Kamis, 19 September 2024

Ajak Perangi Mata Rantai Covid-19

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Dr Gatot Edy Pramono MSi melakukan kunjungan kerja ke Polda Riau, Kamis (20/5). Tiba di Pekanbaru, Komjen Gatot didampingi Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi serta beberapa pejabat Mabes Polri. Di antaranya Kakorbinmas Baharkam Polri Irjen Suwondo Nainggolan, Karo Binops Brigjen Roma Hutajulu SIK, Kapusdokkes Polri Brigjen dr Rusdi dan Karopenmas Divhumas Brigjen Rusdi Hartono.

Kedatangan putra asli Riau ini, bertujuan untuk melakukan identifikasi persoalan Covid-19 serta meninjau posko PPKM di Kelurahan Sidomulyo, Kota Pekanbaru. Gatot mengatakan kedatangannya ke Riau, khususnya di Kota Pekanbaru untuk melihat pelaksanaan kegiatan posko PPKM, berkaitan dengan arahan Presiden Joko Widodo agar penanganan Covid-19 di Riau dalam 14 hari ke depan dilakukan lebih intensif untuk menurunkan angka positif Covid-19.

Wakapolri memberikan arahan untuk mengefektifkan posko PPKM dengan melakukan 3 T. Yakni testing, tracing dan treatment. Sehingga dapat menemukan penderita Covid-19 untuk diberikan penanganan secara baik sampai sembuh.

"Di Provinsi Riau khususnya Kota Pekanbaru dan Dumai merupakan daerah yang tertinggi dalam penularan Covid-19. Agar secara bersama-sama memutus mata rantai dengan langkah awal melakukan penyekatan dan setelah itu melaksanakan kegiatan pos PPKM serta mempersiapkan swab antigen," ujar Wakapolri. 

- Advertisement -

Wakapolri mengharapkan adanya kesadaran masyarakat akan bahaya pandemi Covid 19 dan patuh protokol kesehatan. Selain itu, Gatot juga meminta percepatan pelaksanaan vaksinasi terutama bagi lansia.

"Untuk pelaksanaan vaksinasi bagi lansia agar diberi tempat khusus dan saya mengajak mari kita bekerja sama untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19," harapnya.

- Advertisement -

Sementara itu Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, mengatakan di Riau terdapat 824 posko PPKM mikro dengan kegiatan yang terdiri atas 2 hal, yaitu 3T dan 5M. 

"Secara global kami sudah melakukan testing terhadap 214.657 orang, tracing terhadap 31.730 orang dan treatment atau evakuasi sebanyak 888 orang. Masyarakat yang OTG tidak kami isolasi saja, akan tetapi kami berikan juga obat-obat yang dapat menyembuhkan," sebut Agung.

Dilanjutkan Kapolda, skema penanganan Covid-19 yang dilakukan bersama-sama dengan satgas terdiri atas 5 hal. Pertama, mengidentifikasi kenaikan penyebaran kasus dan peningkatan angka kematian. Kedua, menangani kenaikan penderitan Covid-19. Ketiga, memutus penularan di garis pertama. Keempat, mengobati pasien positif dengan gejala sedang maupun ringan dan terakhir penegakkan hukum terhadap pelanggaran prokes.

423 Kasus Baru di Riau

Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau mengumumkan  penambahan 423 kasus terkonfirmasi Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, meski saat ini jumlah masyarakat yang terkonfirmasi positif lumayan banyak, namun kabar baiknya terdapat penambahan 600 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Sementara penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia  berjumlah 11 orang.

"Kabar baik yang kita syukuri adalah 600 penambahan pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Kabar duka, penambahan 11 pasien yang dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19, " ucapnya.

Dilanjutkan Mimi, saat ini total terkonfirmasi di Riau mencapai 53.103 kasus. Di mana isolasi mandiri sebanyak 3.019 orang, mendapatkan perawatan di rumah sakit ada sebanyak 833 orang, sembuh 47.860 orang dan 1.391 meninggal dunia.

Sementara suspect yang isolasi mandiri berjumlah 3.619 orang, osolasi di RS berjumlah 176 orang, selesai isolasi berjumlah 85.094 orang, meninggal 274 orang. Total suspect 89.163 orang.

"Spesimen diperiksa 1.464 sampel dan jumlah orang diperiksa 1.169 orang," kata dia.

Dijelaskan Mimi, hingga kemarin Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad telah memeriksa 305.405 spesimen. Meskipun PSBB sudah berakhir dan pemerintah menerapkan new normal (adaptasi kebiasaan baru) menuju masyarakat yang produktif dan aman dengan tujuan mempercepat penanganan Covid-19 dalam aspek kesehatan dan sosial ekonomi, masyarakat diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

Sementara itu pencapaian vaksinasi Covid-19 Riau tahap I dan II bagi tenaga kesehatan dengan sasaran 32.923 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 33.223 (100,9 persen) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 30.444 (92,5 persen).

Sementara itu, pencapaian vaksinasi Covid-19 bagi lansia dengan sasaran 582.505 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 21.970 (3,77 persen) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 14.377 (2,47 persen), serta pencapaian vaksinasi Covid-19 bagi pelayan publik dengan sasaran 349.418 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 191.082 (54,69 persen) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 127.466 (36,48 persen). 

Semakin Menipis, ICU Covid-19 Tersisa 22,4 Persen

Angka pertambahan kasus Covid-19 di Pekanbaru kembali naik. Dampaknya, daya tampung ICU Covid-19 terus menipis dan kini hanya tersisa 26 ruang. Ini 22,4 persen dari ruang yang disiapkan. Hanya 15 ruang di antaranya yang memiliki ventilator.

Berdasarkan data Rabu (19/5), di Pekanbaru total kasus konfirmasi positif Covid-19 sudah berada di angka 24.024 kasus dengan 459 di antaranya meninggal dunia. Saat ini pula, ada 2.588 kasus aktif yang masih dalam penanganan. Dibandingkan data awal pekan ini, yakni Senin (17/5) terjadi kenaikan 371 kasus positif Covid-19. Sementara itu, angka kematian juga bertambah 10 kasus.

Baca Juga:  Seru, Rayon IV Bakal Diikuti Jalur Unggulan Hulu dan Hilir

Untuk tingkat hunian ruang perawatan Covid-19 di Pekanbaru sejak awal pekan hingga kini juga belum menunjukkan pergerakan yang menggembirakan. Berdasarkan data Kamis (20/5), pada 22 rumah sakit dengan total 1.011 ruang isolasi yang disiapkan, terisi 609 dan tersisa 399 ruang. Artinya persentase ketersediaan berada di angka 39 persen.  Jumlah ketersediaan ini menurun dibandingkan Senin kemarin, yakni terisi 80 ruang dan tersisa 425 ruang. Artinya persentase ketersediaan berada di angka 42 persen.

Sementara itu, untuk data ICU Covid-19 yang disiapkan di 22 rumah sakit total berjumlah 116 ruang. Dari angka ini, terisi 90 ruang, yakni dengan ventilator 37 ruang dan tanpa ventilator 53 ruang. Membuat tersisa ICU Covid-19 di Pekanbaru hanya 26 ruang. Yakni 15 ruang ICU dengan ventilator dan 11 ruang ICU tanpa ventilator. Jika dipersentasekan, maka ketersediaan ruang ICU Covid-19 adalah 22,4 persen. Angka ini belum bergerak sejak awal pekan. Keseluruhan, jika ditotalkan, sisa ruangan isolasi dan ICU Covid-19 adalah 410 ruangan.

Dalam pada itu, berdasarkan pemetaan zona risiko kelurahan per 16 Mei dan berlaku hingga 22 Mei nanti, ada 40 dan 83 kelurahan di Pekanbaru masih berada dalam zona merah dengan risiko tinggi penyebaran Covid-19, yakni terdapat di atas 10 kasus positif aktif per kelurahannya. Dari pemetaan ini pula didapati hanya 11 kelurahan yang berada di zona hijau atau tidak terdampak.

Berdasarkan pemetaan ini pula, dua kecamatan yakni Bukitraya dan Marpoyan Damai adalah yang paling rawan, yakni seluruh keluarganya berada di zona merah. Di dua kecamatan ini, seluruh Kelurahan sudah berada di zona merah sejak dilakukan pemetaan pada 2 Mei lalu. Jika ditarik ke belakang, berdasarkan pemetaan resiko kelurahan ini, sudah hampir dua bulan terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Pekanbaru dan belum membaik. Di akhir Maret zona merah hanya ada di 13 kelurahan, maka di pekan kedua April sudah 32 kelurahan, meningkat lebih dua kali lipat. Zona merah ini di pekan ketiga April sempat turun menjadi 28 kelurahan. Memasuki pekan terakhir April lonjakan terjadi ke angka 39 kelurahan. Dan di awal Mei berada di angka 44 kelurahan. Kini di pekan kedua Mei masih terdapat 40 Kelurahan di zona merah.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Pekanbaru HM Noer MBS kepada Riau Pos, Kamis (20/5) kemarin tak menampik memang ICU khusus Covid-19 di Pekanbaru memang menipis ketersediaannya. Hal itu terjadi karena kasus positif Covid-19 di ibukota Provinsi Riau ini memang meningkat. 

"Kita kemarin awal Mei tinggi terus. Saat Idulfitri turun, sekarang naik lagi," kata dia.

Dampak dari kenaikan ini, memang keterisian ruang perawatan meningkat. Bahkan, sempat pula ICU Covid-19 dengan ventilator yang merupakan  bagian penting dalam penanganan pasien Covid-19 tidak tersedia. 

"(Sempat, red) Yang pakai ventilator sudah penuh, yang tanpa ventilator masih ada. Dari 34 ruang ICU yang pakai ventilator itu full," ungkapnya.

Sebagai antisipasi kondisi ini, pemerintah baik Kota Pekanbaru maupun Provinsi Riau sudah menyurati rumah sakit swasta dan pemerintah untuk menambah daya tampung ruang perawatan pasien. 

"Kami sudah menyurati rumah sakit, provinsi juga sudah. Bahwa rumah sakit harus menambah (ruang, red). Termasuk rumah sakit daerah milik Pemko Pekanbaru (harus menambah,red)," imbuhnya.

Diakuinya pula, dampak dari rumah ICU Covid-19 yang menipis, terdapat kondisi pasien mesti mengantri dan menunggu akibat ketiadaan ruang yang tersedia. "Dalam laporan ada (yang menunggu, red). Selagi itu (ICU Covid-19 dengan ventilator, red) tak ada , akan ditampung di ruang tanpa ventilator," ungkapnya.

Sejauh ini, upaya untuk meminta rumah sakit yang ada di Pekanbaru agar menambah kapasitas ruang perawatan masih menunggu jawaban. "Kami sudah ingatkan. Tapi juga ini tergantung kekuatan rumah sakit. Kalau mungkin itu rumah sakit pemerintah berarti tergantung anggaran pemerintah. Swasta berjanji akan menambah. Tapi belum memastikan jumlahnya. Kami harapkan (ruang perawatan, red) bisa naik," tutupnya.

Angka Kematian Capai 130 Orang

Angka kasus Covid-19 di Kabupaten Bengkalis terus meningkat. Bahkan kasus kematian akibat terkonfirmasi Covid-19, Rabu (19/5) bertambah 8 orang, sehingga total 130 kasus kematian. Dikatakan Juru Bicara Satgas Covid-19 Ns Popy Yulia Santisa SKep, data terbaru dari Satgas Covid-19, kasus kematian menimpa pasien dari kelompok lanjut usia (lansia) dengan kisaran umur 54 tahun hingga 82 tahun.

Melihat tingginya angka kasus penambahan pada tahun 2021 ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, dr Ersan Saputra, mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker bila keluar rumah dan ditempat umum, selalu menjaga jarak (physical distancing) dan sering mencuci tangan memakai sabun.

Tidak hanya itu, Popi juga mengajak kepada masyarakat untuk tetap menjaga kewaspadaan, bila tidak ada keperluan mendesak agar tetap di rumah dan hindari keramaian, menjaga pola hidup sehat, makan buah dan sayuran, berolahraga rutin dan istirahat yang cukup dan konsumsi vitamin yang cukup

Baca Juga:  TdSi Masuk 100 Iven Kalender Pariwisata 

"Bila merasakan gejala, periksa diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Tetap berdoa insyaallah kita akan melewati semua ini. Semoga kita tetap sehat dan selalu berada dalam lindungan Allah SWT," ungkapnya.

Aktivitas Pasar Buah Belilas Dihentikan Sementara

Satgas Covid-19 hentikan aktivitas pada pusat pembelanjaan di Pasar Buah Belilas Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Kamis (20/5). Pasalnya, berapa orang karyawan Pasar Buah Belilas diketahui positif terkonfirmasi Covid-19.

Ketua Satgas Covid-19 Kecamatan Seberida yang juga Camat daerah itu, Roma Doris SS MPS M.Eng mengatakan bahwa, berdasarkan swab antigen diketahui karyawan Pasar Buah Belilas reaktif Covid-19. 

"Makanya untuk sementara waktu, Pasar Buah Belilas dihentikan beroperasi agar tidak terjadi penularan lebih luas," ujar Roma Doris.

Tindakan itu harus diambil, lantaran ada beberapa karyawan reaktif Covid 19 berdasarkan swab antigen. Bahkan untuk 60 karyawan harus dilakukan swab oleh petugas kesehatan yakni dari pihak Puskesmas Pangkalan Kasai. Untuk pelaksanaan swab tersebut, Satgas Covid-19 Kecamatan Seberida juga melakukan pemantauan. "Kami dari Satgas Covid-19 kecamatan hadir langsung melihat pelaksanaan swab," tambahnya.

Ke depan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap hasil swab. Bahkan dari hasil swab tersebut, bisa berlanjut kepada tracking. Sehingga warga yang berhubungan langsung dengan pasien positif, dapat ditangani. Lebih jauh disampaikannya, Pasar Buah Belilas selama ini selain menjual berbagai jenis buah juga menjual bahan kebutuhan sehari-hari. 

"Mari terus menerapkan protokol kesehatan agar dapat mengurangi risiko tertular virus corona," harapannya.

Sementara data terbaru jumlah pasien meninggal yang terkonfirmasi positif di Kabupaten Inhu bertambah 3 menjadi 63 orang. Penambahan angka juga terjadi pada kasus terkonfirmasi positif sebanyak 2.187 orang. Sebanyak 1.968 orang sembuh, 132 orang isolasi mandiri, isolasi di rumah sakit 24 orang.

Tidak Ada Zona Merah Lagi

Secara umum kasus positif Covid-19 di Rokan Hilir (Rohil) mulai mengalami tren penurunan. Terutama pada saat ini jika dibandingkan dengan lonjakan kasus yang terjadi pada saat ramadan beberapa waktu lalu.

"Sehingga saat ini sebagian besar daerah yang ada di Rohil merupakan zona hijau dan kuning, sebagian kecil oren dan tidak ada zona merah lagi," kata Juru Bicara (Jubir) Percepatan Penanganan Covid-19 Rohil H Ahmad Yusuf SSos MH, Kamis (20/5) di Bagansiapiapi.

Angka kasus positif Rohil sampai saat ini telah mencapai 2.003 orang, dengan tingkat kesembuhan tinggi yakni sebanyak 1.874 orang dan meninggal 46 orang. Namun untuk saat ini yang positif covid secara aktif hanya 83 orang, dengan rincian sebanyak 81 orang menjalani isolasi mandiri dan dua orang dirawat secara intensif di fasilitas kesehatan.

"Kasus positif Covid di Rohil terpantau sejak 20 Juli 2020, di mana lonjakan yang cukup banyak terjadi pada saat ramadan lalu. Pernah tercatat yang positif diangka 200an, 170-an orang. Namun saat ini telah mengalami penurunan secara signifikan," kata Ahmad Yusuf. 

Kapal dan 13 Penumpang Berhasil Diamankan

Pascaditetapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan skala mikro (PPKM) Covid-19, jajaran Satpolair Polres Kepulauan Meranti berhasil mencegat satu unit kapal berisi belasan penumpang dari Desa Tanjung Samak. 

Di dalamnya, polisi mendapati 13 orang penumpang yang berniat keluar dari desa tersebut, Rabu (19/5/21). Informasi ini dibenarkan oleh Kapolres Kepulauan Meranti Wimpiyanto Hardjito SIK kepada Riau Pos.

Melalui Kasat Polair AKP Yosi Marlius S.Sos mengatakan, pencegatan dilakukan Personel Satpolair yang tergabung dalam pengamanan Posko PPKM Desa Tanjung Samak saat melakukan patroli di perairan setempat. 

"Hasil pemeriksaan, nakhoda kapal mengakui bahwa seluruh penumpang akan dibawa ke Pulau Serapung, Kabupaten Pelalawan," bebernya. 

Oleh petugas, lanjutnya, nakhoda kapal dan para penumpang tersebut dibawa ke Posko PPKM Desa Tanjung Samak untuk dilakukan pendataan dan pengecekan kesehatan.

"Kami imbau seluruh kapal yang melintas agar tidak melakukan kegiatan turun naik penumpang di pelabuhan Tanjung Samak selama penutupan wilayah ini diterapkan," ujarnya. 

Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti dr Misri Hasanto mengungkapkan jika saat ini sebaran Covid-19 di Kepulauan Meranti, dominan melanda Desa Tanjung Samak. Angka terkahir, 66 pasien masih terkonfirmasi positif. 

Dari jumlah tersebut 5 orang pasien bergejala, komorbid, hingga hamil telah dirujuk ke RSUD Kepulauan Meranti untuk mendapatkan perawatan instensif. Sementara sisanya masih diisolasi di masjid Al-Taqwim, puskesmas, mes dokter dan pemerintah kecamatan setempat.  "Banyak. Makanya saat ini telah ditetapkan pemberlakukan pembatasan, kegiatan skala mikro (PPKM) hingga 14 hari ke depan. Jika ada yang bandel keluar dari sana tentu satgas wajib memberikan tindakan agar ada efek jera. Tentu langkah ini demi kebaikan kita bersama," ujarnya.(ayi/ali/esi/kas/wir)
 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Dr Gatot Edy Pramono MSi melakukan kunjungan kerja ke Polda Riau, Kamis (20/5). Tiba di Pekanbaru, Komjen Gatot didampingi Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi serta beberapa pejabat Mabes Polri. Di antaranya Kakorbinmas Baharkam Polri Irjen Suwondo Nainggolan, Karo Binops Brigjen Roma Hutajulu SIK, Kapusdokkes Polri Brigjen dr Rusdi dan Karopenmas Divhumas Brigjen Rusdi Hartono.

Kedatangan putra asli Riau ini, bertujuan untuk melakukan identifikasi persoalan Covid-19 serta meninjau posko PPKM di Kelurahan Sidomulyo, Kota Pekanbaru. Gatot mengatakan kedatangannya ke Riau, khususnya di Kota Pekanbaru untuk melihat pelaksanaan kegiatan posko PPKM, berkaitan dengan arahan Presiden Joko Widodo agar penanganan Covid-19 di Riau dalam 14 hari ke depan dilakukan lebih intensif untuk menurunkan angka positif Covid-19.

Wakapolri memberikan arahan untuk mengefektifkan posko PPKM dengan melakukan 3 T. Yakni testing, tracing dan treatment. Sehingga dapat menemukan penderita Covid-19 untuk diberikan penanganan secara baik sampai sembuh.

"Di Provinsi Riau khususnya Kota Pekanbaru dan Dumai merupakan daerah yang tertinggi dalam penularan Covid-19. Agar secara bersama-sama memutus mata rantai dengan langkah awal melakukan penyekatan dan setelah itu melaksanakan kegiatan pos PPKM serta mempersiapkan swab antigen," ujar Wakapolri. 

Wakapolri mengharapkan adanya kesadaran masyarakat akan bahaya pandemi Covid 19 dan patuh protokol kesehatan. Selain itu, Gatot juga meminta percepatan pelaksanaan vaksinasi terutama bagi lansia.

"Untuk pelaksanaan vaksinasi bagi lansia agar diberi tempat khusus dan saya mengajak mari kita bekerja sama untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19," harapnya.

Sementara itu Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, mengatakan di Riau terdapat 824 posko PPKM mikro dengan kegiatan yang terdiri atas 2 hal, yaitu 3T dan 5M. 

"Secara global kami sudah melakukan testing terhadap 214.657 orang, tracing terhadap 31.730 orang dan treatment atau evakuasi sebanyak 888 orang. Masyarakat yang OTG tidak kami isolasi saja, akan tetapi kami berikan juga obat-obat yang dapat menyembuhkan," sebut Agung.

Dilanjutkan Kapolda, skema penanganan Covid-19 yang dilakukan bersama-sama dengan satgas terdiri atas 5 hal. Pertama, mengidentifikasi kenaikan penyebaran kasus dan peningkatan angka kematian. Kedua, menangani kenaikan penderitan Covid-19. Ketiga, memutus penularan di garis pertama. Keempat, mengobati pasien positif dengan gejala sedang maupun ringan dan terakhir penegakkan hukum terhadap pelanggaran prokes.

423 Kasus Baru di Riau

Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau mengumumkan  penambahan 423 kasus terkonfirmasi Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, meski saat ini jumlah masyarakat yang terkonfirmasi positif lumayan banyak, namun kabar baiknya terdapat penambahan 600 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Sementara penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia  berjumlah 11 orang.

"Kabar baik yang kita syukuri adalah 600 penambahan pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Kabar duka, penambahan 11 pasien yang dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19, " ucapnya.

Dilanjutkan Mimi, saat ini total terkonfirmasi di Riau mencapai 53.103 kasus. Di mana isolasi mandiri sebanyak 3.019 orang, mendapatkan perawatan di rumah sakit ada sebanyak 833 orang, sembuh 47.860 orang dan 1.391 meninggal dunia.

Sementara suspect yang isolasi mandiri berjumlah 3.619 orang, osolasi di RS berjumlah 176 orang, selesai isolasi berjumlah 85.094 orang, meninggal 274 orang. Total suspect 89.163 orang.

"Spesimen diperiksa 1.464 sampel dan jumlah orang diperiksa 1.169 orang," kata dia.

Dijelaskan Mimi, hingga kemarin Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad telah memeriksa 305.405 spesimen. Meskipun PSBB sudah berakhir dan pemerintah menerapkan new normal (adaptasi kebiasaan baru) menuju masyarakat yang produktif dan aman dengan tujuan mempercepat penanganan Covid-19 dalam aspek kesehatan dan sosial ekonomi, masyarakat diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

Sementara itu pencapaian vaksinasi Covid-19 Riau tahap I dan II bagi tenaga kesehatan dengan sasaran 32.923 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 33.223 (100,9 persen) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 30.444 (92,5 persen).

Sementara itu, pencapaian vaksinasi Covid-19 bagi lansia dengan sasaran 582.505 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 21.970 (3,77 persen) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 14.377 (2,47 persen), serta pencapaian vaksinasi Covid-19 bagi pelayan publik dengan sasaran 349.418 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 191.082 (54,69 persen) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 127.466 (36,48 persen). 

Semakin Menipis, ICU Covid-19 Tersisa 22,4 Persen

Angka pertambahan kasus Covid-19 di Pekanbaru kembali naik. Dampaknya, daya tampung ICU Covid-19 terus menipis dan kini hanya tersisa 26 ruang. Ini 22,4 persen dari ruang yang disiapkan. Hanya 15 ruang di antaranya yang memiliki ventilator.

Berdasarkan data Rabu (19/5), di Pekanbaru total kasus konfirmasi positif Covid-19 sudah berada di angka 24.024 kasus dengan 459 di antaranya meninggal dunia. Saat ini pula, ada 2.588 kasus aktif yang masih dalam penanganan. Dibandingkan data awal pekan ini, yakni Senin (17/5) terjadi kenaikan 371 kasus positif Covid-19. Sementara itu, angka kematian juga bertambah 10 kasus.

Baca Juga:  Seru, Rayon IV Bakal Diikuti Jalur Unggulan Hulu dan Hilir

Untuk tingkat hunian ruang perawatan Covid-19 di Pekanbaru sejak awal pekan hingga kini juga belum menunjukkan pergerakan yang menggembirakan. Berdasarkan data Kamis (20/5), pada 22 rumah sakit dengan total 1.011 ruang isolasi yang disiapkan, terisi 609 dan tersisa 399 ruang. Artinya persentase ketersediaan berada di angka 39 persen.  Jumlah ketersediaan ini menurun dibandingkan Senin kemarin, yakni terisi 80 ruang dan tersisa 425 ruang. Artinya persentase ketersediaan berada di angka 42 persen.

Sementara itu, untuk data ICU Covid-19 yang disiapkan di 22 rumah sakit total berjumlah 116 ruang. Dari angka ini, terisi 90 ruang, yakni dengan ventilator 37 ruang dan tanpa ventilator 53 ruang. Membuat tersisa ICU Covid-19 di Pekanbaru hanya 26 ruang. Yakni 15 ruang ICU dengan ventilator dan 11 ruang ICU tanpa ventilator. Jika dipersentasekan, maka ketersediaan ruang ICU Covid-19 adalah 22,4 persen. Angka ini belum bergerak sejak awal pekan. Keseluruhan, jika ditotalkan, sisa ruangan isolasi dan ICU Covid-19 adalah 410 ruangan.

Dalam pada itu, berdasarkan pemetaan zona risiko kelurahan per 16 Mei dan berlaku hingga 22 Mei nanti, ada 40 dan 83 kelurahan di Pekanbaru masih berada dalam zona merah dengan risiko tinggi penyebaran Covid-19, yakni terdapat di atas 10 kasus positif aktif per kelurahannya. Dari pemetaan ini pula didapati hanya 11 kelurahan yang berada di zona hijau atau tidak terdampak.

Berdasarkan pemetaan ini pula, dua kecamatan yakni Bukitraya dan Marpoyan Damai adalah yang paling rawan, yakni seluruh keluarganya berada di zona merah. Di dua kecamatan ini, seluruh Kelurahan sudah berada di zona merah sejak dilakukan pemetaan pada 2 Mei lalu. Jika ditarik ke belakang, berdasarkan pemetaan resiko kelurahan ini, sudah hampir dua bulan terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Pekanbaru dan belum membaik. Di akhir Maret zona merah hanya ada di 13 kelurahan, maka di pekan kedua April sudah 32 kelurahan, meningkat lebih dua kali lipat. Zona merah ini di pekan ketiga April sempat turun menjadi 28 kelurahan. Memasuki pekan terakhir April lonjakan terjadi ke angka 39 kelurahan. Dan di awal Mei berada di angka 44 kelurahan. Kini di pekan kedua Mei masih terdapat 40 Kelurahan di zona merah.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Pekanbaru HM Noer MBS kepada Riau Pos, Kamis (20/5) kemarin tak menampik memang ICU khusus Covid-19 di Pekanbaru memang menipis ketersediaannya. Hal itu terjadi karena kasus positif Covid-19 di ibukota Provinsi Riau ini memang meningkat. 

"Kita kemarin awal Mei tinggi terus. Saat Idulfitri turun, sekarang naik lagi," kata dia.

Dampak dari kenaikan ini, memang keterisian ruang perawatan meningkat. Bahkan, sempat pula ICU Covid-19 dengan ventilator yang merupakan  bagian penting dalam penanganan pasien Covid-19 tidak tersedia. 

"(Sempat, red) Yang pakai ventilator sudah penuh, yang tanpa ventilator masih ada. Dari 34 ruang ICU yang pakai ventilator itu full," ungkapnya.

Sebagai antisipasi kondisi ini, pemerintah baik Kota Pekanbaru maupun Provinsi Riau sudah menyurati rumah sakit swasta dan pemerintah untuk menambah daya tampung ruang perawatan pasien. 

"Kami sudah menyurati rumah sakit, provinsi juga sudah. Bahwa rumah sakit harus menambah (ruang, red). Termasuk rumah sakit daerah milik Pemko Pekanbaru (harus menambah,red)," imbuhnya.

Diakuinya pula, dampak dari rumah ICU Covid-19 yang menipis, terdapat kondisi pasien mesti mengantri dan menunggu akibat ketiadaan ruang yang tersedia. "Dalam laporan ada (yang menunggu, red). Selagi itu (ICU Covid-19 dengan ventilator, red) tak ada , akan ditampung di ruang tanpa ventilator," ungkapnya.

Sejauh ini, upaya untuk meminta rumah sakit yang ada di Pekanbaru agar menambah kapasitas ruang perawatan masih menunggu jawaban. "Kami sudah ingatkan. Tapi juga ini tergantung kekuatan rumah sakit. Kalau mungkin itu rumah sakit pemerintah berarti tergantung anggaran pemerintah. Swasta berjanji akan menambah. Tapi belum memastikan jumlahnya. Kami harapkan (ruang perawatan, red) bisa naik," tutupnya.

Angka Kematian Capai 130 Orang

Angka kasus Covid-19 di Kabupaten Bengkalis terus meningkat. Bahkan kasus kematian akibat terkonfirmasi Covid-19, Rabu (19/5) bertambah 8 orang, sehingga total 130 kasus kematian. Dikatakan Juru Bicara Satgas Covid-19 Ns Popy Yulia Santisa SKep, data terbaru dari Satgas Covid-19, kasus kematian menimpa pasien dari kelompok lanjut usia (lansia) dengan kisaran umur 54 tahun hingga 82 tahun.

Melihat tingginya angka kasus penambahan pada tahun 2021 ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, dr Ersan Saputra, mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker bila keluar rumah dan ditempat umum, selalu menjaga jarak (physical distancing) dan sering mencuci tangan memakai sabun.

Tidak hanya itu, Popi juga mengajak kepada masyarakat untuk tetap menjaga kewaspadaan, bila tidak ada keperluan mendesak agar tetap di rumah dan hindari keramaian, menjaga pola hidup sehat, makan buah dan sayuran, berolahraga rutin dan istirahat yang cukup dan konsumsi vitamin yang cukup

Baca Juga:  Pemprov Masih Rahasiakan Nama 6 Calon Penjabat Kepala Daerah

"Bila merasakan gejala, periksa diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Tetap berdoa insyaallah kita akan melewati semua ini. Semoga kita tetap sehat dan selalu berada dalam lindungan Allah SWT," ungkapnya.

Aktivitas Pasar Buah Belilas Dihentikan Sementara

Satgas Covid-19 hentikan aktivitas pada pusat pembelanjaan di Pasar Buah Belilas Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Kamis (20/5). Pasalnya, berapa orang karyawan Pasar Buah Belilas diketahui positif terkonfirmasi Covid-19.

Ketua Satgas Covid-19 Kecamatan Seberida yang juga Camat daerah itu, Roma Doris SS MPS M.Eng mengatakan bahwa, berdasarkan swab antigen diketahui karyawan Pasar Buah Belilas reaktif Covid-19. 

"Makanya untuk sementara waktu, Pasar Buah Belilas dihentikan beroperasi agar tidak terjadi penularan lebih luas," ujar Roma Doris.

Tindakan itu harus diambil, lantaran ada beberapa karyawan reaktif Covid 19 berdasarkan swab antigen. Bahkan untuk 60 karyawan harus dilakukan swab oleh petugas kesehatan yakni dari pihak Puskesmas Pangkalan Kasai. Untuk pelaksanaan swab tersebut, Satgas Covid-19 Kecamatan Seberida juga melakukan pemantauan. "Kami dari Satgas Covid-19 kecamatan hadir langsung melihat pelaksanaan swab," tambahnya.

Ke depan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap hasil swab. Bahkan dari hasil swab tersebut, bisa berlanjut kepada tracking. Sehingga warga yang berhubungan langsung dengan pasien positif, dapat ditangani. Lebih jauh disampaikannya, Pasar Buah Belilas selama ini selain menjual berbagai jenis buah juga menjual bahan kebutuhan sehari-hari. 

"Mari terus menerapkan protokol kesehatan agar dapat mengurangi risiko tertular virus corona," harapannya.

Sementara data terbaru jumlah pasien meninggal yang terkonfirmasi positif di Kabupaten Inhu bertambah 3 menjadi 63 orang. Penambahan angka juga terjadi pada kasus terkonfirmasi positif sebanyak 2.187 orang. Sebanyak 1.968 orang sembuh, 132 orang isolasi mandiri, isolasi di rumah sakit 24 orang.

Tidak Ada Zona Merah Lagi

Secara umum kasus positif Covid-19 di Rokan Hilir (Rohil) mulai mengalami tren penurunan. Terutama pada saat ini jika dibandingkan dengan lonjakan kasus yang terjadi pada saat ramadan beberapa waktu lalu.

"Sehingga saat ini sebagian besar daerah yang ada di Rohil merupakan zona hijau dan kuning, sebagian kecil oren dan tidak ada zona merah lagi," kata Juru Bicara (Jubir) Percepatan Penanganan Covid-19 Rohil H Ahmad Yusuf SSos MH, Kamis (20/5) di Bagansiapiapi.

Angka kasus positif Rohil sampai saat ini telah mencapai 2.003 orang, dengan tingkat kesembuhan tinggi yakni sebanyak 1.874 orang dan meninggal 46 orang. Namun untuk saat ini yang positif covid secara aktif hanya 83 orang, dengan rincian sebanyak 81 orang menjalani isolasi mandiri dan dua orang dirawat secara intensif di fasilitas kesehatan.

"Kasus positif Covid di Rohil terpantau sejak 20 Juli 2020, di mana lonjakan yang cukup banyak terjadi pada saat ramadan lalu. Pernah tercatat yang positif diangka 200an, 170-an orang. Namun saat ini telah mengalami penurunan secara signifikan," kata Ahmad Yusuf. 

Kapal dan 13 Penumpang Berhasil Diamankan

Pascaditetapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan skala mikro (PPKM) Covid-19, jajaran Satpolair Polres Kepulauan Meranti berhasil mencegat satu unit kapal berisi belasan penumpang dari Desa Tanjung Samak. 

Di dalamnya, polisi mendapati 13 orang penumpang yang berniat keluar dari desa tersebut, Rabu (19/5/21). Informasi ini dibenarkan oleh Kapolres Kepulauan Meranti Wimpiyanto Hardjito SIK kepada Riau Pos.

Melalui Kasat Polair AKP Yosi Marlius S.Sos mengatakan, pencegatan dilakukan Personel Satpolair yang tergabung dalam pengamanan Posko PPKM Desa Tanjung Samak saat melakukan patroli di perairan setempat. 

"Hasil pemeriksaan, nakhoda kapal mengakui bahwa seluruh penumpang akan dibawa ke Pulau Serapung, Kabupaten Pelalawan," bebernya. 

Oleh petugas, lanjutnya, nakhoda kapal dan para penumpang tersebut dibawa ke Posko PPKM Desa Tanjung Samak untuk dilakukan pendataan dan pengecekan kesehatan.

"Kami imbau seluruh kapal yang melintas agar tidak melakukan kegiatan turun naik penumpang di pelabuhan Tanjung Samak selama penutupan wilayah ini diterapkan," ujarnya. 

Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti dr Misri Hasanto mengungkapkan jika saat ini sebaran Covid-19 di Kepulauan Meranti, dominan melanda Desa Tanjung Samak. Angka terkahir, 66 pasien masih terkonfirmasi positif. 

Dari jumlah tersebut 5 orang pasien bergejala, komorbid, hingga hamil telah dirujuk ke RSUD Kepulauan Meranti untuk mendapatkan perawatan instensif. Sementara sisanya masih diisolasi di masjid Al-Taqwim, puskesmas, mes dokter dan pemerintah kecamatan setempat.  "Banyak. Makanya saat ini telah ditetapkan pemberlakukan pembatasan, kegiatan skala mikro (PPKM) hingga 14 hari ke depan. Jika ada yang bandel keluar dari sana tentu satgas wajib memberikan tindakan agar ada efek jera. Tentu langkah ini demi kebaikan kita bersama," ujarnya.(ayi/ali/esi/kas/wir)
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari