Kamis, 4 Juli 2024

Warga Jalan Pemuda Hentikan Alat Berat Proyek SPAM

PAYUNG SEKAKI (RIAUPOS.CO) – Sejumlah warga Jalan Pemuda, Kecamatan Payung Sekaki bersama tokoh masyarakat, pemuda serta Forum RT-RW sepakat menolak proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Warga dua kelurahan, yaitu Kelurahan Tirta Siak dan Kelurahan Tampan menolak dengan tegas pelaksanaan penggalian di sepanjang Jalan Pemuda.

Penolakan warga ini ditunjukkan dengan menggelar aksi pemberhentian pekerjaan galian pipa PDAM Tirta Siak yang sedang berlangsung, Sabtu (16/4). Saat itu alat berat yang menggali jalan di wilayah Kelurahan Tampan sedang menjalankan tugasnya. Melihat ini, dan belajar dari pengalaman setiap ada gajian jalan, jalan bekas galian tidak lagi diperbaiki seperti semula, warga menghentikan kerja alat berat tersebut.

- Advertisement -

Perwakilan warga Hendra Marpaung menjelaskan, mengapa masyarakat setem­pat melakukan penolakan. Mereka punya alasan yang kuat agar Jalan Pemuda yang kini sudah mulus itu tidak ingin ada yang menggalinya lagi. Menurut Marpaung, yang juga seorang pengacara, masyarakat sudah sengsara  beberapa tahun terakhir dengan kondisi jalan yang hancur.

"Jadi penolakan kami ini ada historisnya, ada latar belakangnya,  bukan mengada-ngada. Dulu di Jalan Pemuda ini ada penggalian oleh PDAM, tapi jalan tidak pernah dikembalikan ke kondisi semula. Digali 40 cm, tapi hanya ditimbun seadanya dan ditutup pakai baja, berapalah kekuatannya. Pada akhirnya galain yang tidak ditutup sempurna rusak lagi dan jalan kami pun hancur,"kata Marpaung, Sabtu (17/4).

Jalan yang hancur akibat galian pada 2017 lalu menurut Marpaung bukannya diperbaiki, tapi justru seperti ditelantarkan. Masyarakat berulang kali melakukan pengusulan tidak juga digubris  Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru. Bahkan mereka sampai mengurus ke DPRD Kota Pekanbaru agar jalan mereka yang rusak tersebut diperbaiki, juga tidak ada hasil.

- Advertisement -
Baca Juga:  Peserta Upacara HUT Riau Pakai Masker

"Hingga akhirnya jalan itu mulus atas usaha masyarakat sendiri. Sekarang sudah mulus, kami tidak mau lagi jalan itu hancur. Maka masyarakat sepakat, kami menolak proyek tersebut dilakukan di Jalan Pemuda, " kata Marpaung.

Sementara itu, Ketua RT 02 RW 01 Kelurahan Tampan Heru membenarkan aksi penolakan warga tersebut. Bahkan saat ini pihaknya sedang mengumpulkan tanda tangan warga agar melakukan penolakan. Penolakan itu menurutnya sangat berasalan, seperti diterangkan Hendra Marpaung sebelumnya, masyarakat sudah tidak tahan dengan kerusakan Jalan Pemuda yang sempat dilakukan penggalian pada 2017 lalu.

"Pada prinsipnya, kami selalu mendukung proyek pemerintah untuk memajukan kota ini. Hanya saja, setiap ada penggalian di Jalan Pemuda ini, tidak pernah dilakukan pengembalian ke kondisi semula. Itu terjadi sejak 2017 dan kami tidak mau itu terulang lagi. Maka untuk saat ini, sementara proyek SPAM ini kami tolak dulu, sampai ada kepastian bagaimana kondisi pengembalian kondisi jalannya nanti,"kata Heru.

Heru membenarkan bahwa setelah hampir tiga tahun warga Jalan Pemuda sengsara dengan kondisi jalan yang hancur akibat penggalian, baru dapat dinikmati mulus pada 2020 lalu. Maka masyarakat ingin lebih dulu menikmati jalan mulus ini. Apalagi kata Heru, perbaikan Jalan Pemuda ini belum pernah tersentuh oleh Pemko Pekanbaru.

"Sejak digali pada 2017 lalu, kami tidak pernah tersentuh perbaikan jalan oleh pemerintah. Jalan itu mulus pada 2020, itu swadaya masyarakat sendiri. Makanya kali ini masyarakat tidak mau lagi. Harus jelas hitam diatas putihnya, kalau mau gali, harus jelas MoU-nya sama masyarakat,"kata Heru.

Heru menyebutkan, perwakilan warga sejauh ini belum bertemu dengan pimpinan dua perusahaan yang akan melakukan pembangunan SPAM di Jalan Pemuda tersebut. Baru sebatas berjumpa dengan petugas lapangan saja.

Baca Juga:  Jaga Kampung Jadi Program Polda Riau dan LAM Riau

Dirinya mendapat informasi, proyek tersebut sudah mendapat restu dari kelurahan, hanya saja, sosialisasi dari masyarakat Jalan Pemuda belum.

"Kami merasa dengan kami belum ada sosialisasi. Makanya kemarin kami ngumpul, warga, tokoh masyarakat, pemuda dan juga forum RT-RW untuk menyatakan sikap penolakan ini. Sebelum ada kesepakatan yang jelas antara kontraktor yang akan menggali dengan masyarakat, maka kami sementara ini akan terus menolak. Tandatangan masyarakat sedang kami kumpulkan,"tutup Heru.

Terpisah, anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru, Robin Eduar juga menjelaskan penolakan warga tersebut. "Warga sudah trauma. Bertahun-tahun Jalan Pemuda tersebut rusak parah dan minim perhatian pemerintah. Ketika sudah mulus mau di rusak lagi," kata Robin Eduar, Ahad (17/4).

Pekerjaan galian yang sudah dilakukan kontraktor di Jalan Siak lebih kurang 100 meter dan Jalan Pemuda sekitar 40 meter. Namun masyarakat minta dihentikan pengerjaannya, dan meminta komitmen dari kontraktor agar setelah dikerjakan, langsung segera diaspal kembali seperti semula, sesuai dengan spek.

"Jadi warga menghentikan galian itu, dan meminta komitmen dari kontraktor pelaksana. Sampai hari ini tidak ada pekerjaan, hingga nanti ada kejelasan hitam putih dari kontraktor tentang pekerjaan mereka ini," terang Robin.

Dikonfirmasi, Direktur PDAM Tirta Siak, Agung Anugrah menegaskan bahwa semua pekerjaan yang mengakibatkan kerusakan jalan, pihaknya siap untuk diperbaiki kembali.

"Semua pekerjaan galian PDAM akan diaspal kembali, itu bagian dari tanggung jawab kontraktor, " tegas Agung.(end/gus/yls)

Laporan TIM RIAU POS, Payung Sekaki

 

PAYUNG SEKAKI (RIAUPOS.CO) – Sejumlah warga Jalan Pemuda, Kecamatan Payung Sekaki bersama tokoh masyarakat, pemuda serta Forum RT-RW sepakat menolak proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Warga dua kelurahan, yaitu Kelurahan Tirta Siak dan Kelurahan Tampan menolak dengan tegas pelaksanaan penggalian di sepanjang Jalan Pemuda.

Penolakan warga ini ditunjukkan dengan menggelar aksi pemberhentian pekerjaan galian pipa PDAM Tirta Siak yang sedang berlangsung, Sabtu (16/4). Saat itu alat berat yang menggali jalan di wilayah Kelurahan Tampan sedang menjalankan tugasnya. Melihat ini, dan belajar dari pengalaman setiap ada gajian jalan, jalan bekas galian tidak lagi diperbaiki seperti semula, warga menghentikan kerja alat berat tersebut.

Perwakilan warga Hendra Marpaung menjelaskan, mengapa masyarakat setem­pat melakukan penolakan. Mereka punya alasan yang kuat agar Jalan Pemuda yang kini sudah mulus itu tidak ingin ada yang menggalinya lagi. Menurut Marpaung, yang juga seorang pengacara, masyarakat sudah sengsara  beberapa tahun terakhir dengan kondisi jalan yang hancur.

"Jadi penolakan kami ini ada historisnya, ada latar belakangnya,  bukan mengada-ngada. Dulu di Jalan Pemuda ini ada penggalian oleh PDAM, tapi jalan tidak pernah dikembalikan ke kondisi semula. Digali 40 cm, tapi hanya ditimbun seadanya dan ditutup pakai baja, berapalah kekuatannya. Pada akhirnya galain yang tidak ditutup sempurna rusak lagi dan jalan kami pun hancur,"kata Marpaung, Sabtu (17/4).

Jalan yang hancur akibat galian pada 2017 lalu menurut Marpaung bukannya diperbaiki, tapi justru seperti ditelantarkan. Masyarakat berulang kali melakukan pengusulan tidak juga digubris  Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru. Bahkan mereka sampai mengurus ke DPRD Kota Pekanbaru agar jalan mereka yang rusak tersebut diperbaiki, juga tidak ada hasil.

Baca Juga:  Sebar Tim Medis Cek Hewan Kurban 

"Hingga akhirnya jalan itu mulus atas usaha masyarakat sendiri. Sekarang sudah mulus, kami tidak mau lagi jalan itu hancur. Maka masyarakat sepakat, kami menolak proyek tersebut dilakukan di Jalan Pemuda, " kata Marpaung.

Sementara itu, Ketua RT 02 RW 01 Kelurahan Tampan Heru membenarkan aksi penolakan warga tersebut. Bahkan saat ini pihaknya sedang mengumpulkan tanda tangan warga agar melakukan penolakan. Penolakan itu menurutnya sangat berasalan, seperti diterangkan Hendra Marpaung sebelumnya, masyarakat sudah tidak tahan dengan kerusakan Jalan Pemuda yang sempat dilakukan penggalian pada 2017 lalu.

"Pada prinsipnya, kami selalu mendukung proyek pemerintah untuk memajukan kota ini. Hanya saja, setiap ada penggalian di Jalan Pemuda ini, tidak pernah dilakukan pengembalian ke kondisi semula. Itu terjadi sejak 2017 dan kami tidak mau itu terulang lagi. Maka untuk saat ini, sementara proyek SPAM ini kami tolak dulu, sampai ada kepastian bagaimana kondisi pengembalian kondisi jalannya nanti,"kata Heru.

Heru membenarkan bahwa setelah hampir tiga tahun warga Jalan Pemuda sengsara dengan kondisi jalan yang hancur akibat penggalian, baru dapat dinikmati mulus pada 2020 lalu. Maka masyarakat ingin lebih dulu menikmati jalan mulus ini. Apalagi kata Heru, perbaikan Jalan Pemuda ini belum pernah tersentuh oleh Pemko Pekanbaru.

"Sejak digali pada 2017 lalu, kami tidak pernah tersentuh perbaikan jalan oleh pemerintah. Jalan itu mulus pada 2020, itu swadaya masyarakat sendiri. Makanya kali ini masyarakat tidak mau lagi. Harus jelas hitam diatas putihnya, kalau mau gali, harus jelas MoU-nya sama masyarakat,"kata Heru.

Heru menyebutkan, perwakilan warga sejauh ini belum bertemu dengan pimpinan dua perusahaan yang akan melakukan pembangunan SPAM di Jalan Pemuda tersebut. Baru sebatas berjumpa dengan petugas lapangan saja.

Baca Juga:  Laka Tunggal Kembali Terjadi di Tol Permai

Dirinya mendapat informasi, proyek tersebut sudah mendapat restu dari kelurahan, hanya saja, sosialisasi dari masyarakat Jalan Pemuda belum.

"Kami merasa dengan kami belum ada sosialisasi. Makanya kemarin kami ngumpul, warga, tokoh masyarakat, pemuda dan juga forum RT-RW untuk menyatakan sikap penolakan ini. Sebelum ada kesepakatan yang jelas antara kontraktor yang akan menggali dengan masyarakat, maka kami sementara ini akan terus menolak. Tandatangan masyarakat sedang kami kumpulkan,"tutup Heru.

Terpisah, anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru, Robin Eduar juga menjelaskan penolakan warga tersebut. "Warga sudah trauma. Bertahun-tahun Jalan Pemuda tersebut rusak parah dan minim perhatian pemerintah. Ketika sudah mulus mau di rusak lagi," kata Robin Eduar, Ahad (17/4).

Pekerjaan galian yang sudah dilakukan kontraktor di Jalan Siak lebih kurang 100 meter dan Jalan Pemuda sekitar 40 meter. Namun masyarakat minta dihentikan pengerjaannya, dan meminta komitmen dari kontraktor agar setelah dikerjakan, langsung segera diaspal kembali seperti semula, sesuai dengan spek.

"Jadi warga menghentikan galian itu, dan meminta komitmen dari kontraktor pelaksana. Sampai hari ini tidak ada pekerjaan, hingga nanti ada kejelasan hitam putih dari kontraktor tentang pekerjaan mereka ini," terang Robin.

Dikonfirmasi, Direktur PDAM Tirta Siak, Agung Anugrah menegaskan bahwa semua pekerjaan yang mengakibatkan kerusakan jalan, pihaknya siap untuk diperbaiki kembali.

"Semua pekerjaan galian PDAM akan diaspal kembali, itu bagian dari tanggung jawab kontraktor, " tegas Agung.(end/gus/yls)

Laporan TIM RIAU POS, Payung Sekaki

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari