BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Guna mengantisipasi masuknya penyakit menular cacar monyet (monkeypox) dari Singapura, Kamis (16/5), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bengkalis menggelar rapat koordinasi (Rakor) lintas sektoral.
Dijelaskan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Alwizar selaku pimpinan rapat, Rakor itu membahas antisipasi masuknya monkeypox melalui pintu masuk Kabupaten Bengkalis, yaitu Pelabuhan Domestik Bandar Laksamana, Pelabuhan Internasional Bandar Sri Setia Raja Selat Baru dan Pelabuhan Kargo UP II Pertamina Sei Pakning.
“Sebagai langkah antisipatif, Dinkes Bengkalis telah menjalin kerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), khususnya di Pelabuhan Internasional Bandar Sri Setia Raja, Selatbaru Kecamatan Bantan,” ungkapnya.
Alwizar menjelaskan, kerja sama itu dilakukan karena KKP memiliki alat pengukur suhu tubuh (thermoscanner). Bila penderitanya berjalan melewati alat itu, maka secara otomatis akan terdeteksi, sehingga petugas akan langsung memeriksanya secara klinis.
“Kalau memang benar, maka pasien akan langsung dirujuk ke RSUD untuk diberi perawatan medis dan isolasi penderita sampai sembuh,” jelasnya.
Diakui Alwizar, memang sampai hari ini belum ditemukan kasus penderita monkeypox dari Batam maupun Bengkalis. Karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat terutama yang hendak melakukan perjalanan ke Batam atau Singapura, agar sedapat mungkin menjauhi sumber penyebarannya.
Seperti diketahui, penyakit yang disebakan virus monkeypox itu terdapat pada hewan primata, seperti monyet, lutung, orang utan, kedih dan sejenisnya. Monkeypox mirip sekali dengan penyakit ruam lain. Gejalanya adalah demam, sakit, pembengkakan kelenjar getah bening, serta ruam kulit.
“Pencegahan penularan virus monkeypox juga bisa dengan cara menghindari kontak langsung dengan tikus dan primata,” ujar pria yang akrab disapa Awi tersebut mengakhiri.(evi)