Senin, 26 Mei 2025

PP Garap Proyek Smelter Feronikel

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — PT PP (Persero) Tbk memulai pembangunan smelter feronikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara, milik PT Ceria Nugraha Indotama (PT CNI). Fasilitas smelter dengan investasi Rp 14,5 triliun itu akan beroperasi pada Desember 2021.

Direktur Operasi 3 PT PP Abdul Haris Tatang mengungkapkan, perseroan sebagai kontraktor akan bertanggung jawab dalam penyelesaian proyek yang bekerja sama dengan partner konsorsium ENFI (BUMN Cina) itu.

’’Dengan berbagai pengalaman mengerjakan proyek-proyek pembangkit serta minyak dan gas, saat ini perseroan mulai terjun ke area industri proses pengolahan mineral,” ujarnya Sabtu (15/6).

Proyek smelter feronikel yang berlokasi di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, tersebut akan menelan investasi Rp4 triliun untuk tahap 1. Dilanjutkan tahap berikutnya dengan nilai total investasi Rp14,5 triliun.

Baca Juga:  9 Jamaah Riau Wafat di Arab Saudi

Pabrik smelter yang memiliki total kapasitas 4 x 72 MVA itu ditargetkan dapat beroperasi pada 2021 dan akan memproduksi sekitar 229.000 ton feronikel (FeNi) setiap tahunnya dengan kadar nikel 22–24 persen.

Kebutuhan listrik untuk operasional smelter diperkirakan mencapai 350 mw. Pembangunan smelter feronikel ini merupakan upaya PT CNI selaku perusahaan dalam negeri untuk membantu meningkatkan devisa negara di sektor minerba. Selain itu, dengan beroperasinya pabrik smelter ini, penyerapan tenaga kerja di masyarakat sekitar dipastikan dapat membantu meningkatkan perekonomian.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, groundbreaking smelter tersebut juga menjadi komitmen pemerintah untuk terus mendorong pelaku usaha pertambangan dalam mendukung upaya percepatan hilirisasi di sektor pertambangan. ’’Inilah yang kita inginkan (pembangunan smelter), agar bisa menghasilkan efek nilai tambah yang lebih besar dari sekadar menjual raw material,’’ tutur Arcandra.

Baca Juga:  BREAKING NEWS: Mudik Lokal di Riau Dilarang

Kementerian ESDM akan melakukan pengawasan kemajuan pembangunan secara berkala setiap enam bulan dan juga ketersediaan cadangan biji nikel untuk operasional fasilitas pemurnian.(vir/c17/oki)

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — PT PP (Persero) Tbk memulai pembangunan smelter feronikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara, milik PT Ceria Nugraha Indotama (PT CNI). Fasilitas smelter dengan investasi Rp 14,5 triliun itu akan beroperasi pada Desember 2021.

Direktur Operasi 3 PT PP Abdul Haris Tatang mengungkapkan, perseroan sebagai kontraktor akan bertanggung jawab dalam penyelesaian proyek yang bekerja sama dengan partner konsorsium ENFI (BUMN Cina) itu.

’’Dengan berbagai pengalaman mengerjakan proyek-proyek pembangkit serta minyak dan gas, saat ini perseroan mulai terjun ke area industri proses pengolahan mineral,” ujarnya Sabtu (15/6).

Proyek smelter feronikel yang berlokasi di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, tersebut akan menelan investasi Rp4 triliun untuk tahap 1. Dilanjutkan tahap berikutnya dengan nilai total investasi Rp14,5 triliun.

Baca Juga:  Kembali Meningkat, Kasus Positif Baru di Riau Bertambah 117 Orang

Pabrik smelter yang memiliki total kapasitas 4 x 72 MVA itu ditargetkan dapat beroperasi pada 2021 dan akan memproduksi sekitar 229.000 ton feronikel (FeNi) setiap tahunnya dengan kadar nikel 22–24 persen.

Kebutuhan listrik untuk operasional smelter diperkirakan mencapai 350 mw. Pembangunan smelter feronikel ini merupakan upaya PT CNI selaku perusahaan dalam negeri untuk membantu meningkatkan devisa negara di sektor minerba. Selain itu, dengan beroperasinya pabrik smelter ini, penyerapan tenaga kerja di masyarakat sekitar dipastikan dapat membantu meningkatkan perekonomian.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, groundbreaking smelter tersebut juga menjadi komitmen pemerintah untuk terus mendorong pelaku usaha pertambangan dalam mendukung upaya percepatan hilirisasi di sektor pertambangan. ’’Inilah yang kita inginkan (pembangunan smelter), agar bisa menghasilkan efek nilai tambah yang lebih besar dari sekadar menjual raw material,’’ tutur Arcandra.

Baca Juga:  Gas Bumi PGN Mulai Layani Industri Garam di Madura

Kementerian ESDM akan melakukan pengawasan kemajuan pembangunan secara berkala setiap enam bulan dan juga ketersediaan cadangan biji nikel untuk operasional fasilitas pemurnian.(vir/c17/oki)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — PT PP (Persero) Tbk memulai pembangunan smelter feronikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara, milik PT Ceria Nugraha Indotama (PT CNI). Fasilitas smelter dengan investasi Rp 14,5 triliun itu akan beroperasi pada Desember 2021.

Direktur Operasi 3 PT PP Abdul Haris Tatang mengungkapkan, perseroan sebagai kontraktor akan bertanggung jawab dalam penyelesaian proyek yang bekerja sama dengan partner konsorsium ENFI (BUMN Cina) itu.

’’Dengan berbagai pengalaman mengerjakan proyek-proyek pembangkit serta minyak dan gas, saat ini perseroan mulai terjun ke area industri proses pengolahan mineral,” ujarnya Sabtu (15/6).

Proyek smelter feronikel yang berlokasi di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, tersebut akan menelan investasi Rp4 triliun untuk tahap 1. Dilanjutkan tahap berikutnya dengan nilai total investasi Rp14,5 triliun.

Baca Juga:  Kembali Meningkat, Kasus Positif Baru di Riau Bertambah 117 Orang

Pabrik smelter yang memiliki total kapasitas 4 x 72 MVA itu ditargetkan dapat beroperasi pada 2021 dan akan memproduksi sekitar 229.000 ton feronikel (FeNi) setiap tahunnya dengan kadar nikel 22–24 persen.

Kebutuhan listrik untuk operasional smelter diperkirakan mencapai 350 mw. Pembangunan smelter feronikel ini merupakan upaya PT CNI selaku perusahaan dalam negeri untuk membantu meningkatkan devisa negara di sektor minerba. Selain itu, dengan beroperasinya pabrik smelter ini, penyerapan tenaga kerja di masyarakat sekitar dipastikan dapat membantu meningkatkan perekonomian.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, groundbreaking smelter tersebut juga menjadi komitmen pemerintah untuk terus mendorong pelaku usaha pertambangan dalam mendukung upaya percepatan hilirisasi di sektor pertambangan. ’’Inilah yang kita inginkan (pembangunan smelter), agar bisa menghasilkan efek nilai tambah yang lebih besar dari sekadar menjual raw material,’’ tutur Arcandra.

Baca Juga:  BREAKING NEWS: Mudik Lokal di Riau Dilarang

Kementerian ESDM akan melakukan pengawasan kemajuan pembangunan secara berkala setiap enam bulan dan juga ketersediaan cadangan biji nikel untuk operasional fasilitas pemurnian.(vir/c17/oki)

 

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari