JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Hari ini (21/6) terjadi fenomena langka, gerhana matahari cincin (GMC). Fenomena ini jangan sampai terlewat. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan ini adalah gerhana matahari terakhir di 2020 yang bisa diamati dari Tanah Air.
Thomas menuturkan gerhana matahari yang terjadi hari ini adalah gerhana matahari cincin. Berdasarkan data astronomi, gerhana cincin ini bisa dilihat dari 31 provinsi, termasuk Riau.
Namun, masyarakat hanya bisa menikmatinya berupa gerhana matahari sebagian. Di Riau, masyarakat bisa melihat gerhana mulai pukul 13.53 WIB, puncaknya pukul 14.57 WIB, dan gerhana akan berakhir pukul 15.50 WIB.
Untuk wilayah Jawa Timur, fase gerhana dimulai pukul 14.57 WIB. Kemudian puncak gerhana terjadi pada 15.21 WIB dan berakhir pada 15.48 WIB. Thomas mengatakan gerhana matahari cincin kali ini teramati dari Indonesia kurang dari 50 persen. ’’Kegelapan terbesar di wilayah Maluku Utara dan Papua,’’ katanya, Sabtu (20/6).
Sementara itu untuk wilayah Sumatera bagian selatan serta Jawa bagian barat dan tengah tidak dapat melihat gerhana matahari cincin itu. Menurut Thomas jalur puncak gerhana matahari cincin itu melewati Asia Tengah.
Dia menegaskan fenomena nanti siang itu adalah gerhana matahari terakhir di 2020 yang bisa diamati dari Indonesia. Thomas menuturkan meskipun tidak sampai 100 persen, masyarakat Indonesia tetap harus waspada dalam mengamati gerhana matahari hari ini.
Thomas mengatakan berapapun persentase gerhana matahari yang bisa diamati, berpotensi menimbulkan bahaya jika pengamatannya tidak menggunakan peredup cahaya dan dalam waktu lama. ’’Karena cahaya matahari sangat kuat,’’ jelasnya.
Bagi masyarakat yang ingin mengamati fenomena alam langka ini, diharapkan tetap mematuhi protokol kesehatan di tengah wabah Covid-19. Seperti tetap menggunakan masker serta menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain.
Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengimbau kepada umat Islam di daerah yang dilintasi gerhana matahari dan aman dari Covid-19 untuk menggelar salat gerhana matahari atau salat kusuf. ’’Kami mengimbau salat sunnah gerhana sesuai syariah, tetapi tetap memperhatikan protokol kesehatan,’’ tuturnya.
Rangkaian salat sunnah gerhana diawali dengan salat. Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jamaah layaknya salat Idulfitri. Kamaruddin mengatakan khutbah yang disampaikan berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristigfar, sedekah, dan hal-hal baik lainnya. ’’Jangan lupa berdoa agar wabah Covid-19 segera berakhir. Selain itu doa untuk keselamatan bangsa dan negara,’’ ujarnya.(wan/jpg)