PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro, mulai Selasa (18/5) sampai 31 Mei mendatang. Perpanjangan PPKM tersebut tertuang dalam Instruksi Gubernur Riau Nomor: 90/INS/HK/2021 tentang perpanjangan PPKM berbasis mikro di tingkat desa/kelurahan, sampai dengan tingkat RT/RW yang berpotensi menular Covid-19.
Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau, Jenri Salmon Ginting mengatakan, instruksi Gubernur tersebut disampaikan ke bupati/walikota untuk menetapkan PPKM berbasis mikro di tingkat desa/kelurahan, sampai dengan tingkat RT/RW di wilayah masing-masing sesuai dengan perkembangan bertambahnya pasien positif Covid-19.
"Iya benar, Pak Gubernur selaku Ketua Satgas Penanganan Covid-19 memperpanjang PPKM skala mikro di kabupaten/kota se-Riau. Perpanjangan PPKM ini dengan mempertimbangkan kriteria zonasi pengendalian wilayah sampai tingkat bawah, yakni RT/RW," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, dalam instruksi tersebut, Gubernur juga meminta bupati/walikota untuk mengoptimalkan posko penanganan Covid-19 sampai ke tingkat desa/kelurahan dalam rangka untuk pengendalian penyebaran virus corona.
"Bagi desa/kelurahan yang belum memiliki posko kami minta untuk segera membentuk posko penanganan Covid-19. Ini agar lebih mudah melakukan koordinasi dan pengawasan serta evaluasi PPKM skala mikro," pintanya.
Sementara itu, Kadiskes Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan adanya penambahan 332 pasien positif Covid-19 di Riau per Selasa (18/5). Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 di Riau hingga saat ini sebanyak 52.297 orang.
"Kemudian pasien sembuh lebih banyak dibandingkan pasien positif. Yakni bertambah 577 sehingga total 46.793 orang sudah sembuh, pasien meninggal dunia bertambah 18 orang sehingga total 1.363 meninggal dunia," katanya.
Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 905 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 3.236 orang. "Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri tinggal 4.151 orang," ujarnya.
Memburuk Hampir Dua Bulan Terakhir
Penularan Covid-19 di Kota Pekanbaru kian mengkhawatirkan. Terdata terjadi lonjakan kasus hampir dua bulan terakhir. Dampaknya, Pekanbaru saat ini belum keluar dari kategori zona merah dengan risiko tinggi. Saat ini pula, ruang ICU khusus Covid-19 di rumah sakit hanya tersisa 22,4 persen saja.
Berdasarkan data Senin (17/5), di Pekanbaru total kasus konfirmasi positif Covid-19 sudah berada di angka 23.653 kasus dengan 449 di antaranya meninggal. Saat ini pula, ada 2.653 kasus aktif yang masih dalam penanganan. Sementara itu, berdasarkan pemetaan zona resiko kelurahan per 16 Mei dan berlaku hingga 22 Mei nanti, ada 40 dan 83 kelurahan di Pekanbaru masih berada dalam zona merah dengan risiko tinggi penyebaran Covid-19, yakni terdapat di atas 10 kasus positif aktif per kelurahannya. Dari pemetaan ini pula didapati hanya 11 kelurahan yang berada di zona hijau atau tidak terdampak.
Berdasarkan pemetaan, dua kecamatan yakni Bukitraya dan Marpoyan Damai adalah yang paling rawan, yakni seluruh kelurahannya berada di zona merah. Di dua kecamatan ini, seluruh kelurahan sudah berada di zona merah sejak dilakukan pemetaan pada 2 Mei lalu. Jika ditarik ke belakang, berdasarkan pemetaan risiko kelurahan ini, sudah hampir dua bulan terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Pekanbaru dan belum membaik. Di akhir Maret, zona merah hanya ada di 13 kelurahan, maka di pekan kedua April sudah 32 kelurahan, meningkat lebih dua kali lipat. Zona merah ini di pekan ketiga April sempat turun menjadi 28 kelurahan. Memasuki pekan terakhir April lonjakan terjadi ke angka 39 kelurahan. Dan di awal Mei berada di angka 44 kelurahan. Kini di pekan kedua Mei masih terdapat 40 kelurahan di zona merah.
Salah satu yang mengkhawatirkan dampak dari lonjakan kasus ini adalah tingkat keterisian ruang rawat di rumah sakit. Di Kota Pekanbaru pemerintah menyiapkan 22 rumah sakit untuk isolasi dan perawatan pasien Covid-19. Dari total 1.011 ruang isolasi yang disiapkan, terisi 580 ruang dan tersisa 425 ruang. Artinya persentase ketersediaan berada di angka 42 persen.
Sementara itu, ICU Covid-19 yang disiapkan di 22 rumah sakit total berjumlah 116 ruang. Dari angka ini, terisi 90 ruang, yakni dengan ventilator 37 ruang dan tanpa ventilator 53 ruang. Membuat tersisa ICU Covid-19 di Pekanbaru hanya 26 ruang. Jika dipersentasekan, maka ketersediaan ruang ICU Covid-19 adalah 22,4 persen. Keseluruhan, jika ditotalkan, sisa ruangan isolasi dan ICU Covid-19 adalah 451 ruangan.
Wali Kota (Wako) Pekanbaru Firdaus kepada Riau Pos, tak menampik lonjakan penambahan kasus positif Covid-19 terjadi hampir dua bulan terakhir.
"Kita lihat, klaster. Yang katakan Maret sampai sekarang, itu yang terjadi klaster rumah tangga. Ini memang kita tidak bisa pantau lagi dari mana mereka membawa pulang (Covid-19, red)," kata Wako, Selasa (18/5). Dia melanjutkan, kondisi penularan Covid-19 di kelurahan zona merah memang ada yang tak membaik sejak Januari.
"Contoh dua kecamatan yang seluruhnya saat ini zona merah di Bukitraya dan Marpoyan damai. Di Bukitraya ada dua kelurahan dari Januari kita pantau merah terus. Kemudian lainnya lagi fluktuatif. Dari kemarin sebelum Ramadan sampai berakhir semua merah. Klaster yang sudah kita evaluasi terjadi klaster rumah tangga," lanjutnya.
Realiasasi Vaksinasi di Riau
Capaian program vaksinasi Covid-19 di Riau yang sudah berjalan sekitar dua bulan masih tergolong rendah. Minimnya realisasi tersebut terutama kategori lansia dan pelayan publik.
Kepala Dinas (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, capaian vaksinasi untuk lansia hingga saat ini 19.810 orang atau 3,40 persen dari target 582.505 orang di Riau. Kemudian vaksinasi untuk pelayanan publik di Riau, dari target 349.418 orang, baru tercapai 167.355 atau 47,90 persen.
"Sementara capaian vaksin tenaga kesehatan, dari target 32.923 orang sudah tercapai 33.086 atau 100,5 persen. Dengan begitu, maka total sudah 220.251 masyarakat Riau dari tiga kategori tersebut sudah divaksin Covid-19 dari target 964.846 orang," kata Mimi.
Lebih lanjut dikatakannya, memang saat ini capaian vaksinasi lansia dan pelayanan publik di Riau memang masih tergolong rendah. Hal tersebut juga sama dengan vaksinasi untuk pelayanan publik.
"Vaksinasi lansia memang rendah, masih di bawah 5 persen. Makanya kami meminta masyarakat yang di rumahnya ada lansia agar mendatangi rumah sakit atau pelayanan kesehatan setempat," ujarnya.
Karena itu, Mimi mengajak pemerintah kabupaten/kota untuk mengencarkan lagi program vaksinasi ke masyarakat. Dengan begitu diharapkan target capaian vaksinasi di Riau bisa tercapai.
Stok Vaksin 4.000 Vial
Vaksinasi massal untuk 10.000 orang direncanakan digelar, hari ini (19/5). Saat ini tersedia vaksin 4.000 vial yang dinilai cukup untuk vaksinasi massal tersebut. Sekretaris Diskes Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldi Saragih, Selasa (18/5) mengatakan, jumlah vaksin yang tersedia di instalasi farmasi saat ini mencapai 4.000 vial.
"Kemarin baru masuk 2.000 vial. Ini mencukupi, karena total stok kita di gudang ada 4.000 vial," terangnya.
Menurut dia, satu vial vaksin dapat memenuhi keperluan untuk penyuntikan 10 orang. Artinya vaksin yang tersedia saat ini mampu memenuhi kebutuhan hingga 40.000 orang calon penerima vaksin. Vaksin yang tersedia saat ini, dikatakan Zaini merupakan vaksin jenis Sinovac. Ini bakal disuntikan terhadap empat kelompok prioritas. Di antaranya, tenaga pendidikan, rohaniawan, RT/RW, dan tokoh masyarakat yang termasuk dalam LPM.
Selain Guru, Penjaga dan Sekuriti Sekolah Wajib Vaksin
Dalam pada itu, 5.000 orang kelompok tenaga pendidik di Kota Pekanbaru akan mengikuti vaksinasi massal, hari ini (19/5). Dalam kelompok ini vaksinasi juga dilakukan terhadap para penjaga sekolah dan sekuriti sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota (Disdik) Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas mengatakan, ribuan tenaga pendidik ini merupakan dari Dinas Pendidikan Kota mulai guru SD, dan SMP negeri maupun swasta. "Kalau dari kami (Dinas Pendidikan Kota, red) ada sekitar 3.000 lebih lagi yang akan divaksin," kata dia.
Selain itu ditambah dengan guru SMA negeri dan swasta yang bertugas di Kota Pekanbaru di bawah wewenang Pemerintah Provinsi. Serta guru di bawah Kementerian Agama (Kemenag) Pekanbaru seperti guru MDA, MTS, dan pondok pesantren.
Menurutnya, vaksinasi sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir bagi kelompok tenaga pendidik. Sekitar 7.000 guru di bawah Dinas Pendidikan Kota telah menerima suntikan vaksin. Selain itu penyuntikan vaksin juga telah berlangsung bagi guru yang mengajar di sekolah swasta.(sol/ali)