PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Provinsi Riau diprediksi pada pertengahan Januari ini, akan mulai memasuki musim panas. Karena itu, daerah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) diminta mulai melakukan antisipasi lebih awal agar tidak terjadi Karhutla dan meluas sehingga sulit dikendalikan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau Edy Afrizal mengatakan, salah satu antisipasi yang bisa dilakukan yakni dengan mempercepat penetapan status siaga darurat Karhutla di daerahnya. Dengan langkah ini, menjadi dasar bagi Provinsi Riau untuk menetapkan status siaga yang sama sebagai bentuk upaya preventif sebelum terjadi Karhutla.
"Kami sudah mengambil langkah, dengan berkoordinasi kepada daerah terutama rawan terjadi Karhutla. Minimal dua saja yang sudah menetapkan, sudah bisa menjadi dasar bagi provinsi untuk menetapkan status siaga," katanya.
Dijelaskan Edy, pentingnya percepatan penetapan status tersebut, sebagai bentuk antisipasi lebih awal. Sehingga ketika terjadinya Karhutla, baik BPBD Riau mau pun kabupaten kota sudah bisa menangani Karhutla bersama.
Penetapan status tersebut tidak hanya terkait anggaran, personil dan peralatan saja. Tetapi juga pemerintah pusat bisa langsung membantu penanganannya dengan mengerahkan kemampuannya dari sisi peralatan.
"Kalau persepsinya sama, tantu Karhutla tidak akan sempat meluas. Karena kita di daerah, provinsi dibantu pusat sudah siap melakukan penanggulangan dengan cepat," ujar Edy.
Dalam kesempatan tersebut Edy juga menyampaikan bahwa luas Karhutla di provinsi Riau pada tahun 2021 terpantau menurun dibandingkan tahun 2020 lalu. Dimana pada tahun 2020 lalu, luas karhutla di Riau mencapai 1.600,41 hektare (Ha), sedangkan tahun 2021 seluas 1.400,08 ha.
Untuk tahun 2020 lalu, ada lima kabupaten/kota yang tergolong cukup luas kejadian Karhutla yakni Kabupaten Indragiri Hilir, 479 ha, Bengkalis 384 ha, Siak 176 ha, Pelalawan 142 ha dan Kota Dumai 95 ha.
"Sementara untuk tahun 2021, daerah dengan luas Karhutla terbanyak yakni Bengkalis 418 ha, Dumai 172 ha, Indragiri Hilir 164 ha, Rokan Hilir 153 ha dan Siak 110 ha. Sementara itu, untuk jumlah titik hotspot di Riau tahun 2021 sebanyak 2.497 titik. Masih terjadinya Karhutla di Riau akibat wilayah Riau didominasi tanah gambut," paparnya.(sol)