PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Jenazah Putri Wahyuni (25), korban Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu akhirnya tiba di Pekanbaru. Almarhumah dibawa ke rumah duka Jalan Sembilang, Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Pesisir, Ahad (17/1) sekitar pukul 12.00 WIB.
Isak tangis keluarga tak terbendung begitu melihat peti jenazah Putri dikeluarkan dari ambulans RS Bhayangkara Polda Riau. Beberapa pelayat yang datang pun tak kuasa menahan deraian air mata. Tampak ayah korban, Arizal Effendi keluar rumah dengan digandeng kerabatnya, di mana pelayat menyebut la ila ha illallah. Sang ibu, Ratna tak kuasa membendung air matanya. Ia pun memeluk peti jenazah anak perempuan satu-satunya dari lima bersaudara itu.
Sementara, peti jenazah turut serta dibawa masuk ke rumah. Di sana isak tangis turut bersahutan. Bahkan, ibunya sempat tumbang sejenak. Kemudian, kembali bangkit. Selanjutnya, dibawa ke halaman rumah dalam acara ucapan bela sungkawa dari perwakilan keluarga.
"Kami mohon maaf jika semasa hidupnya almarhumah pernah berbuat salah. Jika almarhumah mempunyai utang piutang agar dapat menghubungi pihak keluarga," katanya.
Pascasalat Zuhur, jenazah pun disalatkan di Masjid Nurul Amal. Kemudian, dikebumikan di TPU Limbungan pukul 13.00 WIB hingga selesai. Sementara, untuk suaminya Ikhsan Adlan Hakim dimakamkan di Pontianak.
Ibunda beserta ayahanda Putri pun turut mengantarkan ke peristirahatan terakhir. Pantauan Riau Pos, ibunya menggunakan mukenah putih, sedangkan ayahnya menggunakan pakaian koko putih. Terlihat buliran air mata turun membasahi pipinya. Usai mengantar ke peristirahatan terakhir, para peziarah kemudian berdoa untuk Putri dengan dipandu oleh ustaz.
"Semoga almarhumah mendapat tempat yang mulia di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," katanya, yang kemudian diaminkan para pelayat.
Berkisar satu jam proses pemakaman pun selesai. Kemudian, orang tua korban kembali ke rumah. Sementara abang pertama Putri, Rizki Aulia memberikan keterangan pers kepada media. Menurutnya, pengurusan jenazah Putri tidak ada kendala.
Saat ditanya bagaimana sosok Putri, Aulia tidak dapat berkata banyak. Namun, adiknya adalah segalanya baginya.
"Dia (Putri) segala-galanya bagi kami. Putri adik perempuan satu-satunya," ujarnya.
Pasutri yang baru 11 bulan menikah itu menjadi korban pesawat nahas pada Sabtu (9/1) siang lalu. Dari 62 penumpang, mereka termasuk di antaranya.
Berhasil Identifikasi 29 Korban
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri kembali berhasil mengidentifikasi lima korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1). Total sudah 29 korban yang berhasil diidentifikasi.
Karena hingga Sabtu (16/1) kemarin, tim DVI telah berhasil mengidentifikasi 24 korban. Para korban berhasil diidentifikasi melalui DNA dan sidik jari.
"Hasil identifikasi dari Tim DVI, hari ini berhasil mengindentifikasi 5 korban," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Ahad (17/1).
Rusdi menyampaikan, lima korban yang berhasil diidentifikasi antara lain Fau Nuntius Zai, laki-laki 11 bulan; Yuni Dwi Saputri, perempuan 34 tahun; Iskandar, laki-laki 52 tahun dan Okke Durotul Zannah, perempuan 24 tahun. Sementara itu, dari lima yang berhasil diidentifikasi, pihak keluarga dari satu korban tersebut enggan disampaikan identitasnya ke publik.
"Keluarga tidak ingin identitasnya disampaikan ke publik, tentunya ini patut kita hormati dan patut kita hargai," ungkap Rusdi.
Rusdi menyampaikan, lima korban yang baru teridentifikasi berhasil diketahui dari DNA. "Dari kelima korban ini berhasil diidentifikasi melalui DNA," beber Rusdi.
Sementara itu, Kepala Laboratorium Pusdokkes Polri, Kombes Pol Ratna menjelaskan, kelima korban yang berhasil diidentifikasi yakni Fau Nuntiyus Zai seorang bayi laki-laki yang berumur 11 bulan. Dia berhasil diidentifikasi melalui DNA Ayah kandung.
"Yang kedua adalah Yuni Dwi Saputri, jenis kelamin perempuan, ini menggunakan properti sikat gigi. Kalau ini menggunakan properti sebagai kepemilikan pribadi, jadi ini properti milik Yuni Dwi Saputri yang diberikan keluarganya, maka ini harus max semuanya. Jadi tidak boleh ada yang separuh," ungkap Ratna.
Kemudian antemortem nomor 26 yakni, Iskandar berjenis kelamin laki-laki berumur 52 tahun yang menjadi pembanding adalah DNA anak kandungnya. Terakhir, Okke Durotul Zannah, berjenis kelamin perempuan berumur 24 tahun.
"Pembandingnya adalah ibu kandung. Itu yang bisa saya sampaikan," pungkas Ratna. Berdasarkan data manifest, pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.(sof/jpg)