PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Musyawarah Besar (Mubes) ke-VIII Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) di Kota Dumai pada 18-20 April 2022 lalu, selesai digelar. Hasilnya, peserta mubes menyepakati Ketua Umum Dewan Pimpinan Agung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) dijabat Datuk Tan Sri Syahril Abubakar dan Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) dijabat Datuk T Rusli Ahmad.
Hal ini tertuang kedalam SK No: 09/ MUBES LAMR/IV/2022, tertanggal 20 April 2022 dengan ditandatangani pimpinan sidang dan anggota. Usai penetapan, Datuk T Rusli Ahmad saat dikonfirmasi Riaupos.co membenarkan penunjukan atas dirinya. Meski tidak hadir pada pelaksaan mubes di Kota Dumai, Rusli Ahmad mengatakan bahwa dirinya sudah dikonfirmasi mengenai penunjukan atas dirinya oleh tim formatur.
"Saya ditanya kemarin waktu rapat formatur, saya kan tidak hadir di Dumai. Hanya saja saya ditelepon soal kesiapan menjadi ketua MKA. menggantikan almarhum Datuk Al azhar. Saya tanyakan tata pelaksanaan mubes. Sudah diikuti semua bahwa mubes sudah dilaksanakan tiga hari," ucap Rusli Ahmad, Kamis (21/4/2022) malam.
Setelah memastikan bahwa pelaksanaan mubes sesuai tata tertib dan diikuti oleh 2/3 peserta dan sah secara aturan, dirinya kemudian menyanggupi amanah yang diberikan. Bahkan setelah ditunjuk, pria yang juga menjabat Ketua PWNU Riau ini bakal tancap gas untuk melaksanakan sejumlah program yang akan dilakukan MKA LAM Riau.
"Alhamdulillah karena ini sebuah amanah dari perhelatan besar LAM Riau melalui mubes di Kota Dumai dihadiri 8 LAM kabupaten/kota dan tambah 1 provinsi. Karena saya lihat sesuai ADRT dan permintaan majelis untuk saya memimpin lembaga kerapatan kita menyambut baik," tuturnya.
Ke depan, ia ingin LAM Riau menjadi payung bagi seluruh masyarakat serta anak kemenakan yang tinggal di Bumi Lancang Kuning. Termasuk mewujudkan Provinsi Riau sebagai negeri adat yang bermarwah, dan menjadikan masyarakatnya sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Hal itulah yang menjadi visi Rusli Ahmad ke depan.
"Dalam arti luas saya memandang begini, yang menjadi anak kemenakan di Riau ini bukan hanya masyarakat suku Melayu saja. Tapi masyarakat Riau yang mendiami atau hidup di Bumi Lancang Kuning. Karena itu payungnya adalah LAM Riau. Kita harus berinsergi dengan seluruh stake holder yang ada. Dengan tidak menghilangkan tata krama, adat istiadat yang ada di Bumi Lancang Kuning ini," paparnya.
Artinya, sambung dia, ke depan LAMR bisa mendudukkan apa-apa saja yang menjadi hak adat. Salah satunya adalah hak atas tanah ulayat. Dia juga ingin LAM Riau menjadi seorang bapak yang baik terhadap anak kemenakan dan mencarikan solusi atas persoalan yang dialami. Termasuk juga persoalan ekonomi, pekerjaan dan persoalan sumber daya manusia yang terjadi di Riau.
"Salah satunya juga persoalan investasi. Kami ingin, investor besar silakan masuk ke Riau. Kami dukung dan kami jaga. Tapi kita harus tuntut bagaimana dia memberdayakan anak kemenakan di sekelilingnya. Inilah tugas lembaga adat kepada majelis kerapatan adat. Sehingga ketenangan anak kemenakan di bidang ekonomi, SDM, bisa di hargai di tempat kita sendiri," imbuhnya.
Pascapenunjukan atas dirinya sebagai Ketua MKA LAM Riau, Rusli Ahmad mengatakan dirinya akan melakukan rapat bersama Ketua Umum LAM Riau Datuk Tan Sri Syahril Abubakar membicarakan penempatan pengurus. Dia ingin para pengurus yang duduk di MKA LAM Riau adalah orang-orang yang sesuai kapasitas dan memiliki kompetensi di bidangnya. Penunjukan ini akan dilakukan melalui tahapan fit and proper test.
"Jadi ada pepatah, kalau tidak ahli yang menangani, tunggulah kehancuran. Jadi kita ingin betul-betul menempatkan orang yang minimal pas lah dengan kemampuannya," pungkasnya.
Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)
Editor: Edwar Yaman