PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Jemaah calon haji (JCH) kelompok terbang (kloter) pertama Riau tiba di Embarkasi Haji Antara (EHA) Riau, Jumat (17/6). JCH kloter pertama tersebut berjumlah 54 orang dan berasal dari Kabupaten Kampar. Mereka siap diberangkatkan ke Arab Saudi hari ini setelah menjalani tes PCR dan hasilnya negatif.
"Para JCH kloter pertama Riau mulai masuk asrama. Kloter pertama ini ada sebanyak 54 orang dan ditambah dua orang petugas," ujar Asisten I Setdaprov Riau, Masrul Kasmy, Jumat (17/6).
Kemarin, begitu tiba di EHA Riau menggunakan bus yang dikawal pihak kepolisian, JCH langsung masuk ke ruang kedatangan. Kemudian seluruh JCH dikumpulkan dalam aula untuk diberikan arahan oleh petugas haji.
Setelah memasuki asrama, para JCH mengikuti sejumlah rangkaian pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan kesehatan hingga pemeriksaan dokumen dan pemberian living cost. Setelah itu, para JCH kemudian dipasangkan gelang identitas oleh petugas haji.
Sejumlah petugas keamanan dari Satpol PP dan kepolisian disiagakan di depan pintu pagar masuk EHA. Sedangkan para pengunjung dan keluarga dari JCH dilarang masuk dalam komplek asrama karena lokasi tersebut telah disterilkan.
Yang boleh masuk hanya JCH dan petugas haji. Selebihnya diminta untuk menunggu dari luar pagar. Masrul menyampaikan selama proses memberangkatkan asrama haji disterilkan dari pengunjung.
Keluarga JCH tidak dibenarkan masuk ke asrama haji untuk menemui keluarga yang akan berangkat haji. "Tidak diizinkan masuk, kalau mau komunikasi dari luar pagar saja, tidak boleh masuk ke dalam karena di dalam asrama sudah disterilkan," katanya, Jumat (17/6).
Sementara untuk barang bawaan, tambah Masrul Kasmy, seluruh JCH tidak dibenarkan membawa tas ransel atau tas jinjing sendiri dari rumah. Sebab panitia sudah menyiapkan tas khusus untuk para JCH.
"Jadi JCH terima bersih, karena tas sudah disiapkan oleh panitia, baik itu tas koper maupun tas tenteng sudah disiapkan, termasuk tas paspor tas dompet juga sudah disiapkan," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakannya, JCH kloter pertama ini akan menginap satu malam di EHA Riau. Kemudian paginya, mereka akan diterbangkan dari Bandara SSK II Pekanbaru menuju ke Batam. "Setelah sampai di Batam menunggu sampai sekitar 09.30 WIB sampai 10.30 WIB. Kemudian para calon jemaah haji baru diterbangkan ke Arab Saudi," ujarnya.
Petugas Haji Daerah Kabupaten Kampar dr Indrawan SpB mengatakan tidak ada JCH berangkat dalam keaadaan sakit yang memerlukan perawatan khusus. Mereka diperiksa kembali status kesehatan dan laik terbangnya di meja pemeriksaan kesehatan tahap akhir di EHA Riau oleh Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru.
Jenis pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di antaranya adalah validasi hasil tes swab PCR yang telah di-entry di NAR, status vaksinasi meningitis dan juga Covid-19, pemeriksaan tekanan darah, saturasi oksigen, tes urine bagi wanita usia subur (WUS), pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan laboratorium lainnya yang diperlukan sesuai kondisi masing-masing JCH.
Selain pemeriksaan status kesehatan akhir dan penentuan laik terbang JCH, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru juga memberikan pembekalan berupa pendidikan kesehatan tentang tips sehat melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, pencegahan dan penanganan dehidrasi, dan penerapan protokol kesehatan, serta demonstrasi penggunaan perbekalan kesehatan JCH dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Rencananya, JCH Kloter Pertama Provinsi Riau ini akan dilepas secara seremonial oleh Gubernur Riau Syamsuar di EHA dan akan diberangkatkan pada pukul 06.30 WIB dari Bandara Sultan Syarif Kasim II menuju Embarkasi Haji Batam.
Sebelum masuk EHA Riau, ke-54 JCH kloter pertama yang berasal dari Kabupaten Kampar ini dilepas oleh Plt Kepala Kemenag Kampar Fuadi Ahmad dari Masjid Islamic Center Bangkinang, Jumat (17/6). Fuadi Ahmad menjelaskan, sebanyak 54 JCH ini sudah menjalani pemeriksaan PCR dan hasilnya semua JCH negatif.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kampar dr Zulhendra Das’at didampingi Kepala UPT Puskesmas Bangkinang Kota dr Yudi Susanto MKM langsung meninjau pelepasan ini untuk memastikan kondisi kesehatan JCH Kampar.
"Alhamdulillah sebanyak 54 JCH Kampar Kloter IV BTH setelah dilakukan tes PCR hasil negatif. Para JCH Kampar Kloter IV BTH sudah bisa berangkat ke Arab Saudi," jelas Zulhendra.
Zulhendra mengingatkan JCH mematuhi protokol kesehatan, karena JCH menjadi garda terdepan dalam upaya penanganan penyebaran Covid-19. "Diharapkan JCH Kampar dapat menjalankan ibadah haji dengan tenang dan khusyuk sehingga doa-doa yang dipanjatkan dijabah oleh Allah SWT," harap Zulhendra.
Hari Ini, Pelepasan JCH Pekanbaru
Sementara itu, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pekanbaru melakukan pelepasan perdana JCH asal Pekanbaru, Sabtu (18/6). Tujuh JCH ini tergabung dalam kloter 5. Prosesi pertama pemberangkatan dilakukan di Kantor Kemenag Kota Pekanbaru untuk naik ke bus dan pengumpulan koper.
Terkait itu, Plt Kepala Kemenag Kota Pekanbaru H Abdul Wahid SPd MIKom menggelar rapat persiapan terakhir pada Jumat (17/6) bersama panitia. Pada kesempatan tersebut Wahid kembali mengingatkan soal pentingnya JCH menjaga kondisi kesehatan mengingat suhu udara tinggi di Arab Saudi saat ini. Terutama bagi JCH tahun ini yang langsung mendarat di Jeddah lalu sekitar empat jam kemudian langsung masuk ke kawasan Makkah.
"Kami kembali mengingatkan soal kondisi cuaca dan kesehatan jemaah. Kondisi udara yang sedang panas tinggi memang tidak perlu menjadi pikiran, tapi harus diantisipasi. Botol air minum tidak boleh lepas dari tangan. Jangan sampai terputus air karena ini bisa menyebabkan tenggorokan kering yang memicu masalah kesehatan lain," ungkapnya.
Selain itu, kondisi kesehatan selama melaksanakan ibadah juga selalu diperhatikan. Menurut Wahid, ketika seseorang berada di Makkah, keinginan untuk beribadah di dekat Kakbah memang sangat tinggi. Namun dirinya berharap, JCH untuk memperhatikan kondisi fisik.
"Diukur-ukurlah kemampuan fisik jika ingin terus salat berjemaah di Masjidilharam. Ukur kemampun sendiri karena kita sendirilah yang tahu kondisi tubuh masing-masing. Istirahatlah dengan cukup, makan yang cukup agar kesehatan terjaga selama di sana," kata Wahid.
Wahid berbagi trik bagi JCH yang ingin terus salat lima waktu di Masjidilharam. Caranya dengan menggabungkan beberapa waktu salat dalam satu keberangkatan. Misalnya setelah Salat Magrib jangan pulang tapi langsung sambung Isya.
Lalu bisa juga sehabis Salat Zuhur tidak pulang ke hotel tapi langsung tunggu sampai Salat Asar. Dengan begitu tenaga tidak terkuras kalau sampai harus lima kali sehari berulang dari hotel ke masjid hingga ada waktu yang cukup buat istirahat.
Tidak kalah penting, lanjut Abdul Wahid, adalah dokumen identitas. Yang satu ini menurutnya harus dibawa kemanapun, terutama ketika sedang beribadah di Masjidilharam sendirian. Hal ini untuk mengantisipasi jika JCH sampai tersesat.
"Pengalaman kami, setiap tahun selalu ada JCH yang tersesat karena banyaknya pintu keluar masuk Masjidilharam hingga kadang jemaah bingung. Masuk pintu barat keluar pintu timur, itu jaraknya jauh sekali. Maka kalau identitas selalu dibawa akan memudahkan petugas untuk bisa antar ke hotel. Karena dalam identitas ada nama, negara asal sampai hotel tempat menginap," kata Wahid. (sol/kom/end/das)