PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Bank Indonesia (BI) resmi menerbitkan uang baru pecahan Rp75 ribu. Uang ini diterbitkan secara terbatas yakni hanya 75 juta lembar. Provinsi Riau sendiri hanya mendapatkan jatah 2 juta lembar.
"Riau dapat 2 juta bilyet senilai Rp150 miliar," ujar Kepala Divisi Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah (SP PUR) Asral Mashuri, Rabu (19/8).
Masyarakat sangat antusias untuk memiliki uang edisi kemerdekaan ini. Terbukti, jadwal penukaran di laman pintar.bi.go.id telah penuh hingga 30 September 2020. Asral menuturkan, dalam satu harinya Kpw BI Riau hanya melayani penukaran sebanyak 150 lembar.
Saat peresmian uang tersebut secara virtual pada 17 Agustus lalu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, masyarakat bisa mendapatkan uang edisi spesial ini dengan melakukan pemesanan jadwal dan lokasi penukaran secara online pada aplikasi di website Bank Indonesia melalui tautan https://pintar.bi.go.id.
Terdapat dua periode pemesanan. Pada tahap pertama yaitu 17 Agustus-30 September 2020. Tempat penukaran di Kantor Pusat Bank Indonesia dan 45 Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam negeri di seluruh provinsi dan beberapa kota/kabupaten.
Sedangkan untuk tahap dua, dilaksanakan pada 1 Oktober mendatang hingga selesai. Masyarakat dapat menukarkannya di Bank Indonesia ataupun di Kantor Perwakilan Bank Indonesia, dan bank-bank umum. "Bank umum yang ditunjuk adalah Bank Mandiri, BRI, BNI, BCA, dan CIMB Niaga," kata Perry.
Persyaratan pemesanan dan penukaran uang baru pecahan Rp75.000 adalah pemesanan melalui aplikasi Pintar, membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli, membawa bukti pemesanan dalam bentuk hardcopy atau digital, melakukan penukaran pada waktu dan lokasi yang telah dipilih sesuai yang tertera pada bukti pemesanan, dan data nama dan NIK yang tercantum pada bukti pemesanan sesuai dengan KTP asli yang dibawa pada saat penukaran.
Penukaran dapat diwakilkan, ditambahkan surat kuasa bermaterai dan KTP Asli penerima kuasa serta memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sesuai kebijakan pemerintah setempat.
Pakaian Adat Riau Dipilih Langsung LAMR
Bank Indonesia baru resmi menerbitkan uang baru pecahan Rp75 ribu, sebagai peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75. Di mana salah satu anak bangsa pada gambar belakang uang tersebut mengenakan pakaian adat Melayu Riau.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah (SP PUR) Asral Mashuri menjelaskan, pemilihan pakaian tersebut dikonsultasikan dengan Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Datuk Seri H Al azhar.
"Awalnya pakaian adat yang dikenakan diusulkan oleh tim desainer dan artis dari Peruri dan KP BI Jakarta yang secara estetika cukup indah dan glamour, hanya Datuk (Al azhar) kurang sependapat," kata Asral.
Asral menuturkan, LAMR menjelaskan, pakaian yang diusulkan sebelumnya adalah pakaian adat perkawinan sehingga kurang sesuai jika dikenakan oleh anak bangsa. Selain itu, warna pakaian bukan identitas Riau, yaitu berwarna merah. Sementara itu, pakaian adat melayu Riau adalah warna kuning dan hijau.
"Datuk Seri H Al azhar menuturkan bahwa foto pakaian adat yg diusulkan secara filosofis adat arah selempang tidak sesuai, meskipun terkesan meriah," jelasnya.
Untuk hiasan kepala, Datuk Seri H Al azhar memilihkan tiga kembang goyang, dipadu dengan hijab yang serasi dengan pakaian yang dikenakan. Dikatakan Asral, rombongan fotografer, dan desainer/artis Peruri sempat mengalami kesulitan untuk mendarat di Pekanbaru guna mengambil gambar Rahma Almira Decymus yang terpilih mewakili Riau menjadi salah satu anak bangsa yang dicetak di uang Rp75 ribu.
"Rombongan sulit untuk mendarat di Riau karena asap tebal menyelimuti langit Pekanbaru pada September 2019. Oleh karena itu, Rahma yang kami bawa ke Jakarta untuk difoto, mengingat dari 9 anak hanya foto dari Riau yang belum ada," tukasnya.
Asral menjelaskan desain uang dilakukan oleh Divisi Perencanaan dan Pengembangan, Departemen Pengelolaan Uang, baik tema maupun unsur pengaman, termasuk pemilihan 9 anak bangsa yang mewakili keseluruhan wilayah nusantara. Kemudian desain tersebut, diusulkan dan diajukan ke Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG), kemudian RDG menetapkan desain uang tersebut.
Menurut Asral, desain uang peringatan kemerdekaan ini gambar utamanya tetap proklamator Soekarno dan Hatta. Sementara untuk tema gambar belakang dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan menghadirkan narasumber yang kompeten termasuk ahli sejarah.
"Dalam FGD ini mengusulkan sembilan anak bangsa generasi digital menyongsong Indonesia maju 2045. Anak bangsa inilah yang nantinya akan mengisi kemerdekaan. Mereka generasi digital, generasi beta, yaitu anak-anak yang saat ini berusia 9-10 tahun," papar Asral yang pernah menjadi Kepala Tim Uang dan Bahan Uang Departemen Pengeluaran Uang (DPU) ini.
Dari FGD tersebut, Aceh dan Riau terpilih mewakili Sumatera untuk menampilkan pakaian daerah di uang spesial kemerdekaan tersebut. Untuk daerah Aceh diminta seorang anak laki-laki berusia 9-10 tahun, sedangkan Riau diminta seorang anak perempuan berusia 9-10 tahun.
Persyaratan untuk menjadi perwakilan daerah menurut Asral adalah, pertama anak tersebut adalah anak dari pegawai Bank Indonesia (BI), lalu anak tersebut harus berusia 9 atau 10 tahun pada saat pemotretan. Di Riau, Rahma Almira Decymus merupakan satu-satunya anak pegawai BI yang memenuhi persyaratan atau bisa dikatakan siswi kelas 5 SD Al Azhar Pekanbaru ini adalah calon tunggal.
"Rahma ini anak Kepala BI Riau (Decymus), setelah diumumkan pegawai yang memiliki anak dan memenuhi kriteria, ternyata hanya Rahma yang memenuhi. Dia calon tunggal. Kalau ada calon lain, ya diseleksi dulu oleh fotografer, desainer/artis Peruri," ujarnya.(anf)