PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Ustaz Abdul Somad (UAS) akan dilaporkan Brigade Meo Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin ini (19/8). Laporan itu dilayangkan karena menilai UAS telah menistakan agama. Yakni, salib dan patung yang merupakan simbol agama Katolik dan Kristen Protestan dalam video yang tersebar di media sosial (medsos).
"Kami akan laporkan Ustaz Abdul Somad ke Polda NTT terkait ceramahnya yang melecehkan umat Kristen dan Katolik," ungkap anggota Brigade Meo, Jimy Ndeo.
Menanggapi hal itu UAS membantah telah melakukan penistaan agama. Pasalnya UAS mengaku hanya menjawab pertanyaan terkait patung dan kedudukan Nabi Isa AS dari salah seorang jamaah.
"Saya jawab pertanyaan, bukan membuat-buat untuk merusak hubungan," kata UAS.
Selain itu, UAS juga menjelaskan tanya jawab yang dilakukannya pada saat itu adalah tausyiah tertutup yang berada di dalam masjid dan khusus internal umat Islam, yang dijelaskan sesuai dengan Alquran dan sunnah Nabi.
"Itu pengajian di dalam masjid, tertutup. Bukan di stadion, bukan di lapangan sepakbola, bukan di TV, tapi untuk interen umat Islam. Menjelaskan pertanyaan tentang patung dan kedudukan Nabi Isa AS untuk orang Islam dalam Alquran dan sunnah Nabi," jelas UAS.
Tak hanya itu, UAS menambahkan pengajian tersebut dilakukannya tiga tahun yang lalu setiap kajian subuh di Masjid Raya An-Nur Pekanbaru.
"Saya rutin pengajian di sana tiga tahun kalu. Satu jam pengajian diteruskan dengan tanya jawab," tambahnya .
Oleh karena itu, UAS mempertanyakan kenapa di-viral-kan dan dituntut saat ini. Kendati demikian, UAS mengatakan menyerahkan masalah ini kepada Allah dan tidak merasa takut atas tuntutan tersebut.
"Sebagai warga negara yang baik, saya tidak akan mengadu, tidak akan takut karena saya tidak merasa salah, serta tidak ingin merusak persatuan dan kesatuan bangsa," ujar UAS.
Menanggapi hal tersebut, Plh Pengurus Masjid Raya An-Nur Mashuri Putra membenarkan jika tiga tahun lalu UAS rutin mengisi kajian subuh. Meskipun dua tahun terakhir ini, UAS sudah tidak lagi mengisi kajian di masjid tersebut.
"Di An-Nur itu kajian subuh setiap hari Jumat, Sabtu dan Ahad. Beliau memang rutin dulu ngisi kajian, tapi udah dua tahun beliau nggak ngisi lagi," kata Mashuri.
Mashuri juga menuturkan, kajian subuh yang diadakan adalah kajian tertutup dan memang khusus untuk orang-orang Islam.
"Khusus di masjid tentu buat orang Islam. Ini bukan tablig akbar. Kalau lihat video UAS memang itu di Masjid An-Nur," ujar Mashuri.
Sementara Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Jules Abraham Abast saat dikonfirmasi Timor Expres (JPG), Ahad (18/8), membenarkan adanya sekelompok orang yang mendatanggi Polda NTT pada Sabtu (17/8), namun hanya sebatas berkonsultasi dengan penyidik Reskrimsus terkait video yang ditunjukan ke penyidik. Setelah berkonsultasi, penyidik menyarankan untuk kembali pada hari Senin. Sehingga sampai saat ini, belum ada laporan polisi yang dibuat oleh Brigade Meo di Polda NTT.
"Untuk pelaporan Brigade Meo terkait Ustaz Abdul Somad atau pihak lain, sampai saat ini belum ada laporan. Memang benar kemarin sore ada beberapa orang yang mengaku dari Brigade Meo datang ke Polda NTT tapi laporannya belum ada," katanya.(*2)
>>Berita selengkapnya baca Riau Pos hari ini.
Sumber : Jawa Pos
Editor : Rinaldi