PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) meresahkan masyarakat Riau. Berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal itu. Namun tak da tanda-tanda asap akan sirna. Apalagi hujan deras dalam durasi yang lama tak kunjung datang.
Barulah pada Kamis (15/8) hujan turun di Bengkalis dan Siak.
Pagi kemarin (16/8) hujan mengguyur Kota Pekanbaru dengan intensitas ringan hingga sedang. Dengan adanya hujan membuat langit menjadi cerah tanpa adanya kabut asap. Suasana sejuk mulai terasa pada pagi hari, sebab, hujan terjadi sekitar pukul 05.00 sampai 08.00 WIB. Air pun tampak menggenang di sejumlah ruas jalan, seperti Jalan Soekarno-Hatta.
Prakirawan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Saniaga Utami, berdasarkan citra radar, hujan yang turun tidak merata di semua wilayah. Seperti Pekanbaru, Kampar, Kuantan Singingi dan sebagian wilayah Siak. "Pelalawan hujan hanya sedikit 1,5 mili liter," ujar Saniaga Utami.
Dengan adanya hujan itu, ujar Saniaga Utami, membantu mengurangi kabut asap akibat karhutla. Hujan membantu beberapa wilayah Riau bagian barat, utara dan tengah.
"Sementara, titik panas kebakaran banyak di Riau Selatan seperti Inhu, Inhil dan sebagian Pelalawan, curah hujannya berpeluang sedikit," jelasnya.
Walaupun sebagian wilayah turun hujan. Namun, hasil pantauan Satelit Terra Aqua masih mendeteksi adanya titik panas di sejumlah wilayah pukul 16.00 WIB. Seperti Kabupaten Pelalawan delapan titik, Indragiri Hilir 14 titik dan Indragiri Hulu dua titik. Sementara hot spot dengan level 70 persen ada di dua kabupaten. Yakni Pelalawan lima titik dan Inhil 10 titik. Jumlah ini jauh bertambah ketimbang rilis BMKG pagi kemarin, sebanyak sembilan titik di tiga kabupaten, yakni empat di Pelalawan dan Inhil serta Inhu satu titik.
Sementara Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pelalawan Syamsul Anwar SH MH melalui Sekretaris Masri ketika dikonfirmasi terkait indeks standar pencemaran udara (ISPU) mengatakan, ISPU Pelalawan berada pada angka PM10 9,5 dengan kategori baik. Penurunan ini terjadi setelah hujan deras mengguyur Negeri Bono selama kurang lebih satu jam.
"Sedangkan ISPU Pelalawan sebelum hujan turun berada pada angka PM10 150 dengan kategori sedang. Untuk itu, kita masih terus mengharapkan agar hujan deras dapat kembali turun, sehingga kabut asap dapat hilang dan udara kembali segar," bebernya.
Di tempat terpisah, Kepala BPBD Pelalawan Drs Hadi Penandio MSi mengatalan, pihaknya memastikan Pelalawan nihil titik api atau fire spot. Namun untuk hot spot, Satelit Terra dan Aqua kembali memantau ada 8 titik panas. Lima titik di antaranya masuk dalam confidence di atas 70 persen.
"Saat ini asap telah banyak berkurang akibat turunnya hujan yang telah sangat membantu kami melakukan upaya pemadaman total. Sedangkan jarak pandang berada pada angka 4 km," ujarnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan H Asril MKes melalui Kabid Pelayanan kesehatan (Yankes) drg Erlinda mengatakan, hingga saat ini jumlah total penyakit akibat kabut asap periode 1-16 Agustus berjumlah sebanyak 1.500 kasus. Jumlah tersebut merupakan total dari 5 penyakit akibat kabut asap dengan penyakit tertinggi yakni ISPA dengan total sebanyak 1.058 kasus.
"Meski masih terjadi penambahan jumlah penderita akibat kabut asap, namun penambahan tersebut telah mulai menurun cukup signifikan setelah turunnya hujan," ujar Erlinda.
>>Berita selengkapnya baca Riau Pos hari ini.
Laporan : Tim Riaupos.co
Editor : Rinaldi