakin parah, manakala sejak solar tidak masuk di SPBU Sitorajo Kari. Dari beberapa pengecer minyak di sekitar SPBU, kondisi itu sudah berlangsung selama tiga pekan. Makanya, antrean kendaraan tidak terelakkan di SPBU Sungai Jering dan SPBU Kebun Nenas. Pantauan Riau Pos di lapangan, sopir mobil terkadang tidak punya pilihan. Mereka memilih tetap menunggu solar masuk. Sebab, jarak SPBU selanjutnya di Kuansing rute Telukkuantan-Pekanbaru hanya ada di Logas Kecamatan Singingi dan Koto Baru Kecamatan Singingi Hilir.

“Kami terpaksa memilih tetap bertahan di SPBU. Kadang, mobil saya tinggal di SPBU dulu dan pulang ke rumah,” kata Verdi, salah seorang sopir cold diesel yang antre di SPBU Kebun Nenas, Jumat (20/12).

Mobil cold diesel yang dibawanya digunakan untuk mengangkut sawit petani ke pabrik kelapa sawit (PKS). Itu dilakukannya hampir setiap hari. Dalam sepekan, dia perlu isi solar empat kali. Kondisi solar yang sulit sekarang, ikut menganggu aktivitasnya. Dia pun tak tahu apa engapa solar bisa antre separah ini sekarang.

Kondisi ini juga dialami Yondi Murat, pemilik mobil Pajero Sport dan mobil double cabin. “Kemaren solar tidak masuk sampai malam. Padahal sudah antre. Karena tak masuk, saya pilih pulang ke rumah dulu. Kebetulan, minyak mobil masih cukup untuk hari ini (kemarin, red),” ujarnya.

Dia pun sudah melihat ke SPBU Kebun Nenas. Di sini ada solar. Tetapi antrean panjang hingga ke pinggir jalan. Dipenuhi, truk, colt diesel, L 300 dan kendaraan lainnya yang berbahan bakar solar. Yondi berharap pemerintah merespona cepat dengan kondisi sekarang.

Karena itu menyangkut hidup masya­rakat banyak, aktivitas masyarakat banyak. Petugas SPBU yang ditanyai Riau Pos di lapangan, tak mau menjawab. Dan lebih memilih diam dan mengatakan tidak tahu.(azr/ilo/dof/dac)






Reporter: Redaksi Riau Pos Riau Pos
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari