(RIAUPOS.CO) — Dyah dan Halima adalah sahabat karib. Suatu hari, keduanya berencana pergi jalan-jalan di akhir pekan.
Seperti biasa, sebelum pergi mereka memutuskan siapa yang akan menjemput. Akhirnya, Dyah memilih untuk menjemput Halima.
Dalam perjalanan menuju rumah Halima, Dyah merasa tarikan motornya berbeda dari biasanya.
Bahkan saat berada di jalan lurus terasa seperti sedang berada di tanjakan dengan gigi satu.
“Kok rasanya bedanya motornya, ya? Kok lebih berat?’’ ujarnya heran.
Setelah sepuluh menit, tidak ada perubahan. Akhirnya, Dyah menghubungi ayahnya untuk memberitahukan kondisi kendaraannya tersebut.
“Pah, kok motornya berat gini? Olinya Papa ganti, ya?†tanya Dyah di telepon.
“Iya. Papa ganti pakai oli mobil. Karena masih bagus, jadi Papa taruh di motor,†sahut ayahnya santai.
Mendengar itu, Dyah langsung putar balik kembali ke rumahnya untuk mengganti kendaraan.
“Alamaak… Pantesan aja berat gasnya. Mana bisa oli mobil untuk motor,†ucapnya.(*1)
(RIAUPOS.CO) — Dyah dan Halima adalah sahabat karib. Suatu hari, keduanya berencana pergi jalan-jalan di akhir pekan.
Seperti biasa, sebelum pergi mereka memutuskan siapa yang akan menjemput. Akhirnya, Dyah memilih untuk menjemput Halima.
- Advertisement -
Dalam perjalanan menuju rumah Halima, Dyah merasa tarikan motornya berbeda dari biasanya.
Bahkan saat berada di jalan lurus terasa seperti sedang berada di tanjakan dengan gigi satu.
- Advertisement -
“Kok rasanya bedanya motornya, ya? Kok lebih berat?’’ ujarnya heran.
Setelah sepuluh menit, tidak ada perubahan. Akhirnya, Dyah menghubungi ayahnya untuk memberitahukan kondisi kendaraannya tersebut.
“Pah, kok motornya berat gini? Olinya Papa ganti, ya?†tanya Dyah di telepon.
“Iya. Papa ganti pakai oli mobil. Karena masih bagus, jadi Papa taruh di motor,†sahut ayahnya santai.
Mendengar itu, Dyah langsung putar balik kembali ke rumahnya untuk mengganti kendaraan.
“Alamaak… Pantesan aja berat gasnya. Mana bisa oli mobil untuk motor,†ucapnya.(*1)