Kamis, 19 September 2024

Kasus Positif Harian Bertambah 311 Orang

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Penambahan pasien positif Covid-19 harian di Riau masih tercatat tinggi. Kemarin (15/6), pasien positif bertambah 311 orang. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, dengan penambahan itu, total penderita Covid-19 di Riau 66.194 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 518 orang. Sehingga total 60.770 orang yang sudah sembuh," ujar Mimi.

Untuk kabar dukanya, ujar Mimi, terdapat lima pasien yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau menjadi 1.777 orang. Dari total pasien positif yang masih menjalani perawatan di rumah sakit 588 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri 3.059 orang.

"Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri sebanyak 3.647 orang," ujarnya.

- Advertisement -

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 4.570 orang dan yang isolasi di rumah sakit 164 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 90.618 meninggal 309 orang.

"Untuk informasi lainnya, sampai saat ini laboratorium biomolekuker RSUD Arifin Achmad sudah memeriksa 354.251 sampel swab pasien," ujarnya.

- Advertisement -

Mimi juga berpesan, dengan terus bertambahnya pasien positif Covid-19 di Riau, pihaknya mengajak masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.

"Mari kita sama-sama menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak, dan menggunakan masker," ajaknya.

Perlindungan Nakes dan Pasien Harus Sejalan
Hingga kemarin lonjakan kasus Covid-19 masih signifikan. Kasus terkonfirmasi secara nasional naik 8.161 orang. Forkopimda DKI Jakarta sempat dipanggil ke Istana Negara. Di sisi lain, Satgas Penanganan Covid-19 menyoroti hubungan pemda dengan fasilitas kesehatan yang harus terus berkoordinasi.

Di RSD Wisma Atlet Kemayoran terkonfirmasi ada 5.453 orang yang menjalani rawat inap. Jumlah tersebut bertambah 425 dari sebelumnya. Sementara di RSD Wisma Atlet Pademangan ada 3.326 orang yang dirawat. Jumlah ini berkurang dari sebelumnya 3758 orang yang dirawat. Sementara di hotel-hotel yang disediakan untuk karantina di Jakarta ada 3.673 orang yang diisolasi.

Kemarin (15/6), Gubernur DKI, DPRD, Kapolda, Pangdam Jaya, dan Walikota di Jakarta dipanggil ke Istana Negara. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi seusai dipanggil oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara menyatakan bahwa pihaknya mendapatkan arahan terkait meningkatnya kasus Covid-19 di DKI Jakarta. "Beliau minta pada pemda (untuk memberikan perhatian) karena masuknya virus dari India," ujarnya.

Baca Juga:  PKM Level 3, Kegiatan Sempena HPN dan HUT Ke-76 PWI Diundur Maret

Jokowi mengimbau permasalahan ini bukan terkait klaster perkantoran saj. Sebab masyarakat Jakarta rata-rata sudah patuh menggunakan masker.

"Presiden minta segera vaksinasi karena daerah padat," katanya.

Presiden juga meminta agar Forkompida DKI Jakarta sering berada di lapangan. Ini untuk memantau protokol kesehatan maupun vaksinasi. Dia juga menyatakan adanya peningkatan pasien yang ke Wisma Atlet sudah diantisipasi oleh pemda. Mereka telah menyiapkan tempat baru.

Pada kesempatan lain Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan lonjakan kasus di berbagai daerah harus disikapi serius. Salah satunya penyediaan fasilitas kesehatan. Menurut Wiku, RS maupun puskesmas sudah seharusnya siap kapan saja menangani Covid-19.  "Menurut CDC, kunci utama mempersiapan operasional fasilitas kesehatan yang baik ialah melakukan perlindungan kepada tenaga kesehatan dan pasien secara paralel," bebernya.

Dia menyebutkan ada berbagai upaya perlindungan yang bisa dilakukan. Yakni, vaksinasi, skrining pasien dan pengunjung, menggunakan APD yang layak, dan mendorong pegawai yang bergejala mirip  Covid-19 diperbolehkan cuti. Sedangkan perlindungan untuk pasien antara lain memberikan pelayanan sesuai pedoman. Selanjutnya adalah pemisahan pasien Covid-19 sesuai tingkat gejala, vaksinasi, dan memanfaatkan layanan rawat jalan atau layanan jarak jauh.

Wiku menjelaskan upaya tersebut akan berjalan baik jika ada kerja sama antara pemda dengan fasilitas kesehatan. "Jika ada kendala segera komunikasikan dengan pemerintah pusat agar dicarikan jalan keluarnya," ungkapnya.

Terkait varian baru jenis delta atau b1617.2 yang sudah diketahui ada di DKI Jakarta, Kudus, dan Bangkalan, Wiku menegaskan bahwa pemerintah sudah memberikan atensi. Yakni dengan melakukan whole genom squancing. Dia mengakui bahwa hal itu belum dilakukan secara menyeluruh di Indonesia.

Wiku menuturkan bahwa dengan keterbatasan ini pemerintah belum mengetahui asal dari virus dan menyebar ke mana. Jika sampel yang dikumpulkan lebih banyak maka akan diketahui asal dan penyebaran varian baru tersebut dengan pasti. "Virus pasti akan mutasi jika penularannya terus terjadi," katanya.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta tracing atau pelacakan kasus Covid-19 ditingkatkan. Dia mengungkapkan saat ini kemampuan tracing yang dilakukan masih rendah. Yaitu hanya satu sampai sepuluh orang yang di-tracing untuk setiap satu kasus positif Covid-19.

Ma’ruf ingin kapasitas tracing tersebut ditingkatkan. ’’Tracing ditingkatkan sesuai target WHO,’’ katanya saat meninjau kegiatan vaksinasi di Kota Tangerang Selatan kemarin (15/6). Acuan dari WHO tersebut adalah, tracing dilakukan sampai 30 orang untuk satu kasus positif Covid-19.

Baca Juga:  Keselamatan Terjaga, Ekonomi Akan Bangkit

Dia menjelaskan kapasitas tracing yang maksimal tersebut perlu untuk diwujudkan. Supaya bisa mengetahui seberapa tinggi penularan Covid-19 di masyarakatan. Meningkatkan kapasitas tracing tersebut juga harus diikuti dengan antisipasi ruang isolasi oleh pemerintah pusat maupun pemda.

Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan pemerintah pusat dan pemda serta seluruh pihak terkait harus terus memantau pelaksanaan PPKM di daerah masing-masing.

Menurut dia kedisiplinan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan (prokes) harus terus ditingkatkan. ’’Pertama, soal penggunaan masker. Di pinggiran masih banyak yang tidak pakai masker,’’ kata Ma’ruf.

Ma’ruf juga mengingatkan pemda untuk berperan aktif dalam percepatan vaksinasi Covid-19. Sehingga bisa memenuhi target satu juta suntikan setiap harinya. Dia mengatakan Kemenkes sudah menyiapkan dosis vaksin. Sehingga tidak ada lagi alasan kurang pasokan vaksin maupun ketersediaan tenaga vaksinator.

Sementara itu kalangan tenaga medis juga menyampaikan dukungan terhadap upaya vaksinasi Covid-19 yang dijalankan pemerintah. Diantaranya disampaikan dokter spesialis penyakit dalam dari Siloam Hospitals Lippo Village dr Sandra Sinthya Langow Sp.PD. Menurutnya vaksinasi untuk masyarakat usia 18 tahun ke atas dapat mengurangi resiko gejala berat sampai kematian.

Sandra menegaskan vaksinasi untuk kelompok pemuda atau 18 tahun ke atas perlu didukung masyarakat luas. Masyarakat bisa ikut dalam program vaksinasi pemerintah maupun vaksinasi Gotong Royong. Sehingga Indonesia bisa cepat mengejar target kekebalan kelompok atau herd immunity.

Dia menjelaskan vaksinasi Covid-19 untuk usia lebih dari 18 tahun memiliki sejumlah manfaat. ’’Di antaranya terbukti vaksin mampu mengurangi gejala berat apabila yang bersangkutan terpapar Covid-19,’’ kata Sandra.

Manfaat berikutnya adalah risiko kematian akibat Covid-19 untuk masyarakat yang sudah menerima vaksinasi lebih rendah. Kemudian vaksinasi Covid-19 juga mampu menghambat kemampuan virus Corona untuk bermutasi. Kemampuan bermutasi pada virus adalah upaya untuk bertahan hidup.

Menurut Sandra, seseorang dapat menjadi kebal dengan cara pulih dari infeksi sebelumnya atau melalui vaksinasi. ’’Vaksin melatih sistem kekebalan tubuh untuk membuat protein melawan penyakit. Atau yang dikenal sebagai antibodi,’’ jelasnya. Vaksin bekerja tanpa membuat seorang menjadi sakit dan terinfeksi suatu virus.

Untuk bisa mencapai kekebalan kelompok, sebagian besar populasi masyarakat perlu divaksinasi. Baik itu melalui vaksinasi yang dijalankan pemerintah maupun vaksinasi Covid-19 Gotong Royong. ’’Hal yang paling efisien adalah vaksinasi Covid-19 pada kelompok anak muda dengan rentang usia 18 tahun ke atas,’’ jelasnya.(sol/lyn/wan/jpg)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Penambahan pasien positif Covid-19 harian di Riau masih tercatat tinggi. Kemarin (15/6), pasien positif bertambah 311 orang. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, dengan penambahan itu, total penderita Covid-19 di Riau 66.194 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 518 orang. Sehingga total 60.770 orang yang sudah sembuh," ujar Mimi.

Untuk kabar dukanya, ujar Mimi, terdapat lima pasien yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau menjadi 1.777 orang. Dari total pasien positif yang masih menjalani perawatan di rumah sakit 588 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri 3.059 orang.

"Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri sebanyak 3.647 orang," ujarnya.

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 4.570 orang dan yang isolasi di rumah sakit 164 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 90.618 meninggal 309 orang.

"Untuk informasi lainnya, sampai saat ini laboratorium biomolekuker RSUD Arifin Achmad sudah memeriksa 354.251 sampel swab pasien," ujarnya.

Mimi juga berpesan, dengan terus bertambahnya pasien positif Covid-19 di Riau, pihaknya mengajak masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.

"Mari kita sama-sama menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak, dan menggunakan masker," ajaknya.

Perlindungan Nakes dan Pasien Harus Sejalan
Hingga kemarin lonjakan kasus Covid-19 masih signifikan. Kasus terkonfirmasi secara nasional naik 8.161 orang. Forkopimda DKI Jakarta sempat dipanggil ke Istana Negara. Di sisi lain, Satgas Penanganan Covid-19 menyoroti hubungan pemda dengan fasilitas kesehatan yang harus terus berkoordinasi.

Di RSD Wisma Atlet Kemayoran terkonfirmasi ada 5.453 orang yang menjalani rawat inap. Jumlah tersebut bertambah 425 dari sebelumnya. Sementara di RSD Wisma Atlet Pademangan ada 3.326 orang yang dirawat. Jumlah ini berkurang dari sebelumnya 3758 orang yang dirawat. Sementara di hotel-hotel yang disediakan untuk karantina di Jakarta ada 3.673 orang yang diisolasi.

Kemarin (15/6), Gubernur DKI, DPRD, Kapolda, Pangdam Jaya, dan Walikota di Jakarta dipanggil ke Istana Negara. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi seusai dipanggil oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara menyatakan bahwa pihaknya mendapatkan arahan terkait meningkatnya kasus Covid-19 di DKI Jakarta. "Beliau minta pada pemda (untuk memberikan perhatian) karena masuknya virus dari India," ujarnya.

Baca Juga:  Keselamatan Terjaga, Ekonomi Akan Bangkit

Jokowi mengimbau permasalahan ini bukan terkait klaster perkantoran saj. Sebab masyarakat Jakarta rata-rata sudah patuh menggunakan masker.

"Presiden minta segera vaksinasi karena daerah padat," katanya.

Presiden juga meminta agar Forkompida DKI Jakarta sering berada di lapangan. Ini untuk memantau protokol kesehatan maupun vaksinasi. Dia juga menyatakan adanya peningkatan pasien yang ke Wisma Atlet sudah diantisipasi oleh pemda. Mereka telah menyiapkan tempat baru.

Pada kesempatan lain Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan lonjakan kasus di berbagai daerah harus disikapi serius. Salah satunya penyediaan fasilitas kesehatan. Menurut Wiku, RS maupun puskesmas sudah seharusnya siap kapan saja menangani Covid-19.  "Menurut CDC, kunci utama mempersiapan operasional fasilitas kesehatan yang baik ialah melakukan perlindungan kepada tenaga kesehatan dan pasien secara paralel," bebernya.

Dia menyebutkan ada berbagai upaya perlindungan yang bisa dilakukan. Yakni, vaksinasi, skrining pasien dan pengunjung, menggunakan APD yang layak, dan mendorong pegawai yang bergejala mirip  Covid-19 diperbolehkan cuti. Sedangkan perlindungan untuk pasien antara lain memberikan pelayanan sesuai pedoman. Selanjutnya adalah pemisahan pasien Covid-19 sesuai tingkat gejala, vaksinasi, dan memanfaatkan layanan rawat jalan atau layanan jarak jauh.

Wiku menjelaskan upaya tersebut akan berjalan baik jika ada kerja sama antara pemda dengan fasilitas kesehatan. "Jika ada kendala segera komunikasikan dengan pemerintah pusat agar dicarikan jalan keluarnya," ungkapnya.

Terkait varian baru jenis delta atau b1617.2 yang sudah diketahui ada di DKI Jakarta, Kudus, dan Bangkalan, Wiku menegaskan bahwa pemerintah sudah memberikan atensi. Yakni dengan melakukan whole genom squancing. Dia mengakui bahwa hal itu belum dilakukan secara menyeluruh di Indonesia.

Wiku menuturkan bahwa dengan keterbatasan ini pemerintah belum mengetahui asal dari virus dan menyebar ke mana. Jika sampel yang dikumpulkan lebih banyak maka akan diketahui asal dan penyebaran varian baru tersebut dengan pasti. "Virus pasti akan mutasi jika penularannya terus terjadi," katanya.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta tracing atau pelacakan kasus Covid-19 ditingkatkan. Dia mengungkapkan saat ini kemampuan tracing yang dilakukan masih rendah. Yaitu hanya satu sampai sepuluh orang yang di-tracing untuk setiap satu kasus positif Covid-19.

Ma’ruf ingin kapasitas tracing tersebut ditingkatkan. ’’Tracing ditingkatkan sesuai target WHO,’’ katanya saat meninjau kegiatan vaksinasi di Kota Tangerang Selatan kemarin (15/6). Acuan dari WHO tersebut adalah, tracing dilakukan sampai 30 orang untuk satu kasus positif Covid-19.

Baca Juga:  PKM Level 3, Kegiatan Sempena HPN dan HUT Ke-76 PWI Diundur Maret

Dia menjelaskan kapasitas tracing yang maksimal tersebut perlu untuk diwujudkan. Supaya bisa mengetahui seberapa tinggi penularan Covid-19 di masyarakatan. Meningkatkan kapasitas tracing tersebut juga harus diikuti dengan antisipasi ruang isolasi oleh pemerintah pusat maupun pemda.

Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan pemerintah pusat dan pemda serta seluruh pihak terkait harus terus memantau pelaksanaan PPKM di daerah masing-masing.

Menurut dia kedisiplinan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan (prokes) harus terus ditingkatkan. ’’Pertama, soal penggunaan masker. Di pinggiran masih banyak yang tidak pakai masker,’’ kata Ma’ruf.

Ma’ruf juga mengingatkan pemda untuk berperan aktif dalam percepatan vaksinasi Covid-19. Sehingga bisa memenuhi target satu juta suntikan setiap harinya. Dia mengatakan Kemenkes sudah menyiapkan dosis vaksin. Sehingga tidak ada lagi alasan kurang pasokan vaksin maupun ketersediaan tenaga vaksinator.

Sementara itu kalangan tenaga medis juga menyampaikan dukungan terhadap upaya vaksinasi Covid-19 yang dijalankan pemerintah. Diantaranya disampaikan dokter spesialis penyakit dalam dari Siloam Hospitals Lippo Village dr Sandra Sinthya Langow Sp.PD. Menurutnya vaksinasi untuk masyarakat usia 18 tahun ke atas dapat mengurangi resiko gejala berat sampai kematian.

Sandra menegaskan vaksinasi untuk kelompok pemuda atau 18 tahun ke atas perlu didukung masyarakat luas. Masyarakat bisa ikut dalam program vaksinasi pemerintah maupun vaksinasi Gotong Royong. Sehingga Indonesia bisa cepat mengejar target kekebalan kelompok atau herd immunity.

Dia menjelaskan vaksinasi Covid-19 untuk usia lebih dari 18 tahun memiliki sejumlah manfaat. ’’Di antaranya terbukti vaksin mampu mengurangi gejala berat apabila yang bersangkutan terpapar Covid-19,’’ kata Sandra.

Manfaat berikutnya adalah risiko kematian akibat Covid-19 untuk masyarakat yang sudah menerima vaksinasi lebih rendah. Kemudian vaksinasi Covid-19 juga mampu menghambat kemampuan virus Corona untuk bermutasi. Kemampuan bermutasi pada virus adalah upaya untuk bertahan hidup.

Menurut Sandra, seseorang dapat menjadi kebal dengan cara pulih dari infeksi sebelumnya atau melalui vaksinasi. ’’Vaksin melatih sistem kekebalan tubuh untuk membuat protein melawan penyakit. Atau yang dikenal sebagai antibodi,’’ jelasnya. Vaksin bekerja tanpa membuat seorang menjadi sakit dan terinfeksi suatu virus.

Untuk bisa mencapai kekebalan kelompok, sebagian besar populasi masyarakat perlu divaksinasi. Baik itu melalui vaksinasi yang dijalankan pemerintah maupun vaksinasi Covid-19 Gotong Royong. ’’Hal yang paling efisien adalah vaksinasi Covid-19 pada kelompok anak muda dengan rentang usia 18 tahun ke atas,’’ jelasnya.(sol/lyn/wan/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari