Sabtu, 23 November 2024
spot_img

DPR: Fokus Penegakan, Bukan Bangun Opini

JAKARTA (RIAUPOS.CO) —  Anggota DPR RI Faisal M Siregar protes terhadap pernyataan Menkopulhukam Wiranto dan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen M Iqbal. Mereka menyebut kabut asap di Provinsi Riau tidak parah seperti yang diberitakan media masa. Bahkan Iqbal menyebut, langit di Pekanbaru sudah membiru dan persoalan asap di Riau dianggap clear (selesai).

"Saya nggak tahu mau komen apa, masyarakat mengirimi berita ke saya soal anak berumur 3 hari yang meninggal karena asap," kata Faisal di Jakarta, Jumat (20/9).

Saking geramnya, politisi Gerindra itu meminta Wiranto dan Iqbal untuk menetap sementara di Pekanbaru sampai titik api di Riau dan kabut asap sudah dinyatakan tidak ada lagi.

"Minta mereka tinggal di Riau sementara ini. Ketemu langsung dengan masyarakat, sampaikan statement mereka itu langsung jangan melalui media," ucap Faisal kesal.

Sebagai penegak hukum, lanjut Faisal, Polri diminta fokus terhadap penegakan hukum, menangkap otak pelaku pembakar hutan yang menyebabkan kabut asap. Begitupun pemerintah, fokus mencari solusi dan mencabut izin prinsip bagi perusahaan yang terlibat pembakaran lahan ketimbang membangun opini yang menimbulkan kegaduhan.

Baca Juga:  LAMR Prihatin, Kepala Daerah di Riau Tersangka Lagi

"Mereka sebagai aparat penegak hukum yang harus menindak pelaku pembakaran hutan dan lahan, bukan membangun opini yang malah membuat masyarakat makin kecewa atas kinerja mereka," ujarnya.

Dia menuturkan, persoalan asap di Riau seringkali disuarakannya terutama setiap sidang paripurna, rapat kerja dan rapat dengar pendapat (RDP) dengan pemerintah masalah ini terus disampaikan. Namun hingga saat ini pemerintah tidak mampu menyelesaikan persoalan yang setiap tahun terjadi.

"Presiden juga sudah langsung turun, begitu juga dengan Kapolri, Panglima TNI dan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tapi mungkin soal konsep, mereka turun hanya menunjukkan sudah datang tanpa memberikan solusi dan penyelesaian atas karhutla yang terjadi," ujarnya.

Sebelumnya kepada awak media, Menkopolhukam Wiranto telah meninjau langsung kebakaran hutan dan lahan saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo ke Riau. Dari hasil peninjauannya langsung, Wiranto mengklaim, karhutla di Riau tidak separah yang digambarkan media massa.

Baca Juga:  Tambah 178 Kasus Baru, Riau Lima Besar Tertinggi di Indonesia

"Saat saya meninjau dengan presiden, antara realitas yang dikabarkan dengan realitas yang ada itu sangat berbeda. Ternyata, kemarin waktu saya di Riau itu tidak separah yang diberitakan," kata Wiranto ditemui di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis (18/9).

Wiranto beralasan, jarak pandang pengemudi kendaraan tidak terganggu dengan kepulan asap dari karhutla. Bahkan, klaim dia, pilot masih bisa menerbangkan pesawat dari dan menuju Riau. "Jarak pandang masih bisa, pesawat mendarat juga masih bisa," ucap dia.

Kemudian, kata Wiranto, masyarakat juga tidak terganggu kepulan asap dari karhutla. Masih banyak rakyat di Riau yang tidak memakai masker. Hal-hal tersebut yang dianggap Wiranto bahwa karhutla di Riau tidak masuk kategori parah.

"Masyarakat juga belum banyak pakai masker, kami pun tidak pakai masker. Jarak pandang pada saat siang juga sangat jelas, awan-awan terlihat," timpal dia.

Laporan: Yusnir dan JPNN (Jakarta)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) —  Anggota DPR RI Faisal M Siregar protes terhadap pernyataan Menkopulhukam Wiranto dan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen M Iqbal. Mereka menyebut kabut asap di Provinsi Riau tidak parah seperti yang diberitakan media masa. Bahkan Iqbal menyebut, langit di Pekanbaru sudah membiru dan persoalan asap di Riau dianggap clear (selesai).

"Saya nggak tahu mau komen apa, masyarakat mengirimi berita ke saya soal anak berumur 3 hari yang meninggal karena asap," kata Faisal di Jakarta, Jumat (20/9).

- Advertisement -

Saking geramnya, politisi Gerindra itu meminta Wiranto dan Iqbal untuk menetap sementara di Pekanbaru sampai titik api di Riau dan kabut asap sudah dinyatakan tidak ada lagi.

"Minta mereka tinggal di Riau sementara ini. Ketemu langsung dengan masyarakat, sampaikan statement mereka itu langsung jangan melalui media," ucap Faisal kesal.

- Advertisement -

Sebagai penegak hukum, lanjut Faisal, Polri diminta fokus terhadap penegakan hukum, menangkap otak pelaku pembakar hutan yang menyebabkan kabut asap. Begitupun pemerintah, fokus mencari solusi dan mencabut izin prinsip bagi perusahaan yang terlibat pembakaran lahan ketimbang membangun opini yang menimbulkan kegaduhan.

Baca Juga:  Keluarga Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Siapkan Data

"Mereka sebagai aparat penegak hukum yang harus menindak pelaku pembakaran hutan dan lahan, bukan membangun opini yang malah membuat masyarakat makin kecewa atas kinerja mereka," ujarnya.

Dia menuturkan, persoalan asap di Riau seringkali disuarakannya terutama setiap sidang paripurna, rapat kerja dan rapat dengar pendapat (RDP) dengan pemerintah masalah ini terus disampaikan. Namun hingga saat ini pemerintah tidak mampu menyelesaikan persoalan yang setiap tahun terjadi.

"Presiden juga sudah langsung turun, begitu juga dengan Kapolri, Panglima TNI dan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tapi mungkin soal konsep, mereka turun hanya menunjukkan sudah datang tanpa memberikan solusi dan penyelesaian atas karhutla yang terjadi," ujarnya.

Sebelumnya kepada awak media, Menkopolhukam Wiranto telah meninjau langsung kebakaran hutan dan lahan saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo ke Riau. Dari hasil peninjauannya langsung, Wiranto mengklaim, karhutla di Riau tidak separah yang digambarkan media massa.

Baca Juga:  Kejati dan Relawan Peduli Covid-19 Riau Salurkan Ratusan Paket Sembako

"Saat saya meninjau dengan presiden, antara realitas yang dikabarkan dengan realitas yang ada itu sangat berbeda. Ternyata, kemarin waktu saya di Riau itu tidak separah yang diberitakan," kata Wiranto ditemui di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis (18/9).

Wiranto beralasan, jarak pandang pengemudi kendaraan tidak terganggu dengan kepulan asap dari karhutla. Bahkan, klaim dia, pilot masih bisa menerbangkan pesawat dari dan menuju Riau. "Jarak pandang masih bisa, pesawat mendarat juga masih bisa," ucap dia.

Kemudian, kata Wiranto, masyarakat juga tidak terganggu kepulan asap dari karhutla. Masih banyak rakyat di Riau yang tidak memakai masker. Hal-hal tersebut yang dianggap Wiranto bahwa karhutla di Riau tidak masuk kategori parah.

"Masyarakat juga belum banyak pakai masker, kami pun tidak pakai masker. Jarak pandang pada saat siang juga sangat jelas, awan-awan terlihat," timpal dia.

Laporan: Yusnir dan JPNN (Jakarta)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari