Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Produksi D-100, Pertamina Harus Gunakan Bahan Baku dari Riau

DUMAI (RIAUPOS.CO) — PT Pertamina (Persero)  sukses mengolah Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO) 100 persen yang menghasilkan produk Green Diesel (D-100) mencapai 1.000 barel per hari di fasilitas existing Kilang Dumai. Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita saat mengunjungi Pertamina RU II Dumai, Rabu (15/7). Pada kesempatan itu menteri dari Partai Golkar itu juga menerima contoh produk D-100 dari Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.

Menteri Perindustrian mengatakan program ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengawal implementasi Program Bahan Bakar Nabati (BBN) dalam rangka mengoptimalkan sumber daya alam yang berlimpah di Indonesia, khususnya kelapa sawit, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan para petani.  "Pemerintah sangat optimis program ini akan sukses sehingga bisa menekan impor minyak mentah di Indonesia," tuturnya.

Untuk itu dia mengucapkan selamat kepada rekan-rekan di Pertamina. Khususnya di Kilang Dumai yang telah membuktikan bahwa Indonesia mampu.  

"Keberanian yang diambil Pertamina ini luar biasa. Prosesnya sejak tahun 2019 sampai hari ini juga sangat cepat. Kita sama-sama bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan anak negeri dan pemerintah akan selalu mengawal Pertamina," ucapnya.

Baca Juga:  Berikut Lokasi Terdampak Pemeliharaan Jaringan PLN UP3 Pekanbaru

RBDPO adalah minyak kelapa sawit atau CPO yang telah diproses lebih lanjut sehingga hilang getah, impurities dan baunya. Uji coba pengolahan produksi yang dilakukan pada 2-9 Juli 2020 tersebut merupakan uji coba ketiga setelah sebelumnya melakukan uji coba mengolah RBDPO melalui co-processing hingga 7.5% dan 12,5%. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati juga menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah kepada Pertamina untuk mewujudkan produk bahan bakar dengan menyerap bahan baku dalam negeri, dalam rangka mewujudkan kedaulatan dan ketahanan energi nasional.   

"Terima kasih kepada pemerintah dan seluruh pihak terkait atas dukungan penuhnya kepada Pertamina. Dari uji coba ini menunjukkan bahwa dari sisi kilang dan katalis kita sudah siap, selanjutnya kita perlu memikirkan agar sisi keekonomiannya juga dapat tercapai," kata Nicke.

Menurut Nicke, hadirnya inovasi yang menghasilkan produk green energy tersebut telah menjawab tantangan energi yang lebih ramah lingkungan sekaligus tantangan penyerapan minyak sawit yang saat ini produksinya mencapai angka 42 hingga 46 Juta Metric Ton dengan serapannya sebagai FAME (Fatty Acid Methyl Ester) sekitar 11.5 %. Pada saat yang bersamaan,di kilang Plaju, Pertamina juga akan membangun unit green diesel dengan kapasitas produksi sebesar 20.000 barel per hari.

Baca Juga:  Riau Bertambah 188 Pasien Positif, 11 Meninggal dan 325 Sembuh

"Hal ini membuktikan bahwa secara kompetensi dan kapabilitas Pertamina pada khususnya dan anak negeri pada umumnya memliki kemampuan dan daya saing dalam menciptakan inovasi, terbukti bahwa kita mampu memproduksi bahan bakar reneawable yang pertama di Indonesia dan  hasilnya tidak kalah dengan perusahaan  kelas dunia," tambahnya.

Pengolahan RBDPO menjadi D-100 di kilang Dumai, lanjutnya, dapat direaksikan dengan bantuan katalis dan gas hidrogen.  "Katalis yang digunakan adalah Katalis Merah Putih yang produksi putra putri terbaik bangsa di Pertamina Research and Technology Centre bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung," tutupnya.(hsb)

DUMAI (RIAUPOS.CO) — PT Pertamina (Persero)  sukses mengolah Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO) 100 persen yang menghasilkan produk Green Diesel (D-100) mencapai 1.000 barel per hari di fasilitas existing Kilang Dumai. Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita saat mengunjungi Pertamina RU II Dumai, Rabu (15/7). Pada kesempatan itu menteri dari Partai Golkar itu juga menerima contoh produk D-100 dari Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.

Menteri Perindustrian mengatakan program ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengawal implementasi Program Bahan Bakar Nabati (BBN) dalam rangka mengoptimalkan sumber daya alam yang berlimpah di Indonesia, khususnya kelapa sawit, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan para petani.  "Pemerintah sangat optimis program ini akan sukses sehingga bisa menekan impor minyak mentah di Indonesia," tuturnya.

- Advertisement -

Untuk itu dia mengucapkan selamat kepada rekan-rekan di Pertamina. Khususnya di Kilang Dumai yang telah membuktikan bahwa Indonesia mampu.  

"Keberanian yang diambil Pertamina ini luar biasa. Prosesnya sejak tahun 2019 sampai hari ini juga sangat cepat. Kita sama-sama bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan anak negeri dan pemerintah akan selalu mengawal Pertamina," ucapnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Meledak Lagi, Hari Ini 107 Pasien Positif, Total 2.031 Kasus di Riau

RBDPO adalah minyak kelapa sawit atau CPO yang telah diproses lebih lanjut sehingga hilang getah, impurities dan baunya. Uji coba pengolahan produksi yang dilakukan pada 2-9 Juli 2020 tersebut merupakan uji coba ketiga setelah sebelumnya melakukan uji coba mengolah RBDPO melalui co-processing hingga 7.5% dan 12,5%. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati juga menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah kepada Pertamina untuk mewujudkan produk bahan bakar dengan menyerap bahan baku dalam negeri, dalam rangka mewujudkan kedaulatan dan ketahanan energi nasional.   

"Terima kasih kepada pemerintah dan seluruh pihak terkait atas dukungan penuhnya kepada Pertamina. Dari uji coba ini menunjukkan bahwa dari sisi kilang dan katalis kita sudah siap, selanjutnya kita perlu memikirkan agar sisi keekonomiannya juga dapat tercapai," kata Nicke.

Menurut Nicke, hadirnya inovasi yang menghasilkan produk green energy tersebut telah menjawab tantangan energi yang lebih ramah lingkungan sekaligus tantangan penyerapan minyak sawit yang saat ini produksinya mencapai angka 42 hingga 46 Juta Metric Ton dengan serapannya sebagai FAME (Fatty Acid Methyl Ester) sekitar 11.5 %. Pada saat yang bersamaan,di kilang Plaju, Pertamina juga akan membangun unit green diesel dengan kapasitas produksi sebesar 20.000 barel per hari.

Baca Juga:  DLH Ambil Sampel Limbah

"Hal ini membuktikan bahwa secara kompetensi dan kapabilitas Pertamina pada khususnya dan anak negeri pada umumnya memliki kemampuan dan daya saing dalam menciptakan inovasi, terbukti bahwa kita mampu memproduksi bahan bakar reneawable yang pertama di Indonesia dan  hasilnya tidak kalah dengan perusahaan  kelas dunia," tambahnya.

Pengolahan RBDPO menjadi D-100 di kilang Dumai, lanjutnya, dapat direaksikan dengan bantuan katalis dan gas hidrogen.  "Katalis yang digunakan adalah Katalis Merah Putih yang produksi putra putri terbaik bangsa di Pertamina Research and Technology Centre bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung," tutupnya.(hsb)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari