BOGOR (RIAUPOS.CO) – Apresiasi bonus kepada para atlet Paralimpiade Tokyo segera terealisasi. Saat mengundang para atlet di Istana Bogor kemarin (17/9), Presiden Joko Widodo memastikan bonus tersebut diberikan tidak hanya kepada atlet-atlet dan pelatih peraih medali, tetapi juga nonmedali.
Kontingen Paralimpiade Indonesia sukses melampaui target. Mereka finis di peringkat ke-43 dengan raihan 2 emas, 3 perak, dan 4 perunggu. Ini juga merupakan emas pertama sejak edisi Arnhem 1980 silam.
Kesuksesan tersebut tidak lepas dari cabor parabadminton yang menyumbang 2 emas, 2 perak, dan 2 perunggu. Atlet asal Riau Leani Ratri Oktila menjadi atlet paling sukses. Turun dalam tiga nomor, Ratri berhasil menyabet 2 emas dan 1 perak.
Dengan begitu, Ratri mendapat total bonus pemerintah Rp13,5 miliar. Jumlah paling banyak dari semua atlet.
Perhitungan bonus tersebut disamakan dengan atlet Olimpiade Tokyo 2020. Dengan perincian emas Rp5,5 miliar; perak Rp2,5 miliar; dan perunggu Rp1,5 miliar. Atlet nonmedali tetap mendapat bonus Rp100 juta. Ratri merasa bersyukur atas apresiasi tersebut. Dia ingin menggunakan bonus itu untuk mewujudkan impiannya, membangun gelanggang olahraga yang ramah difabel.
"Tidak spesifik untuk difabel saja. Ingin punya gedung olahraga yang ada line untuk kursi roda," tutur Ratri kepada Jawa Pos (JPG).
Gelanggang itu akan dibangun di Solo dan Riau. Solo dipilih karena menjadi lokasi pelatnas. Sementara Riau merupakan kampung halaman Ratri. Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi tinggi dan penghargaan kepada perjuangan seluruh atlet. "Terima kasih atas medali emas yang diberikan di cabang bulutangkis, bukan hanya satu emas, tetapi langsung dua emas," kata Jokowi.
Menurut dia, prestasi tersebut adalah sebuah lompatan. Sebab, sudah lama Indonesia tak meraih medali emas Paralimpiade.
Leani Ratri Oktila sempat menyerahkan salah satu raket yang dipakainya saat perjuangan meraih medali emas di ajang Paralimpade 2020 kepada Presiden Jokowi sebagai kenang-kenangan. Leani juga meminta tanda tangan Presiden Jokowi di atas grip raketnya yang satu lagi untuk kenang-kenangan bersejarah bagi dirinya.
Untuk diketahui, Leani merupakan putri dari pasangan F Mujiran (65) dan Gina Oktila (53) yang lahir di Siabu 6 Mei 1991. Ia memulai mengguluti bulutangkis sejak kelas III SD atau tahun 2003. Penuh perjuangan Leani dan adik-adiknya agar bisa meraih prestasi luar biasa saat ini.(yus/gil/lyn/c17/bay/jpg)